Parentifikasi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi ''''Pengorangtuaan''', '''pengibubapakan''', atau '''parentifikasi''' ialah proses pembalikan peranan ketika seorang anak wajib bertindak sebagai orang tua bagi orang t...' Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 1:
'''Pengorangtuaan''', '''pengibubapakan''', atau '''parentifikasi''' ({{lang-en|Parentification}}) ialah proses pembalikan peranan ketika seorang anak wajib bertindak sebagai orang tua bagi orang tua atau saudara kandungnya sendiri. Dalam kasus-kasus yang ekstrem, anak digunakan untuk mengisi kehampaan kehidupan emosional [[Parental Alienation|orang tua]] yang mengasingkan diri.<ref>R. A. Gardner et al., ''The International Handbook of Parental Alienation Syndrome'' (2006) p. 200</ref>
Dua jenis pengorangtuaan yang berbeda telah dikenal pasti secara teknis: pengorangtuaan instrumental dan pengorangtuaan emosional. Pengorangtuaan instrumental melibatkan anak menyelesaikan tugas fisik untuk keluarga, seperti merawat kerabat yang sakit, membayar tagihan, atau memberikan bantuan kepada adik-adik yang biasanya akan diberikan oleh orang tua. Pengorangtuaan emosional terjadi ketika seorang anak atau remaja harus mengambil peranan sebagai orang kepercayaan atau pengantara antara orang tua atau anggota keluarga.<ref>Gregory J. Jurkovic, 'Destructive Parentification in Families' in Luciano L'Abate ed., ''Family Psychopathology'' (New York 1998) pp. 237–255</ref>
== Prasejarah ==
Pada tahun 1948, [[Melitta Schmideberg]] menyatakan bagaimana deprivasi emosional dapat menyebabkan para orang tua memperlakukan anak-anak mereka sebagai tokoh orang tua pengganti secara tidak sadar.<ref>Jurkovic, p. 240</ref> "Pemasutrian" (''Spousification'') dan "anak orang tua" ([[Minuchin]]) menawarkan konsep-konsep alternatif yang menjelajahi fenomena yang sama, sementara tema kesinambungan antargenerasi dalam pelanggaran [[batasan pribadi]] seperti itu dikaji lebih lanjut.<ref>Jurkovic, in L'Abate ed., p. 240</ref> [[Eric Berne]] menyinggung tentang bahaya orang tua dan anak-anak yang memiliki hubungan setangkup (simetris), dan bukannya tidak setangkup (asimetris), seperti ketika pasangan yang tidak hadir digantikan oleh anak sulung,<ref>Eric Berne, ''Sex in Human Loving'' (Penguin 1970) p. 249–53</ref> dan [[Virginia Satir]] menulis tentang "perbedaan fungsi-peranan...ketika anak laki-laki berperan sebagai kepala keluarga, biasanya peran ayah".<ref>Virginia Satir, ''Peoplemaking'' (1983) p. 167</ref>
[[Teori hubungan objek]] menyoroti bagaimana [[Diri palsu dan diri sejati|diri palsu]] anak itu muncul ketika dipaksa menjaga objek orang tua secara berlebihan sebelum waktunya;<ref>Adam Phillips, ''On Kissing, Tickling and Being Bored'' (1994) p. 31</ref> dan [[John Bowlby]] melihat apa yang disebutnya "pengasuhan kompulsif" di antara mereka yang [[Gaya kelekatan|terikat]] dengan perasaan cemas, sebagai akibat dari orang tua yang membalikkan hubungan normal dan menekan anak untuk menjaga ikatan kasih sayang bagi mereka.<ref>John Bowlby, ''The Making and Breaking of Affectional Bonds'' (London 1979) p. 137–38</ref>
Semua aspek seperti pola asuh yang terganggu dan terbalik tersebut telah tergambar di bawah payung fenomena pengorangtuaan yang lebih luas – dengan hasilnya (pengkritik menyarankan) bahwa kadang-kadang "ironisnya konsep pengorangtuaan telah...terlalu membebani anak seperti yang sering digambarkannya".<ref>Karpel, quoted by Jurkovic, in L'Abate ed., p. 238</ref>
== Rujukan ==
Baris 13 ⟶ 20:
== Pranala luar ==
{{External links|date=Juni 2017}}
* [http://psychcentral.com/blog/archives/2008/08/15/harming-your-child-by-making-him-your-parent/
* [http://guru.louisville.edu/parentification/ Lisa M. Hooper.
[[Kategori:Penyalahgunaan]]
|