Syair: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
 
== Asal istilah ==
Kata Syair berasal dari [[[bahasa Arab]] ''Syu’ur'' yang berarti perasaan. Kata ''Syu'ur'' berkembang menjadi kata ''Syi'ru'' yang berarti puisi. Dalam perkembangannya syair mengalami perubahan dan modifikasi sehingga syair di desain sesuai dengan keadaan dan situasi yang terjadi. Dalam perkembangannya di [[Asia Tenggara]], syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas [[melayu]], tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair di negeri arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas melayu adalah [[Hamzah Fansuri]] dengan karyanya, antara lain Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.<ref>[https://www.konfrontasi.com/content/budaya/penyair-aceh-hamzah-fansuri-dan-syair-syair-sufinya Penyair aceh hamzah fansuri dan Syair syair sufi-nya (Konfrontasi.com)]</ref>
 
Syair dikenal berdasarkan ajaran [[tasawuf]] yang berkembang di [[Nusantara]]. Syair berbahasa Arab yang tercatat paling tua di Nusantara adalah catatan di [[batu nisan]] [[Sultan Malik al-Shaleh]] di [Pasee]], [[Aceh]], tertanggal 1297 M (696/97 MI). Sedangkan syair berbahasa Melayu yang tertua adalah syair di prasasti Minye Tujoh, Aceh, tertulis tahun 1380 M (781/82 AH). Kata syair yang terekam pada batu nisan Sultan Malik al-Saleh:
 
Ini kubur adalah kepunyaan almarhum hamba yang, dihormati, yang diampuni, yang taqwa, yang menjadi penasehat, yang terkenal, yang berleeturunan, yang mulia, yang kuat beribadah, penakluk, yang bergelar dengan Sultan Malik As-Salih (Tanggal wafat, bulan Ramadhan tahun 696 Hijrah / 1297 Masehi).<ref>{{Cite book|last=Zulkhairi|first=Hermansyah &|date=2014|url=https://books.google.co.id/books?id=yRimCAAAQBAJ&pg=PA30&dq=syair+berasal+dari+arab&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjY9tm91sntAhWrH7cAHcFLA3gQ6AEwAXoECAIQAg#v=onepage&q=syair%20berasal%20dari%20arab&f=false|title=Transformasi Syair Jauharat At-Tauhid Di Nusantara|location=Denpasar|publisher=Lhee Sagoe Press|isbn=978-602-1586-16-7|pages=31|language=id|url-status=live}}</ref>
Baris 10:
== Ciri ==
 
* Tiap baitnya terdiri dari empat [[baris]]
*Tiap baris terdiri dari 4-6 [[kata]]
* Tiap baris terdiri dari 8 sampai 14 [[suku kata]]
 
* Tiap baris terdiri dari 8 sampai 14 suku kata
 
* Setiap bait memberi arti sebagai satu kesatuan
 
* Bersajak a-a-a-a
 
* Semua baris adalah isi
* Bahasa berbentuk [[kiasan]]
 
* Bahasa berbentuk kiasan
 
* Syair berisi tentang nasihat atau petuah dan cerita.<ref>{{Cite web|last=Nafisah|first=Sarah|date=13 November 2020|title=Pengertian Syair: Ciri-Ciri, Jenis, dan Perbedaannya dengan Pantun - Semua Halaman - Bobo|url=https://bobo.grid.id/read/082425133/pengertian-syair-ciri-ciri-jenis-dan-perbedaannya-dengan-pantun|website=bobo.grid.id|language=id|access-date=2020-12-13}}</ref>
 
== Fungsi ==
 
* Menjadi unsur penting dalam kegiatan [[kesenian]] dan sebagai wujud [[ekspresi]] [[kebudayaan]] masyarakat.
* Dijadikan sebagai sarana hiburan, karena sering dilantunkan dalam majlis-majlis tertentu secara rutin dan dalam [[upacara]] [[adat]] perkawinan.
* Dijadikan pengiring tarian-tarian[[tari]]an di daerah tertentu.
* Dengan kemerduan syair yang dilantunkan sebuah ajaran, nasihat dan petuah akan memberikan kesan mendalam dan dihayati sebagai suatu kebenaran dalam hati pendengarya.<ref name=":1" />