Sejarah perkeretaapian di Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Pendudukan Jepang[1]: Sunting takarir Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
|||
Baris 181:
=== Perusahaan negara ===
Nama DKA pun diubah menjadi '''''Perusahaan Negara Kereta Api''''' ('''PNKA''') pada tahun
==== KA Bima ====
Baris 188:
=== Perusahaan jawatan ===
Pada tanggal 15 September
Pada tahun [[1981]], PJKA terlibat dalam produksi film berjudul ''[[Kereta Api Terakhir]]'' yang diproduksi oleh [[Produksi Film Negara|Pusat Produksi Film Negara]], dan merupakan film unggulan pada masa itu.<ref>[http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-k017-81-049431_kereta-api-terakhir FilmIndonesia: Kereta Api Terakhir]</ref>
Baris 207:
=== Menjadi perum ===
[[Berkas:ID diesel loco CC 201-05 060327 4217 kta.jpg|jmpl|[[CC201]] 05 (CC201 77 04) semasa berlogo Perumka dan sebelum dimutasi]]
Pada tanggal
==== Semua berubah pada armadanya ====
Baris 220:
}}
Zaman Perumka biasa disebut '''"zaman merah biru"''' karena semua cat lokomotif yang dioperasikan secara komersial diubah menjadi merah dan biru dengan logo Perumka putih di depan dan belakangnya, serta di bawah kaca kabin [[masinis]] tepat di atas [[plat nomor]]nya. Selain itu, cat ''livery'' semua kelas kereta juga diubah, yakni untuk eksekutif dicat biru muda-biru tua, bisnis dicat hijau tua-biru tua, ekonomi dicat merah tua-biru tua, serta kereta pembangkit dan kereta bagasi dicat biru tua polos. Semua kereta memiliki garis putih dengan logo Perumka merah. Pada masa ini, lokomotif diesel elektrik merajai perkeretaapian Indonesia mulai dari kereta api eksekutif, bisnis, ekonomi jarak jauh bahkan kereta barang sekalipun. sedangkan lokomotif diesel hidraulik perlahan mulai tergeser dan menjadi penarik kereta api ekonomi jarak menengah, lokal/dekat, barang maupun tugas [[langsir]] semenjak tenaga diesel hidraulik sudah tidak lagi cukup kuat menarik kereta api jarak jauh dikarenakan faktor suku cadang.
=== Persero ===▼
Pada tahun [[1995]] lahir kereta api eksekutif argo buatan [[PT Inka]] Madiun, yang diberi nama [[kereta api Argo Bromo|Argo Bromo]] dan [[kereta api Argo Gede|Argo Gede]]. Semua kereta eksekutif argo terbaru tersebut dicat putih abu-abu dengan garis biru-biru tua dengan logo PT KAI di kiri dan Departemen Perhubungan di kanan. Selain itu, diimpor pula lokomotif [[CC203|CC 203]] dari pabriknya, GE Transportation langsung. Lokomotif ini memiliki desain yang [[aerodinamika|aerodinamis]].
Akibat hadirnya kereta argo ini, terjadi perubahan skema warna, dengan kereta kelas eksekutif dan bisnis dicat dengan pola yang sama dengan kelas Argo namun dengan warna krem-putih. Pada tahun [[1997]] muncul [[kereta api Argo Bromo Anggrek]] yang dicat warna pink-putih. Sementara itu, kereta ekonomi sebenarnya dicat dengan warna putih-hijau toska, namun pada akhirnya hanya KRL Rheostatik kelas ekonomi dan sebagian KRD yang dicat dengan skema warna tersebut, sementara kereta ekonomi lainnya masih nyaman dengan skema warna merah-biru dari sebelum tahun 1995. Livery yang sudah disebutkan sebelumnya juga ditambah dengan dua garis, salah satunya berwarna biru muda dan satu lagi berwarna biru tua.
▲=== Persero ===
▲Akhirnya, pada tanggal 1 Juni 1999 Perumka secara resmi berubah menjadi '''''PT Kereta Api (Persero''''' ('''PT KA'''). Pada awal [[1990-an]] dan [[2000-an]], PT KA tetap mempertahankan cat merah-biru pada lokomotif-lokomotifnya, kecuali untuk CC 203.
Pada tahun [[2006]] ke atas, CC 201 dan sebagian besar lokomotif lainnya kemudian berganti cat seperti CC 203, yakni putih bergaris biru muda-biru tua. Sementara itu terjadi perubahan pada seluruh rangkaian kereta penumpang mulai dari eksekutif, bisnis, maupun ekonomi, menjadi seperti yang dapat dilihat saat ini. Untuk lokomotif heritage menggunakan ''livery'' PJKA.
|