Sejarah matematika: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k menambahkan teks dan referensi
Baris 106:
 
[[Aryabhata]], pada tahun 499, memperkenalkan fungsi [[versinus]], menghasilkan tabel [[trigonometri]] India pertama tentang sinus, mengembangkan teknik-teknik dan [[algoritme]] [[aljabar]], [[infinitesimal]], dan [[persamaan diferensial]], dan memperoleh solusi seluruh bilangan untuk persamaan linear oleh sebuah metode yang setara dengan metode modern, bersama-sama dengan perhitungan [[astronomi]] yang akurat berdasarkan sistem [[heliosentris]] [[gravitasi]].<ref name="sarma">{{citation | author=[[K. V. Sarma]] | journal=Indian Journal of History of Science | year=2001 | pages=105–115 | title=Āryabhaṭa: His name, time and provenance |volume=36 |issue=4 | url=http://www.new.dli.ernet.in/rawdataupload/upload/insa/INSA_1/20005b67_105.pdf}}</ref> Sebuah terjemahan [[bahasa Arab]] dari karyanya ''Aryabhatiya'' tersedia sejak abad ke-8, diikuti oleh terjemahan bahasa Latin pada abad ke-13. Dia juga memberikan nilai π yang bersesuaian dengan 62832/20000 = 3,1416. Pada abad ke-14, [[Madhava dari Sangamagrama]] menemukan [[rumus Leibniz untuk pi]], dan, menggunakan 21 suku, untuk menghitung nilai π sebagai 3,14159265359.
 
== Peranan ==
 
=== Pembelajaran matematika ===
Pendidik menggunakan sejarah matematika sebagai salah satu sumber belajar matematika. Pemanfaatan sejarah matematika berkaitan dengan konsep matematika dan ilmu pedagogis. Pengetahuan tentang sejarah matematika memberikan pemahaman matematika dan hubungan timbal-balik antarkonsep dalam matematika serta evolusi konsep matematika. Pemahaman mengenai latar belakang sejarah dari suatu konsep matematika memberikan peningkatan pemahaman secara menyeluruh terhadap kemampuan pedagogis guru. Pemahaman sejarah matematika meliputi nama tokoh, latar belakang berkembangnya konsep, proses evolusi dari perkembangan konsep dan hubungan timbal-balik antarkonsep dalam matematika di dalam sejarah. Pendidik yang memahami sejarah matematika mampu memperoleh motivasi, melakukan evaluasi dari masalah yang muncul di masa lalu untuk menemukan solusinya, dan merancang [[desain pembelajaran]] suatu materi tertentu dengan menjadikan sejarah matematika sebagai landasannya.<ref>{{Cite book|last=Fachrudin|first=Achmad Dhany|date=2020|url=https://www.researchgate.net/profile/Achmad_Dhany_Fachrudin2/publication/339181317_Inovasi_Pembelajaran_Matematika_dari_Sejarah_Matematika_Belajar_Pythagoras_dari_Problem_Solving_Ancient_China_Persamaan_kuadrat_Babilonia_kuno/links/5e434f86299bf1cdb920f261/Inovasi-Pembelajaran-Matematika-dari-Sejarah-Matematika-Belajar-Pythagoras-dari-Problem-Solving-Ancient-China-Persamaan-kuadrat-Babilonia-kuno.pdf|title=Inovasi Pembelajaran Matematika dari Sejarah Matematika: Belajar Pythagoras dari Problem Solving Ancient China Persamaan Kuadrat Babilonia Kuno|location=Sidoarjo|publisher=STKIP PGRI Sidoarjo|isbn=978-602-72886-3-8|pages=6|url-status=live}}</ref>
 
== Referensi ==