Tatiek Maliyati: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
Perbaikan |
||
Baris 11:
|deathplace =
|yearsactive =
|occupation = [[
|spouse = [[Wahyu Sihombing]]
|partner =
|children = {{ubl|Ronggur Sihombing|[[Jonggi Sihombing]]}}
|parents =
|influences =
Baris 20:
|website =
}}
'''Tatiek Maliyati''' ({{lahirmati|[[Kota Surabaya|Surabaya]], [[Jawa Timur]]|10|11|1934}}) adalah [[pemeran]] dan penulis skenario Indonesia.<ref name="ensiklopedia">{{cite web |url=http://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/post/Tatiek-Maliyati |title=Tatiek Maliyati |date=6 Juli 2018 |accessdate=17 Januari 2021 |website=Encyclopedia Jakarta Tourism}}</ref>
== Filmografi ==▼
Pada tahun [[Festival Film Indonesia 2020|2020]], ia dianugerahi ''Lifetime Achievement'' dari [[Festival Film Indonesia]] berkat kontribusi dan dedikasinya bagi [[perfilman Indonesia]].<ref name="republika">{{cite web |url=https://republika.co.id/berita/qkw5ce380/tatiek-maliyati-dianugerahi-penghargaan-lifetime-achievement |title=Tatiek Maliyati Dianugerahi Penghargaan Lifetime Achievement |date=6 Desember 2020 |accessdate=17 Januari 2021 |website=Republika |first=Gumanti |last=Awaliyah}}</ref> Sebelumnya pada tahun 2017, ia menerima penghargaan yang sama dari [[Festival Film Bandung]].<ref name="sctv" />
== Kehidupan awal dan karier ==
Tatiek lahir di Surabaya, 10 November 1934, beragama Islam. Ia menempuh pendidikan [[Sekolah Lanjutan]] (SLA), kemudian melanjutkan ke [[Akademi Teater Nasional Indonesia]] (ATNI) pada tahun 1956 hingga 1960. Ia juga belajar [[teater]] pada Department of Drama-Fine Arts, [[Universitas Carnegie Mellon|Carnegie-Tech]], [[Pittsburgh, Pennsylvania]], [[Amerika Serikat]] pada 1960 hingga 1961. Sebelum terjun ke dunia film, ia dikenal sebagai pemain sandiwara ATNI. Untuk pertama kalinya ia bermain di atas panggung lewat ''[[Keluarga Gerilya]]''.<ref name="ensiklopedia" /> Selanjutnya, ia turut membintangi beberapa cerita sandiwara, antara lain ''Pintu Tertutup'', ''Sang Ajah'' (1960), dan lain sebagainya.<ref name="ifc">{{cite web |url=https://www.indonesianfilmcenter.com/profil/index/director/3969/tatiek-maliyati-w-s |title=Film info - Tatiek Maliyati W. S. |accessdate=17 Januari 2021 |website=Indonesian Film Center}}</ref>
Dunia film dimasukinya pada tahun 1957, bermain dalam film produksi Safina-Persari bertajuk ''[[Anakku Sajang]]''. Pada tahun 1958, ia bermain bersama aktor yang lebih dulu terkenal, [[Menzano]] lewat produksi Perfini ''[[Djendral Kantjil]]''. Di tahun berikutnya, ia bermain dalam film ''[[Titian Serambut Dibelah Tudjuh]]'' (1959) dan ''[[Balada Kota Besar]]'' (1963).<ref name="ensiklopedia" /> Sedang dalam film ''[[Asrama Dara]]'' (1958), ''[[Iseng]]'' (1959), ''[[Mak Tjomblang]]'' (1960), dan ''[[Impian Bukit Harapan]]'' (1964) ia hanya berperan sebagai Pemeran Pembantu.<ref name="ifc" />
Pada tahun 1969, ia memimpin produksi film keempat dari DPFN, ''[[Nyi Ronggeng]]''. Dia menulis skenario yang salah satunya adalah dalam film ''[[Cinta Abadi]]'' (1976). Ia pernah masuk dalam nominasi [[Piala Citra untuk Skenario Terbaik]] [[Festival Film Indonesia 1981]] dalam film ''[[Jangan Ambil Nyawaku]]'' (1981). Tatiek juga merupakan Ketua Dewan Juri pada [[Festival Film Indonesia 1983]] dan [[Festival Film Indonesia 1992]].<ref name="ensiklopedia" /><ref>{{cite web |url=https://www.nu.or.id/post/read/51020/tatiek-maliyati-berkiprah-di-film-sepanjang-hayat |title=Tatiek Maliyati Berkiprah di Film Sepanjang Hayat |date=27 Maret 2014 |accessdate=17 Januari 2021 |website=nu.or.id}}</ref> Ia bersama [[Wahyu Sihombing]] menciptakan serial televisi ''[[Losmen]]''. Serial ini sempat berjaya dengan 31 episode dan juga menjadi cikal bakal sinetron drama di Indonesia.<ref>{{cite web |website=Kompas.com |title=Serial Legendaris "Losmen" Diangkat ke Layar Lebar |url=https://www.kompas.com/hype/read/2020/10/27/220709466/serial-legendaris-losmen-diangkat-ke-layar-lebar?page=all. |first=Revi C. |last=Rantung |editor-first=Tri Susanto |editor-last=Setiawan}}</ref>
Di luar dunia film, Tatiek mengajar sebagai dosen Seni Peran dan Penulisan Naskah Drama di [[Institut Kesenian Jakarta]] (IKJ) sejak 1970 hingga sekarang,<ref>{{cite web |url=https://www.profildosen.com/detail/9903007291.html |title=Profil Dosen - Tatiek Maliyati |website=profildosen.com |accessdate=17 Januari 2021}}</ref> selain menjabat sebagai Komisaris rumah produksi PT Wahyutama Audio Visual dan PT. Sirapitulas Graha Sinema.<ref name="ensiklopedia" /> Selain mengajar ia memberikan kursus-kursus seni peran, antara lain di Yayasan Artis Film Indonesia sejak tahun 1970-1980. Ia mengisi acara ''[[Bina Drama]]'' di TVRI tahun 1979 sampai dengan tahun 1990. Tahun 1995 sampai dengan 1999 ia menjadi anggota [[Lembaga Sensor Film]] (LSF). Kemudian tahun 1999-2002 ia menjadi ketua merangkap anggota lembaga tersebut.<ref name="nu">{{cite web |url=https://www.nu.or.id/post/read/51073/tatiek-maliyati-sineas-berbakti |title=Tatiek Maliyati: Sineas Berbakti |date=29 Maret 2014 |accessdate=17 Januari 2021 |website=nu.or.id}}</ref>
== Penghargaan dan pengakuan ==
Pada tahun 1990, Tatiek menerima Piagam Penghagaan Direktorat Televisi sebagai Penulis Skenario atas karya serial ''[[Dokter Sartika]]'' yang ditayangkan [[TVRI]]. Serial ini ditayangkan tahun 1989-1990. Di tahun yang sama, ia menerima Penghargaan Perfilman Suryo Sumanto dari Dewan Film Nasional<ref name="ensiklopedia" />, atas jasa-jasa yang dapat dijadikan suri teladan dalam pembinaan, pembangunan dan pengembangan perfiman Indonesia.<ref name="nu" />
Pada tahun 1992, ia menerima Piagam Penghargaan [[Menteri Penerangan]] selaku Ketua Dewan Film Nasional serta sebagai ketua merangkap anggota dewan juri Festival Film Indonesia 1992. Lalu tahun 1993, ia dianugerahi penghargaan Third Asean Awards Cultures, Communication and Literary Works, ''for Distinguished Achievements in Performing Arts''. Penghargaan ini diberikan pada 9 Oktober 1993 di [[Bandar Seri Begawan]], [[Brunei Darussalam]].<ref name="nu" />
Pada tahun 1996, Tatiek menerima Piagam Hadiah Seni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, atas prestasi yang luar biasa dalam bidang seni teater modern berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia tanggal 7 Mei 1976 No. 23 serta Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 13 Juli 1997 No. 0265/M/1977. Tiga tahun kemudian ia menerima anugerah [[Panasonic Awards 1999]] sebagai Legenda atas karya sinetron ''[[Losmen]]''.<ref name="nu" />
Pada tahun 2006, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menanugerahi Tatiek Anugerah Budaya 2006 karena dianggap membantu dalam membina, mengembangkan, dan melestarikan seni budaya di provinsi tersebut.<ref name="nu" />
Pada tahun 2014, Tatiek meraih Anugerah Tanda Kehormatan Kelas Satyalancana Kebudayaan dari [[Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia|Kementerian Kebudayan dan Pariwisata]]. Di tahun yang sama sebagai hadiah ulang tahun Tatiek ke-80, sejumlah anak didik Tatiek meluncurkan buku berjudul ''Tatiek Maliyati WS Ibu Para Aktor''. Peluncuran buku dilaksanakan pada 22 November 2014, di Teater Luwes, Institut Kesenian Jakarta. Acara ini dihadiri Rektor Institut Kesenian Jakarta [[Wagiono Soenarto]], beberapa pengajar, dan mahasiswa, serta para alumnus yang merupakan seniman atau pekerja seni.<ref>{{cite web |url=https://gaya.tempo.co/read/624128/ultah-ke-80-buku-tatiek-maliyati-w-s-dirilis/full&view=ok |title=Ultah ke-80, Buku Tatiek Maliyati W.S. Dirilis |website=Tempo.co |first=Dian |last=Yuliastuti |date=24 November 2014 |accessdate=17 Januari 2021}}</ref>
Tahun 2017, Federasi Teater Indonesia menganugerahi Tatiek sebagai Abdi Abadi FTI 2017.<ref>{{cite web |url=https://lifestyle.bisnis.com/read/20171228/254/721705/fti-xii-2017-anugrahkan-penghargaan-kepada-empat-tokoh-perempuan |title=FTI XII 2017 Anugrahkan Penghargaan Kepada Empat Tokoh Perempuan |first=Ilman A. |last=Sudarwan |website=Bisnis.com |date=28 Desember 2017 |accessdate=17 Januari 2021}}</ref> Setahun kemudian Tatiek dianugerahi ''Lifetime Achievement'' dari [[Festival Film Bandung]] bersama aktor dan komedian [[Indro (Warkop)|Indro Warkop]].<ref name="sctv">{{cite web |url=https://www.facebook.com/watch/?v=1758011057544706 |title=Selamat Ibu Tatiek Maliyati mendapatkan penghargaan Lifetime Achievement di #PuncakFFB2017 |date=22 Oktober 2017 |accessdate=17 Januari 2021 |website=SCTV on Facebook}}</ref><ref>{{cite web |url=https://www.liputan6.com/showbiz/read/3136878/dapat-penghargaan-di-ffb-2017-indro-warkop-ini-bukan-untuk-saya |title=Dapat Penghargaan di FFB 2017, Indro Warkop: Ini Bukan untuk Saya |website=Liputan6.com |first=Istihanah |last=Soejoethi |date=22 Oktober 2017 |accessdate=17 Januari 2021}}</ref>
Pada tahun [[Festival Film Indonesia 2020|2020]], ia dianugerahi ''Lifetime Achievement'' dari [[Festival Film Indonesia]] berkat kontribusi dan dedikasinya bagi [[perfilman Indonesia]]. Penghargaan ini disampaikan oleh aktris [[Christine Hakim]].<ref name="republika" />
== Kehidupan pribadi ==
Tatiek menikah dengan sutradara [[Wahyu Sihombing]]. Dari pernikahannya tersebut, ia dikaruniai 2 orang anak laki-laki yakni Ronggur Sihombing dan [[Jonggi Sihombing]] yang berprofesi sebagai sutradara.<ref name="ensiklopedia" />
▲== Filmografi ==
=== Film ===
* {{judulfilm|Anakku Sajang||1957}}
* {{judulfilm|Djendral Kantjil||1958}}
Baris 39 ⟶ 69:
* {{judulfilm|Putihnya Duka Kelabunya Bahagia||1989}}
===
* ''[[Losmen]]'' (TVRI, 1985-1987; penulis skenario)
* ''[[Dokter Sartika]]'' (TVRI, 1989-1991; penulis skenario)
* ''[[Kehangatan]]'' (1996; penulis skenario)
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
* {{IMDB name|1327531}}
* [http://www.tamanismailmarzuki.com/tokoh/maliyati.html Profil di Taman Ismail Marzuki]
{{DEFAULTSORT:Maliyati, Tatiek}}
[[Kategori:Pemeran perempuan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Surabaya]]
|