Pribumi-Nusantara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan Hpp1994 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh AABot
Tag: Pengembalian
Pinerineks (bicara | kontrib)
Baris 208:
=== Kanada ===
{{utama|Orang Indonesia di Kanada}}
 
== Hukum ==
Menurut [[s:Instruksi_Presiden_Republik_Indonesia_Nomor_26_Tahun_1998|Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 1998]], istilah pribumi dan non-pribumi dilarang digunakan dalam segala jenjang peraturan pemerintahan di Indonesia. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan persamaan kedudukan di dalam hukum dan pemerintahan, persamaan hak atas pekerjaan dan penghidupan, hak dan kewajiban warga negara, dan perlindungan [[Hak asasi manusia|HAM]], serta memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.<ref>{{Cite web|title=Ulasan lengkap : Dasar Hukum yang Melarang Penggunaan Istilah “Pribumi”|url=https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt59e581d832a82/dasar-hukum-yang-melarang-penggunaan-istilah-pribumi/|website=hukumonline.com/klinik|language=Indonesia|access-date=2020-12-23}}</ref>
 
Istilah pribumi dan non-pribumi sebenarnya tidak pernah disebutkan dalam [[Garis-garis Besar Haluan Negara|GBHN]] dan istilah yang lebih sering digunakan adalah "orang Indonesia asli." Istilah "orang Indonesia asli" pun tidak dijabarkan secara jelas tentang ukuran-ukuran ke-asli-an yang dimaksudkan dalam istilah tersebut.<ref>{{Cite book|date=1997|url=https://books.google.co.id/books?id=kc4qAAAAMAAJ&pg=RA2-PA34&dq=istilah+pribumi&hl=su&sa=X&ved=2ahUKEwiN1qDb1ePtAhXYgtgFHfL2Cj0Q6AEwAXoECAAQAg#v=onepage&q=istilah%20pribumi&f=false|title=Parlementaria: Majalah bulanan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|publisher=Bagian Hubungan Masyarakat DPR-RI,.|language=id}}</ref> Pada amandemen kedua UUD 1945 tahun 2000, kata "orang Indonesia asli" dihapuskan dari Pasal 26 dalam Bab X tentang warga negara dan penduduk.<ref>{{Cite web|title=Isi Perubahan Kedua & Sejarah Amandemen UUD 1945 Tahun 2000|url=https://tirto.id/isi-perubahan-kedua-sejarah-amandemen-uud-1945-tahun-2000-ejFV|website=tirto.id|language=id|access-date=2020-12-23}}</ref> Pada amandemen ketiga UUD 1945 tahun 2001, kata "orang Indonesia asli" dihapuskan dari Pasal 6 tentang presiden dan wakil presiden Indonesia.<ref>{{Cite web|title=Amandemen UUD 1945: Sejarah & Isi Perubahan Ketiga Tahun 2001|url=https://tirto.id/amandemen-uud-1945-sejarah-isi-perubahan-ketiga-tahun-2001-ejHB|website=tirto.id|language=id|access-date=2020-12-23}}</ref> Pada 2016, PPP sempat mengusulkan untuk mengembalikan istilah "orang Indonesia asli", tetapi mendapatkan banyak penolakan dari berbagai partai lain.<ref>{{Cite web|date=2016-10-06|title=Wacana Capres Orang Indonesia Asli Masuk Amandemen UUD, Rumit|url=https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt57f6027bb2a80/wacana-capres-orang-indonesia-asli-masuk-amandemen-uud--rumit|website=hukumonline.com|language=Indonesia|access-date=2020-12-23}}</ref> Hal ini menegaskan bahwa semua WNI di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi presiden tanpa membedakan dari suku mana mereka berasal.<ref>{{Cite web|last=antaranews.com|title=Keturunan Tionghoa jadi Presiden RI?|url=https://www.antaranews.com/berita/560440/keturunan-tionghoa-jadi-presiden-ri|website=Antara News|language=id-ID|access-date=2020-12-23}}</ref>
 
== Lihat pula ==