Kusumanto Setyonegoro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 1:
'''Kusumanto Setyonegoro''' (1924-2008) adalah guru besar Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan Direktur Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang pertama, juga merupakan tokoh yang banyak mengembangkan bidang kedokteran jiwa di Indonesia serta mengembangkan ''medical business'' yang hingga kini masih berkembang pesat di Indonesia.<ref name=":0">{{Cite book|last=Thong|first=Denny|date=2011|url=|title=Memanusiakan Manusia: Menata Jiwa, Membangun Bangsa|location=Jakarta|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-979-22-7241-3|pages=|url-status=live}}</ref>
 
== Kehidupan Pribadipribadi ==
Kusumanto Setyonegoro lahir di Semarang sebagai anak sulung dari empat bersaudara pada tanggal 3 Oktober 1924. Ayah beliau adalah R. Soedjadi Setijonegoro, seorang pendidik yang dilahirkan pada tanggal 17 Agustus 1898 di Pekalongan. Ibunya bernama Sadjika Setijonegoro. Soedjadi pernah menjabat sebagai kepala HIS (''Hollands Indische School''), HCS (''Hollands Chinese School''), Direktur ''Noormal School'' Muhammadiyah di Solo, direktur ''Goverrnments Noormal School'' Blitar dan terakhir diangkat menjadi ''inspecteur O & E'' (''Onderwys & Erediensi'') di Batavia.<ref name=":0" />
 
Baris 18:
Beberapa tahun lamanya ia menjadi pengasuh rubrik Konsultasi pada Psikiater, lalu menerbitkan majalah psikiatri Djiwa. Ia juga pengambil inisiatif pendirian Yayasan Kesehatan Jiwa, yang kemudian membuka sanatorium Dharmawangsa di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, serta Kursus Kesehatan Jiwa bagi organisasi wanita yang berminat.<ref name=":1" />
 
== Pandangan dalam Bidangbidang Psikiatripsikiatri ==
"Kurang baik," kata Prof. Dr. R. Kusumanto Setyonegoro, kalau pasien yang sakit kepala langsung diberi obat sakit kepala, yang sakit perut segera diminumi obat sakit perut. Ahli kedokteran jiwa (psikiatri) itu lalu menganjurkan pendekatan kejiwaan. Karena, "Tiada penyakit yang tidak mempengaruhi jiwa manusia, dan tiada penyakit yang karena itu tidak mengembangkan sejumlah gejala psikologis maupun emosional."<ref name=":1" />
 
Sejak Kusumanto mengepalai Direktorat Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan, 1971, pendekatan eklektik-holistik dinilai cocok diterapkan di Indonesia. Keduanya adalah prinsip yang "tidak terpisahkan, berjalan sejajar, bersamaan (simultan), interaktif, dan integratif". Prinsip eklektik bermaksud memandang pasien secara selektif. Sedangkan prinsip holistik berupaya menempatkan manusia, baik sehat maupun sakit, sebagai suatu keseluruhan yang utuh, dan mempertimbangkan nilai-nilai kemanusiaan. Kedua prinsip tersebut telah diuji secara ilmiah di Universitas Indonesia. Yaitu lewat disertasi "Pendekatan Eklektik-Holistik di Indonesia dengan Minat Khusus terhadap Masalah Schizofrenia", yang menghasilkan gelar doktor bagi Kusumanto pada 1957.<ref name=":1" />
 
== Catatan Kakikaki ==