Pria dan Singa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dimasbintangaji (bicara | kontrib)
Dibuat dengan menerjemahkan halaman "The Man and the Lion"
 
Dimasbintangaji (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
Seorang pria dan seekor singa sedang memperdebatkan siapa di antara mereka yang lebih unggul. Maka sebagai pembuktian siapa yang lebih unggul, si Pria itu menunjuk ke sebuah patung singa yang telah ditundukkan oleh seorang manusia. Dalam versi Yunani diceritakan jika singa bisa memahat, niscaya mereka akan menunjukkan diri mereka sebagai pemenangnya. Hal ini menunjukkan pesan moral bahwa kejujuran menang melawan pembualan. <ref>[http://mythfolklore.net/aesopica/oxford/186.htm][[Aphthonius of Antioch|Aphthonius]]<span>, fable 34</span></ref> Dalam versi lain diceritakan bahwa, singa bertanya mengenai siapa yang membuat patung itu dan menolak menganggapnya sebagai bukti bahwa itu adalah manusia. Dalam versi Latin pungkasan Ademar dari Chabannes, singa membawa seorang Pria itu ke [[amfiteater]] untuk mendemonstrasikan apa yang terjadi dalam kenyataannya. <ref>[http://mythfolklore.net/aesopica/oxford/187.htm Fable 52]</ref> Sementara itu, [[William Caxton]] meminta si Singa untuk menerkam si Pria itu agar menunjukkan buktinya. <ref>[http://mythfolklore.net/aesopica/caxton/415.htm Fables 4.15]</ref> Tetapi, Jefferys Taylor berargumen dengan jenaka di bagian akhir ''Aesop in Rhyme'' (1828), jika fakta bahwa singa tidak dapat memahat merupakan bukti nyata akan kelemahannya. <ref>[https://archive.org/stream/aesopinrhymewith00tayliala#page/34 Fable XXIV]</ref>
 
 
'''[[Gilgamesh]]''' adalah sosok raja dalam sejarah [[negara-kota]] [[Uruk]] di [[Sumeria]] yang juga menjadi tokoh pahlawan dalam [[Agama Mesopotamia kuno|mitologi Mesopotamia Kuno]] dan tokoh utama dalam ''[[Wiracarita Gilgamesh|Epos Gilgamesh]]'', sebuah epos yang ditulis dalam [[bahasa Akkadia]] pada akhir milenium kedua SM. Ia kemungkinan berkuasa pada kisaran tahun 2800-2500 SM dan didewakan setelah ia meninggal. Ia menjadi tokoh utama dalam legenda Sumeria pada masa [[Dinasti Ketiga Ur]] (sekitar 2112 – 2004 SM). Legenda Gilgamesh dikisahkan dalam lima puisi Sumeria yang masih lestari hingga kini. Dari antara kelima puisi ini, yang tertua mungkin adalah ''[[Gilgamesh, Enkidu, dan Dunia Bawah]]''.
[[Berkas:Grandville_-_le_lion_abattu.jpg|jmpl| Singa yang melukis dirinya sendiri, diilustrasikan oleh Grandville pada tahun 1837]]
Saat [[Abad Pertengahan]] beberapa penggambaran cerita digantikan oleh lukisan ketimbang patung, seperti dalam [[Fabel La Fontaine|Jean de La Fontaine]] yang menciptakan ''Le lion abattu par l'homme'' (Singa yang ditundukkan oleh pria, III.10). <ref>[https://www.ruedesfables.net/le-lion-abattu-par-lhomme French text]</ref> Di sana seekor singa yang lewat menjawab kepada mereka yang mengagumi pemandangan berburu bahwa jika seekor singa bisa melukis, tentu gambarannya akan berbeda. Ilustrator selanjutnya membuat model variasi yang berbeda tentang ini. [[Gustave Doré]] mengilustrasikan dengan para pengagum patung di galeri seni di hadapan singa yang sedang berdiri. [[Jean Ignace Isidore Gérard Grandville|Grandville]] mengilustrasikan singa dengan peralatan seniman yang terlibat dalam cerita versinya. <ref>[https://www.flickr.com/photos/bmnstanislas/15421747208 Flickr]</ref> Publikasi komik [[Benjamin Rabier]] memasangkan sekelompok ahli pengagum seni dengan liontin singa yang sedang membuat lukisannya sendiri di gurun. <ref>''Fables de La Fontaine, illustrées par Benjamin Rabier'' (Paris 1906), [https://gallica.bnf.fr/ark:/12148/bpt6k65668792/f70.image p.62]</ref>