Sisingaan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dubaya (bicara | kontrib)
k Penambahan info beberapa nama kelompok sisingaan. Bisa di cek youtube dengan kata kunci sisingan+lodra atau lodaya.
Tag: Dikembalikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Dikembalikan ke revisi 14518791 oleh AABot (bicara)
Tag: Pembatalan
Baris 1:
{{refimprove}}[[Berkas:Sisingaan traditional lion dance of West Java.PNG|jmpl|Arak-arakan Sisingaan di [[Lembang, Bandung Barat]].]]
 
'''Sisingaan''' (dikenal juga sebagaiatau '''Gotong Singa''', (sebutan lainnya '''EntodOdong-Entododong an''',dan atau '''Sisingan Reog)''') merupakan salah satu jenis seni pertunjukan rakyat khas [[Subang]], [[Jawa Barat]], yang menggunakan media tandu sebagai sarana kreasi seni
 
== Sejarah ==
Baris 9:
 
Sisingaan diilhami dari cerita serial Reog di Jawa Timur, yang menceritakan suka cita perjalanan para pengawal raja Singa Barong dari kerajaan Lodaya saat menuju kerajaan Daha. Meskipun sang raja terkenal bengis dan angkuh, tetapi para pengawal selalu setia memikul tandu yang ditiduri oleh Raja Singa Barong.
 
Didalam kesenian reog, Singo Barong memiliki nama lain seperti Singo Lodro dan Singo Lodoyo, maka tidak heran nama kelompok seni Sisingaan juga terdapat unsur nama Lodra dan Lodaya seperti halnya nama kesenian Reog, karena mengandung unsur keperkasaan.
 
Selain itu sebagai lambang perlawanan rakyat Subang terhadap kesewenangan Belanda yang di gambarkan sebagai sosok singa pada lambang VOC, Hal ini bertujuan sebagai edukasi pembelajaran sejarah yang menenangkan bagi para pelajar.
Baris 17 ⟶ 15:
Dalam perkembangannya, gotong singa atau sisingaan reog juga ditiru oleh kota lain seperti Gotong Burok dari [[Cirebon]], Gotong Domba dari [[Sumedang]] dan [[Garut]] yang sama-sama menggotong hewan tiruan.
 
Dewasa ini, di Subang saja diperkirakan ada 200 buah Sisingaan yang tersebar di setiap desa, oleh karena itu Festival Sisingaan Kabupaten Subang yang diselenggarakan setiap tahunnya, merupakan jawaban konkretkonkrit dari antusiasme masyarakat Subang. Karena bagi pemenang, diberi peluang mengisi acara di tingkat regional, nasional, bahkan internasional.
 
Penyebaran Sisingaan sangat cepat, dibeberapa daerah di luar Subang, seperti Sumedang, Kabupaten Bandung, Purwakarta, dll, Sisingaan menjadi salah satu jenis pertunjukan rakyat yang disukai, terutama dalam acara-acara khitanan dan perkawinan.
Baris 44 ⟶ 42:
* Makna teatrikal, dilihat dari penampilannya Sisingaan dewasa ini tak diragukan lagi sangat teatrikal, apalagi setelah ditmabhakn berbagai variasi, seperti jajangkungan dan lain-lain.
* Makna komersial, karena Sisingaan mampu meningkatkan kesejahteraan mereka, maka antusiasme munculnya sejumlah puluhan bahkan ratusan kelompok Sisingaan dari berbagai desa untuk ikut festival, menunjukan peluang ini, karena si pemenang akan mendapatkan peluang bisnis yang menggiurkan, sama halnya seperti seni bajidoran.
* Makna universal, dalam setiap etnik dan bangsa sering kaliseringkali dipunyai pemujaan terhadap binatang Singa (terutama Eropa dan Afrika), meskipun di Jawa Barat tidak terdapat habitat binatang Singa, namun dengan konsep kerkayatan, dapat saja Singa muncul bukan dihabitatnya, dan diterima sebagai miliknya, terbukti pada Sisingaan.
* Makna Spiritual, dipercaya oleh masyarakat lingkungannya untuk keselamatan (selamatan) atau syukuran.