Suku Aceh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Baris 12:
== Riwayat Nama Aceh ==
 
Tentang [[nama]] aceh, sebuah [[dongeng|dongengan]] yang sudah banyak diketahui oleh umum menceritakan sebagai berikut:
 
Sekali peristiwa ada seorang puteri [[Hindustan]] hilang dicari-cari oleh saudaranya hingga sampai ke pulau [[Sumatera]]. Sesampainya di Aceh tiba-tiba si saudara menjumpai puteri itu. Kepada penduduk lalu dijelaskannya bahwa puteri tersebut adalah “aci”-nya yaitu adiknya.
 
Karena puteri itu berkelakuan baik dan terhormat, penduduk meyakininya keturunan [[bangsawan]] juga. Atas mufakat [[penduduk]], puteri ini diangkat menjadi [[ratu]] ([[raja]]) mereka. Untuk menamai [[negeri]] yang baru dibangun ini disebut sajalah “Aci”, diambil dari perkataan yang mula-mula terdengar diucapkan oleh saudaranya. Demikian selanjutnya sebutan “Aci” itu lama kelamaan berubah menjadi “Aceh”.
Lain [[kisah]], menurut Valentijn (1688), Aceh asalnya dari “Acai”, juga istilah Hindustani, yang artinya cantik. Menurut dongeng itu istilah ini acap kali diucapkan oleh pengunjung-pengunjung [[India]] dari hindustaniHindustani. Ketika mereka tiba di Aceh, mereka menyaksikan indahnya pemandangan dari [[kapal]]. Dengan kekaguman mereka terhamburlah ucapan “Acai”, “Acai”. Karenanya mereka menyebut negeri itu Acai, [[tanah]] Acai dan akirnya menjadi tanah Aceh, artinya tanah indah.
 
Lain lagi ada pula yang menyebut bahwa Aceh asalnya “Acas”, disebut menurut [[lidah]] [[Minangkabau]].
 
Veltman ketika membicarakan asal nama Aceh dari “Aci” (adik) mencari kemungkinan dari petunjuk [[sejarah]]. [[Ma‘ruf Syah]] (raja [[Pidie]]) setelah mengalahkan [[Lamuri]] (Daru’l-Kamal) mengizinkan kakaknya menjadi [[raja]] atas namanya, tapi hanya dalam nama saja. Menurut katanya moyang [[Ma‘ruf Syah]] berasal dari [[India]]. Berhubung karena kepada [[perempuan]] tidak bisa diserahi tampil menjalankan pemerintahan, itulah sebabnya si kakak hanya memerintah dalam nama saja, sedangkan yang menjalankan sehari-hari adalhadalah putera kakanyakakaknya itu sendiri, [[Syamsu Syah]]. Dari sini timbul sebutan “Aci”. [[Syamsu syah]] adalah [[anak]] [[Munawar Syah]].
Lain lagi ada pula yang menyebut bahwa Aceh asalnya “Acas”, disebut menurut lidah [[Minangkabau]].
 
Tapi sebagai ternyata dari cerita di atas, mengenai soal nama itu adalah hanya cerita-cerita. Kepastiannya tidak ada. Begitupun tentu tidak janggal untuk membenarkan terjadinya nama “Aci” seperti yang diceritakan di atas, yakni “adik”, atau tidak pula janggal jika hendak disebut bahwa asal nama “Aci” adalah indah, mengingat indahnya [[pantai]] Aceh bila ditatap dari [[laut]]. Banyak nama-nama negeri, [[desa]], [[pulau]] dan lain-lain di negeri kita terjadi karena suatu peristiwa kebetulan. Hanya sedikit nama-nama yang secara bersungguh dipikirkan dan dicari.<ref>Muhammad Said. 1961. Atjeh Sepandjang Abad. Medan: Diterbitkan oleh penerbit sendiri.</ref>
Veltman ketika membicarakan asal nama Aceh dari “Aci” (adik) mencari kemungkinan dari petunjuk sejarah. [[Ma‘ruf Syah]] (raja [[Pidie]]) setelah mengalahkan [[Lamuri]] (Daru’l-Kamal) mengizinkan kakaknya menjadi raja atas namanya, tapi hanya dalam nama saja. Menurut katanya moyang [[Ma‘ruf Syah]] berasal dari [[India]]. Berhubung karena kepada perempuan tidak bisa diserahi tampil menjalankan pemerintahan, itulah sebabnya si kakak hanya memerintah dalam nama saja, sedangkan yang menjalankan sehari-hari adalh putera kakanya itu sendiri, [[Syamsu Syah]]. Dari sini timbul sebutan “Aci”. [[Syamsu syah]] adalah anak [[Munawar Syah]].
Tapi sebagai ternyata dari cerita di atas, mengenai soal nama itu adalah hanya cerita-cerita. Kepastiannya tidak ada. Begitupun tentu tidak janggal untuk membenarkan terjadinya nama “Aci” seperti yang diceritakan di atas, yakni “adik”, atau tidak pula janggal jika hendak disebut bahwa asal nama “Aci” adalah indah, mengingat indahnya pantai Aceh bila ditatap dari laut. Banyak nama-nama negeri, desa, pulau dan lain-lain di negeri kita terjadi karena suatu peristiwa kebetulan. Hanya sedikit nama-nama yang secara bersungguh dipikirkan dan dicari.<ref>Muhammad Said. 1961. Atjeh Sepandjang Abad. Medan: Diterbitkan oleh penerbit sendiri.</ref>
 
== Tokoh-tokoh dari Suku Aceh ==