Foraminifera: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Anatomi, ekologi, dan metabolisme singkat dari foraminifera
Tag: Mengosongkan sebagian besar isi VisualEditor
Habitat dan sedikit gaya hidup foraminifera serta kegunaan foraminifera di industri minyak bumi.
Baris 82:
 
Sejumlah foram memiliki alga uniseluler sebagai endosimbion, dari berbagai garis keturunan seperti alga hijau, alga merah, alga coklat, diatom, dan dinoflagelata.<ref name=":9" /> Foraminifera miksotrofik ini sangat umum ditemukan di perairan laut yang memiliki kadar nutrisi yang rendah.<ref>{{Cite book|last=Marshall|first=K. C.|date=2013-11-11|url=https://books.google.no/books?id=QvvlBwAAQBAJ&pg=PA22&dq=%22The+symbiont-bearing+foraminifera+are+particularly+common+in+nutrient-poor+oceanic+waters%22&hl=no&sa=X&ved=0ahUKEwj24brB_sviAhXJ4KYKHfuvAB0Q6AEIKTAA#v=onepage&q=%22The%20symbiont-bearing%20foraminifera%20are%20particularly%20common%20in%20nutrient-poor%20oceanic%20waters%22&f=false|title=Advances in Microbial Ecology|publisher=Springer Science & Business Media|isbn=978-1-4684-7612-5|language=en}}</ref> Beberapa foram merupakan [[:en:Kleptoplasty|kleptoplastik]], mempertahankan kloroplas dari alga endosimbion yang tertelan untuk melakukan fotosintesis.<ref>{{Cite journal|last=Bernhard|first=Joan M|last2=Bowser|first2=Samuel S|date=1999-05|title=Benthic foraminifera of dysoxic sediments: chloroplast sequestration and functional morphology|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0012825299000173|journal=Earth-Science Reviews|language=en|volume=46|issue=1-4|pages=149–165|doi=10.1016/S0012-8252(99)00017-3}}</ref>
 
Sebagian besar foraminifera merupakan heterotrof, mengonsumsi organisme lebih kecil dan senyawa organik; beberapa spesies yang lebih kecil merupakan predator dari fitodetritus, sedangkan beberapa yang lain merupakan predator diatom. Beberapa foram bentos membentuk kista khusus untuk makan, dengan menggunakan pseudopodia untuk membentuk kista secara mandiri di dalam sedimen dan partikel organik.<ref name=":1" /> Foraminifera tertentu memangsa hewan kecil seperti [[Copepoda|copepod]] atau cumacean; beberapa foram bahkan memangsa foram lain dengan membuat suatu lubang pada ''test'' dari mangsanya.<ref>{{Cite book|last=Goldstein|first=Susan T.|date=1999|url=http://link.springer.com/10.1007/0-306-48104-9_3|title=Modern Foraminifera|location=Dordrecht|publisher=Springer Netherlands|isbn=978-0-412-82430-2|pages=37–55|language=en|doi=10.1007/0-306-48104-9_3}}</ref> Kelompok Xenophyophores diduga memangsa bakteri dengan ''test'' mereka.<ref>{{Cite journal|last=Laureillard|first=J|last2=Méjanelle|first2=L|last3=Sibuet|first3=M|date=2004|title=Use of lipids to study the trophic ecology of deep-sea xenophyophores|url=http://www.int-res.com/abstracts/meps/v270/p129-140/|journal=Marine Ecology Progress Series|language=en|volume=270|pages=129–140|doi=10.3354/meps270129|issn=0171-8630}}</ref> Umumnya dalam kelompok ini juga terdapat foraminifera yang makan dengan menyaring partikel makanan yang tersuspensi di perairan (''suspension feeding''), dan terdapat beberapa spesies yang mengambil keuntungan dari karbon organik terlarut di perairan.<ref name=":1" />
 
Beberapa spesies foram merupakan [[parasit]], menginfeksi [[Porifera|spons]], moluska, koral, atau foraminifera lain. Strategi parasit dari foraminifera dapat bervariasi; beberapa merupakan ektoparasit, menggunakan pseudopodia untuk mencuri makanan dari inang, sementara beberapa menggali melalui cangkang atau dinding tubuh inangnya untuk mekakan jaringan lunaknya.<ref name=":1" />
 
Foraminifera merupakan mangsa bagi organisme yang berukuran lebih besar, seperti invertebrata, ikan, burung pantai, dan foraminifera lainnya. Telah diduga bahwa pada beberapa kasus predasi, predator dapat lebih tertarik dengan kalsium dari cangkang foram dibandingkan organisme foram sendiri. Beberapa spesies siput akuatik diketahui memangsa foraminifera secara selektif, bahkan seringkali lebih memilih spesies individu.<ref>{{Cite book|last=Culver|first=Stephen J.|last2=Lipps|first2=Jere H.|date=2003|url=http://link.springer.com/10.1007/978-1-4615-0161-9_2|title=Predator—Prey Interactions in the Fossil Record|location=Boston, MA|publisher=Springer US|isbn=978-1-4613-4947-1|editor-last=Kelley|editor-first=Patricia H.|pages=7–32|doi=10.1007/978-1-4615-0161-9_2|editor-last2=Kowalewski|editor-first2=Michał|editor-last3=Hansen|editor-first3=Thor A.}}</ref>
 
Foraminifera bentos tertentu telah ditemukan mampu bertahan hidup pada kondisi tanpa oksigen selama lebih dari 24 jam, mengindikasikan bahwa mereka mampu melakukan respirasi anaerobik selektif. Kondisi ini diinterpretasikan sebagai suatu adaptasi untuk bertahan hidup pada kondisi perubahan kadar oksigen yang berada di dekat antarmuka air-sedimen.<ref>{{Cite journal|last=Moodley|first=L.|last2=Hess|first2=C.|date=1992-08|title=Tolerance of Infaunal Benthic Foraminifera for Low and High Oxygen Concentrations|url=https://www.journals.uchicago.edu/doi/10.2307/1542410|journal=The Biological Bulletin|language=en|volume=183|issue=1|pages=94–98|doi=10.2307/1542410|issn=0006-3185}}</ref>
 
Foraminifera ditemukan di bagian terdalam dari samudra seperti [[Palung Mariana]], termasuk [[Kedalaman Challenger]], bagian terdalam yang diketahui. Pada kedalaman ini, di bawah kedalaman laut di mana laju tersedianya kalsium karbonat lebih lambat dibandingkan laju pelarutannya, sehingga tidak ada kalsium karbonat yang tersedia di kedalaman ini. (''[[:en:Carbonate_compensation_depth|carbonate compensation depth]]),'' sehingga kalsium karbonat pada ''test'' menjadi larut dalam air karena adnaya tekanan yang ekstrim. Foraminifera yang ditemukan di Kedalaman Challenger tidak memiliki karbonat pada ''test'', namun memiliki dua materi organik.<ref>{{Cite journal|last=Gooday|first=A. J.|last2=Todo|first2=Y.|last3=Uematsu|first3=K.|last4=Kitazato|first4=H.|date=2008-07|title=New organic-walled Foraminifera (Protista) from the ocean's deepest point, the Challenger Deep (western Pacific Ocean)|url=http://doi.wiley.com/10.1111/j.1096-3642.2008.00393.x|journal=Zoological Journal of the Linnean Society|language=en|volume=153|issue=3|pages=399–423|doi=10.1111/j.1096-3642.2008.00393.x}}</ref>
 
== Kegunaan ==
[[Industri minyak bumi|Industri minyak]] sangat bergantung pada mikrofosil seperti foram untuk menemukan potensi deposit dari hidrokarbon.<ref>{{Cite book|last=Boardman|first=R.S.|last2=Cheetham|first2=A. H.|last3=Rowell|first3=A.J|date=1987|url=|title=Fossil Invertebrates.|location=|publisher=Wiley|isbn=978-0865423022|pages=|url-status=live}}</ref>
 
Foraminifera berguna sebagai penanda biostratigrafi yang berguna, kumpulan foraminiferal yang hidup juga digunakan sebagai bioindikator di lingkungan pesisir, termasuk indikator kesehatan terumbu kerang. Karena kalsium karbonat bersifat rentan terhadap pelarutan dalam kondisi asam, foraminifera dapat sangat terpengaruh oleh perubahan iklim dan [[Pengasaman samudera|pengasaman laut.]]
 
Foraminifera memiliki banyak kegunaan di [[eksplorasi minyak bumi]] dan digunakan secara rutin untuk menafsirkan umur dan lingkungan terjadinya proses geologi berupa pengendapan batuan (''paleoenvironment'') dari lapisan sedimen di sumur minyak.<ref>{{Cite book|last=Jones|first=R.W.|date=1996|url=|title=Micropalaeontology in petroleum exploration|location=|publisher=Clarendon Press.|isbn=978-0-19-854091-5|pages=|url-status=live}}</ref> Fosil foraminifera yang teraglutinasi terkubur dalam di cekungan sedimen dan dapat digunakan untuk mengestimasi kematangan termal, yang merupakan faktor kunci untuk pembentukan minyak bumi. ''Foraminiferal Colouration Index''<ref>McNeil, D.H.; Issler, D.R.; Snowdon, L.R. (1996). ''Colour Alteration, Thermal Maturity, and Burial Diagenesis in Fossil Foraminifers''. Geological Survey of Canada Bulletin. '''499'''. Geological Survey of Canada. ISBN <bdi>978-0-660-16451-9</bdi>.</ref> (FCI) digunakan untuk menguantifikasi perubahan warna dan mengestimasi temperatur penguburan. Data FCI secara khusus berguna pada tahap awal dari pembentukan minyak bumi (sekitar 100°C).
 
Foraminifera juga dapat digunakan dalam [[arkeologi]] dalam pembuktian beberapa jenis bahan baku batu. Beberapa tipe batu, seperti [[Gamping|batu gamping]], umumnya ditemukan mengandung foraminifera yang membatu. Jenis dan konsentrasi dari fosil-fosil dalam sampel batu dapat digunakan untuk menyesuaikan sampel tersebut pada sumber yang diketahui memiliki "tanda fosil" yang sama.<ref>{{Cite journal|last=Wilkinson|first=Ian P.|last2=Williams|first2=Mark|last3=Young|first3=Jeremy R.|last4=Cook|first4=Samantha R.|last5=Fulford|first5=Michael G.|last6=Lott|first6=Graham K.|date=2008-08|title=The application of microfossils in assessing the provenance of chalk used in the manufacture of Roman mosaics at Silchester|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0305440308000599|journal=Journal of Archaeological Science|language=en|volume=35|issue=8|pages=2415–2422|doi=10.1016/j.jas.2008.03.010}}</ref>
 
== Referensi ==