Komando Pasukan Gerak Cepat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 117:
=== Operasi militer dalam negeri ===
Prajurit-prajurit korpaskhas telah banyak terlibat dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, seperti [[Agresi Militer I]] dan [[Agresi Militer II|II]], operasi militer [[PRRI]] di [[Riau]], operasi menumpas [[PERMESTA]] di [[Sulawesi Utara]], operasi [[TRIKORA]] untuk membebaskan [[Irian Barat]], operasi [[DWIKORA]], operasi penumpasan 30 S/PKI, operasi penumpasan [[PGRS]] / [[PARAKU]] di [[Kalimantan]] dan operasi Timor-Timur serta operasi militer lainnya.
 
 
'''Penumpasan RMS, DI/TII dan PRRI/PERMESTA'''
Baris 139 ⟶ 140:
Jumlah personil dari TNI, Polri dan relawan yang diinfiltrasikan selama Trikora adalah 1.419 personil dengan jumlah korban jiwa 216 gugur/hilang dan 296 tertangkap.
 
Pada tahuntanggal 11 April 1962, saat operasi Banteng, satu40 timpasukan PGT dipimpindibawah pimpinan Letnan (U) Agus Hartono dan Sersan Mayor (U) Picaulima diterjunkan untuk pertama kali di Irian Barat yaitu di daerah Fak-Fak sedangkanbegitu juga penerjunan yang dilakukan 39 personil PGT dibawah pimpinan Letnan (U) Herwindo di Kaimana berhasil dengan baik. Sedangkan penerjunan di Merauke dipimpin oleh Letnan (U) Benyamin Matatutih.
 
Pada 16 Mei 1962, pasukan PGT dibawah pimpinan Letnan Muda (U) Suhadi melaksanakan penerjunan di Sausapur saat Operasi Serigala.
 
Salah satu kisah heroik dan bersejarah adalah peristiwa pengibaran Sang Saka Merah Putih untuk pertama kali dipancangkan di bumi Cendrawasih, Irian Barat, yang dilakukan oleh anggota PGT. Pada tanggal 19 Mei 1962, sebanyak 81 anggota PGT bertolak dari Pangkalan Udara Pattimura, Ambon, dengan pesawat Hercules menuju sasaran daerah penerjunan sekitar Kampung Wersar, Distrik Teminabuan. Mereka diterjunkan tepat diatas markas tentara Belanda. Kisah heroik ini mengakibatkan tewasnya 53 anggota PGT AURI termasuk komandan tim Letnan Dua (U) Manuhua.
 
Untuk memperkuat posisi tentara Indonesia di Irian Barat dilaksanakan operasi Jatayu pada 14 Agustus 1962 dengan rincian Kelompok Elang dibawah pimpinan Kapten (U) Radik Darsono diterjunkan di Sorong dan Kelompok Alap-alap dibawah pimpinan Letnan (U) Mahutappy.
 
Operasi penerjunan yang dianggap mustahil oleh pelbagai ahli perang selama Trikora, mengingat kondisi alam Papua yang amat berat ternyata berhasil dilaksanakan dengan baik oleh personil PGT
 
Beberapa kali penerjunan yang dilakukan PGT selama operasi Trikora di Kaimana, Fak Fak, Sorong, Klamono, Teminabuan, dan Merauke telah mengakibatkan gugurnya 94 orang prajurit.