Christie Damayanti: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kisah hidup Christie Damayanti, pendidikan dan pengalaman kerjanya, di mana, kapan, dan siapa orang tuanya dan anak-anaknya, dan latar belakang keluarganya. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Typo beberapa kata. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 85:
Christie Damayanti terlahir sebagai anak sulung dari 3 bersaudara, dari ayah bernama Ir. Suharto Prodjowijono (alm.) dan ibu bernama Wara Utami (alm.).
Minatnya terhadap dunia arsiektur mulai tumbuh sejak kecil, saat ayahnya yang lulusan Fakultas Teknik jurusan Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada, memberikannya buku gambar di saat Christie masih belajar di Taman Kanak-kanak.
Pendidikan arsitektur Christie Damayanti ia peroleh dari Universitas Tarumanegara (Untar), Jakarta, dari tahun 1988 hingga 1992.
Usai menyelesaikan studi S1-nya di Untar, Christie mulai magang dan bekerja di beberapa perusahaan sebagai konsultan arsitek. Dari mulai magang di PT Arkonin, lalu bergabung dengan Ciputra Development (1994-1998), PT Jasamitra Patriakarya (1998-2000), PT Pelita
Salah satu karya desain arsitekturnya yang terbilang sukses adalah Mal Central Park. Christie yang sangat peduli dengan lingkungan hidup, mengutamakan keseimbangan dan keserasian antara arsitektur bangunan dengan lingkungan di sekitarnya. Hal ini yang membuat Central Park adalah mal yang paling berbeda dengan mal-mal lain di Jakarta. Central Park memberikan ruang terbuka hijau dan keindahan taman yang luas bagi para pengunjungnya. Menjadikan mal bukan hanya sekadar pusat
Pada tahun 1993 Christie Damayanti sempat mengenyam pendidikan di Bisnis English, Perth, Australia. Lalu ia melanjutjan studi ke St. Mark International College di negeri kangguru tersebut. Tahun 1994 hingga 1997, Christie kemudian meneruskan studi S2-nya.
Ketika di puncak karirnya, usai Centrak Park selesai dibangun, bersama keluarganya Christie berlibur ke California, Amerika Serikat (AS). Di kala itulah Christie yang telah
Christie mengalami pendarahan di otaknya. Stroke yang menyerangnya di negeri Paman Sam itu membuatnya lumpuh tak berdaya. Ia tak mampu menggerakan seluruh tubuhnya, hingga tak bisa menggerakan mulutnya untuk makan, bahkan tak bisa berbicara. Seluruh kata-kata hilang.
Baris 105:
Tekad kuatnya untuk pulih dan bisa beraktivitas lagi melebihi vonis dari dokter di AS yang mengobatinya saat ia terserang stroke. Dokter yang merawatnya di AS pernah memvonis bahwa kelumpuhan tubuh Christie tak akan bisa lagi seperti sedia kala. Namun tekad Christie untuk bisa bekerja kembali sangat kuat. Tekad yang didorong oleh keinginan harus bekerja agar bisa menghidupi buah hatinya yang saat itu masih duduk di bangku sekolah.
Dari seorang sahabatnya di sebuah media nasional, ia mendapat saran untuk mulai menulis sebagai terapi otak. Saran itu ia ikuti. Christie kemudian mulai menulis apa saja di platform blog Kompasiana. Dari mulai menulis tentang kisah stroke-nya, hewan peliharaannya, tentang arsitektur dan planologi kota, apapun ia tuliskan. Hingga akhirnya tulisan-tulisan Christie bisa melahirkan buku-buku
Hingga kini sudah 36 buku yang Christie hasilkan. Menyusul 2 lagi akan ia selesaikan. Buku-bukunya berisi tentang pengalaman hidupnya sebagai penderita stroke, untuk memberikan motivasi bagi mereka yang terpuruk karena stroke dan disablitas, juga tentang pengalaman-pengalaman lainnya.
|