Ernst Utrecht: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Vysotsky (bicara | kontrib)
1922, https://search.iisg.amsterdam/Record/ARCH01507
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 22:
}}[[Berkas:Baharuddin Lopa.gif|jmpl|Salah satu murid Ernst Utrecht ketika di Makassar, Baharuddin Lopa yang kelak akan menjadi [[Daftar Jaksa Agung Indonesia|Jaksa Agung]] dan [[Daftar Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia|Menteri Hukum dan HAM]] pada [[Kabinet Persatuan Nasional]]. ]]
 
'''Ernst Utrecht''' ([[Surabaya]], 30 Oktober [[1922]] – [[Amsterdam]], 4 September [[1987]]) adalah seorang ilmuwan sekaligus pakar hukum yang juga dikenal sebagai politikus [[Eropa-Indonesia|Indo-Belanda]] yang berhaluan nasionalis. Ia pernah menjadi Anggota Konstituante RI mewakili golongan [[Orang Indo|Indo-Belanda]] dan [[Partai Nasional Indonesia|PNI]]. Salah satu karya akademis yang ia tulis berjudul "Pengantar Dalam Hukum Indonesia" yang ia tulis bersama dengan M.Saleh Djindang.<ref name=":9">{{Cite web|date=2012-03-19|title=Studium Generale Mr. Utrecht di Unhas|url=https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4f66e9aef0793/istudium-generale-i-mr-utrecht-di-unhas/|website=hukumonline.com|language=Indonesia|access-date=2020-12-23}}</ref> Selain itu, Ia juga menulis beberapa karya ilmiah seperti ''Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Pengantar Hukum Tata Usaha Negara Indonesia,'' dan ''Ringkasan Sari Kuliah Hukum Pidana''.<ref name=":9" />
 
== Riwayat Hidup ==
Baris 33:
Setibanya di Indonesia, ia menjadi pengajar di Kursus Dinas C pada [[Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia|Kementerian Dalam Negeri]] di [[Kota Malang|Malang]] di mana ia mengajar mata pelajaran pengantar ilmu hukum dan [[Hukum administrasi negara|hukum administratif]].<ref name=":1">{{Cite journal|last=Manullang|first=Fernando Morganda|date=2015-07-27|title=THE PURPOSE OF LAW, PANCASILA AND LEGALITY ACCORDING TO ERNST UTRECHT: A CRITICAL REFLECTION|url=http://ilrev.ui.ac.id/index.php/home/article/view/141|journal=Indonesia Law Review|language=en|volume=5|issue=2|pages=187–207–207|doi=10.15742/ilrev.v5n2.141|issn=2356-2129}}</ref>
 
Kemudian, ia menjadi dosen tamu di [[Universitas Hasanuddin]], [[Kota Makassar|Makassar, Sulawesi Selatan]] di [[Universitas Hasanuddin]] yang kalapada saat itu merupakan cabang dari [[Universitas Indonesia]] (1954-1956). Kemudian, dari tahun 1956 sampai 1958, ia menjadi dosen kepala Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin yang sudah resmi terbentuk.<ref name=":2">{{Cite book|edition=Cet. 1|title=Melintasi dua zaman : kenangan tentang Indonesia sebelum dan sesudah Kemerdekaan|url=https://www.worldcat.org/oclc/85208715|publisher=Komunitas Bambu|date=2006|location=Depok, Indonesia|isbn=9793731060|oclc=85208715|last=Utrecht, Elien.}}</ref> Konon, ketika aktif mengajar di Makassar, ia termasuk akrab dengan [[Baharuddin Lopa]] yang saat itu masih berstatus sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia cabang Makassar.<ref name=":4">{{Cite web|url=https://www.reqnews.com/memoar/1453/baharuddin-lopa-yang-saya-kenal|title=Baharuddin Lopa Yang Saya Kenal - REQnews.com|date=2019-04-09|website=www.reqnews.com|language=en|access-date=2019-08-27}}</ref> Menurut Djokomoelyo, tampilannya santai dan sering pakai sandal, suka bergurau dengan contoh kasus yang aktual yang mudah dicerna.<ref name=":4" />
 
Sebagai akibat kurangnya tenaga pengajar pada saat itu, Utrecht juga memiliki jadwal mengajar di kota lain dan berperan sebagai pendiri universitas di kota [[Kota Ambon|Ambon]] bersama Yayasan Perguruan Tinggi Maluku (bakal [[Universitas Pattimura]]) dan [[Kota Cirebon|Cirebon]] ([[Universitas Sunan Gunung Jati]]). Dibandingkan memilih menjadi dosen tetap di [[Universitas Indonesia]] [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], ia memilih pindah ke [[Kota Bandung|Bandung]] pada tahun 1957 untuk mengajar di [[Universitas Padjadjaran]]. Selama waktu itulah ia aktif mengajar di berbagai kota seperti [[Kota Makassar|Makassar]], [[Kota Ambon|Ambon]], dan [[Kabupaten Jember|Jember]]. Selain mengajar [[hukum administrasi negara]], di Perguruan Tinggi lain Ia juga mengajar [[hukum pidana]] dan menulis buku hukum pidana yang menjadi buku wajib di fakultas hukum.