Tutur Bwana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 14:
Teks dimulai dengan asal-isil diciptakannya bwana. Sang Hyang Haro, yang mungkin diidentifikasi sebagai Wisnu, menciptakan isi dunia, terdiri dari siang, malam, rerumputan, pepohonan, lingga, batu, candi, bukit, gunung, dan wujud-wujud dunia. Pada suatu waktu, telur suci (Sang Hyang Hantiga) semesta menetes. Kulitnya menjadi Batara Sang Hening Tunggal, beningnya menjadi Batara Guru, putihnya menjadi Sang Darmajati, lapisan tipisnya menjadi Sang Balibungah (Nusia Awal Larang), lapisan tebalnya menjadi Batara Tunggal. Mereka adalah lima dewata yang menguasa alam semesta. Batara Sang Hening Tunggal berada di dunia atas, Sang Balibungah dan BAtara Tunggal tinggal di dunia bawah, ditengah-tengahnya bersemayam Sang Darmajati. Dengan demikian, semesta terdiri dari lima lapisan.<ref name=":5" /><ref name=":0" />
 
Kisah berpusat pada dua tokoh, yaitu Sang Kalasakti dan Sang Darmajati. Sang Kalasakti adalah sosok jagoan yang mengobrak-abrik kahyangan, sedangkan Sang Darmajati adalah sosok dewa yang omniscience. Keduanya memiliki kesaktian yang sama dan sama-sama perkasa. Kalasakti memiliki senjata yang sifatnya merusak, tapi senjata Sang Darmajati sebaliknya, yaitu membawa ketenteraman. Keduanya bertarung di kahyangan dengan kesaktian yang setara.<ref name=":5" /><ref name=":0" />
 
Sang Darmajati bukan dewa sembaranga. Ialah yang menghidupkan segala dewa: Brahma, Wisnu, Isora, Mahadewa, Siwah, Ludra, Sangkara dan Sambuh. Demikian juga dewa Yama, Baruna, Kowera, Besawarna, juga dihidupkan oleh Darmajati. Tidak luput juga Buta, Yaksa, Picasa, dan seluruh bangsa raksasa. Darmajati pula yang menciptakan matahari, bulan dan atmosfir. Ada dan tiadanya semua karena Darmajati. Demikian pula hidup-matinya Kalasakti ditentukan oleh Darmajati. Adegan membuhun Kalasakti digambarkan secara simbolis. Kalasakti menemui ajalnya setelah sepuluh pintu indranya ditutup oleh Darmajati. Tiga unsur tak kasat mata, yaitu bayu (nafas, tenaga), sabda (ucapan, kata), dan hedap (pikiran, akal budi) juga ditutup oleh Darmajati.<ref name=":5" /><ref name=":0" />
 
Namun demikian, Sang Darmajati menghidupkan kembali Kalasakti, sebab ia merasa bahwa keberdaan Sang Kalasakti sangatlah penting untuk keseimbangan jagat. Ia kemudian membuka kembali kesepuluh pintu indra (dora sapuluh) dan tiga gerbang (dora tilu) dari Sang Kalasakti, sehingga Sang Kalasakti bangkit kembali. Sang Darmajati kembali naik ke sebuah tempat pertapaan yang disebut ''sang hang manik nirmala suda malinglang.'' Ia bersemayam dalam pertapaannya, ''sang hyang rahasea''.<ref name=":5" /><ref name=":0" />
 
== Referensi ==