Siklus fosforus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 18:
[[Image:Phoscycle-EPA.jpg|thumb|400px|Siklus Fosfor]]
 
Dalam sistem terestrial, fosfor dibagi menjadi tiga yaitu batuan dasar, tanah dan organisme hidup (biomassa). Pelapukan batuan dasar kontinental merupakan sumber utama fosfor di dalam tanah yang mendukung vegetasi benua, dalam hal ini deposisi fosfor tidak terlalu berpengaruh. Fosfor dilapukkan dari batuan dasar dengan melarutkan mineral pembawa fosfor seperti apatit (Ca<sub>10</sub>(PO<sub>4</sub>)<sub>6</sub>(OH, F, Cl)<sub>2</sub>), pada batuan kerak memiliki mineral fosfor primer yang melimpah, reaksi pelapukan didorong oleh paparan mineral ke asam alami yang berasal dari aktivitas mikroba. Fosfat yang di lepaskan ke tanah dalam bentuk larutan selama pelapukan tersedia langsung untuk tanaman darat dan kembali lagi ke tanah melalui pembusukan. Kosentrasi fosfat larutan tanah dipertahankan pada tingkat paling rendah sebagai akibat dari penyerapan fosfat ke tanah.<ref name=":3" /> Dalam organisme tak hidup, fosfor merupakan komponen yang tidak banyak tersedia, produktivitas terestrial meningkat ketika fosfor dalam tanah meningkat, peristiwa pelapukan batuan oleh fosfat akan meningkatkan kandungan fosfat dalam tanah. Misalnya ketika terjadi hujan asam, setelah produsen dalam ekosistem menggabungkan fosfor secara biologis, fosfor akan pindah ke konsumen kemudian fosfor kembali ke tanah ketika konsumen melakukan ekskresi fosfat oleh detritus. Dalam ekosistem, fosfat berikatan dengan humus dan partikel tanah sehingga siklus fosfor terlokalisir. Adapun fosfor ikut terbawa aliran air yang bermuara di laut. Pengurasan fosfat dipercepat dengan terjadinya erosi disamping terjadinya pelapukan. Di lautan, fosfat terkumpul secara perlahan dan mengendap dan tergabung dalam batuan. Saat permukaan air laut menurun, atau dasar laut mengalami peninggian, batuan fosfat akan menjadi bagian dari terestrial, maka dari itu fosfat akan mengalami siklus antara tanah, tumbuhan dan konsumen dalam selang waktu tertentu.<ref name=":4" /> Endapan fosfat terbentuk dengan tiga macam cara yaitu: 1) fosfat primer yang terbentuk dari magma alkali yang membeku; 2) fosfat sekunder marine yang terbentuk dari endapan fosfat sedimen di laut dalam; 3) fosfat sekunder darat/guano yaitu hasil dari akumulasi hewan-hewan daratdandarat dan bereaksi dengan batu gaping.<ref>{{Cite web|title=Phosphat - Website Pemerintah Kab Blora|url=https://www.blorakab.go.id/index.php/public/potenda/detail/114/phosphat|website=www.blorakab.go.id|access-date=2021-01-15}}</ref>
== Eutrofikasi ==
Pertumbuhan alga yang tidak terkontrol, zona mati, dan kematian ikan dan biota air merupakan hasil dari eutrofikasi. Terjadi ketika lingkungan kaya akan nutrisi (berlebihan) sehingga meningkatkan jumlah pertumbuhan tanaman dan alga ke muara dan perairan pesisir. Peningkatan jumlah alga menyebabkan hipoksia, pendangkalan dan rendahnya oksigen di air. Banyak dari muara semacam ini mendukung populasi pertumbuhan moluska bivalvia (misalnya tiram, dan kerang) yang secara alami dapat mengurangi nutrisi melalui aktivitas ''filter-feeding'' mereka. Selain itu, Eutrofikasi memicu munculnya reaksi berantai di ekosistem dimulai dengan melimpahnya ganggang dan tumbuhan. Alga berlebihan dan materi tanaman yang akhirnya membusuk menghasilkan karbondioksida dalam jumlah yang besar sehingga menurunkan pH air laut, suatu proses yang disebut dengan pengasaman laut. Terjadinya pengasaman menyebabkan lambatnya pertumbuhan ikan dan kerang dan dapat mencegah pembentukan cangkang pada moluska bivalvia. Akhirnya berdampak pada komersial perikanan dan rekreasi.<ref>{{Cite web|last=US Department of Commerce|first=National Oceanic and Atmospheric Administration|title=What is eutrophication?|url=https://oceanservice.noaa.gov/facts/eutrophication.html|website=oceanservice.noaa.gov|language=EN-US|access-date=2021-01-15}}</ref>