Filsafat budi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dikembalikan ke revisi 15181684 oleh LaninBot (bicara) (🍔)
Tag: Pembatalan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 3 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Baris 236:
Filsuf Jerman abad ke-20 [[Martin Heidegger]] mengkritik asumsi [[ontologi]]s yang melandasi model reduktif tersebut, dan mengklaim bahwa pengalaman tidak dapat dijelaskan dengan cara tersebut karena sifat dasar pengalaman subjektif dan "kualitas" nya tidak dapat dipahami dalam artian "substansi" [[Descartes]] yang mengandung "properti". Dalam kata lain, konsep pengalaman kualitatif tidak sesuai, atau secara semantik [[kesepadanan (filsafat ilmu)|tidak sepadan]] dengan konsep substansi yang mengandung properti.<ref>Hubert Dreyfus, "Critique of Descartes I" (recorded lecture), University of California at Berkeley, Sept. 18, 2007.</ref>
 
Masalah yang muncul dalam "upaya untuk menjelaskan aspek keadaan budi dan kesadaran orang pertama dengan menggunakan neurosains kuantitatif orang ketiga" ini disebut [[celah penjelasan]].<ref>Joseph Levine, ''Materialism and Qualia: The Explanatory Gap'', in: ''Pacific Philosophical Quarterly'', vol. 64, no. 4, October, 1983, 354–361</ref> Terdapat beberapa pendapat mengenai celah ini. [[David Chalmers]] dan [[Frank Cameron Jakcson|Frank Jackson]] menafsirkan bahwa celah tersebut bersifat [[ontologi]]s; dalam kata lain, mereka menyatakan bahwa qualia tidak akan pernah bisa dijelaskan oleh sains karena [[fisikalisme]] itu salah. Terdapat dua kategori terpisah dan salah satu kategori tidak dapat direduksi menjadi kategori lain.<ref>Jackson, F. (1986) "What Mary didn't Know", Journal of Philosophy, 83, 5, hal. 291–295.</ref> Sudut pandang alternatif yang dianut oleh filsuf seperti [[Thomas Nagel]] dan [[Colin McGinn]] adalah bahwa celah tersebut bersifat [[epistemologi]]s. Bagi Nagel, sains belum mampu menjelaskan pengalaman subjektif karena belum mencapai tingkatan pengetahuan yang diperlukan. Kita bahkan belum mampu merumuskan masalah dengan jelas.<ref name="Nagel" /> Sementara itu, menurut McGinn, masalah ini merupakan salah satu batasan biologis yang permanen dan inheren. Kita tidak mampu menyelesaikan masalah celah penjelasan karena ranah pengalaman subjektif tertutup secara kognitif sama seperti fisika kuantum tertutup secara kognitif dari gajah.<ref>McGinn, C. "Can the Mind-Body Problem Be Solved", ''Mind'', New Series, Volume 98, Issue 391, hal. 349–366. a [http://art-mind.org/review/IMG/pdf/McGinn_1989_Mind-body-problem_M.pdf (online)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070928101441/http://art-mind.org/review/IMG/pdf/McGinn_1989_Mind-body-problem_M.pdf |date=2007-09-28 }}</ref> Filsuf lain menganggap celah ini hanya sebagai masalah semantik. Masalah semantik ini menyebabkan munculnya "pertanyaan Qualia" yang terkenal, yaitu: "apakah merah menyebabkan kemerahan"?
 
=== Intensionalitas ===
Baris 343:
Di sisi lain, argumen ini ditentang oleh pendukung [[kompatibilisme]]. Menurut pandangan ini, pertanyaan mengenai "apakah kita bebas?" hanya dapat dijawab bila kita telah menentukan arti kata "bebas". Lawan kata dari "bebas" bukanlah "disebabkan", tetapi "diharuskan" atau "dipaksa". Maka menyamakan kebebasan dengan ketiadaan determinisme adalah sesuatu yang tidak tepat. Tindakan yang bebas adalah sesuatu yang dapat dilakukan seseorang bila ia memilih untuk melakukan hal tersebut, sehingga seseorang masih bisa bebas walaupun determinisme itu benar.<ref name="Hond" /> Tokoh kompatibilis yang paling penting dalam sejarah filsafat adalah [[David Hume]].<ref>Russell, Paul, ''Freedom and Moral Sentiment: Hume's Way of Naturalizing Responsibility'' Oxford University Press: New York & Oxford, 1995.</ref> Kini, posisi ini dipertahankan oleh filsuf seperti [[Daniel Dennett]].<ref>{{cite book|author=Dennett, Daniel|title=The Varieties of Free Will Worth Wanting|publisher=Bradford Books-MIT Press|location=Cambridge MA|year=1984|isbn=0-262-54042-8 }}</ref>
 
Di sisi lain, terdapat juga banyak tokoh [[inkompatibilisme]] yang menentang argumen ini karena mereka yakin bahwa kebebasan tersebut ada dalam artian yang lebih kuat yang disebut [[libertarianisme (metafisika)|libertarianisme]].<ref name="Hond" /> Para filsuf tersebut menekankan bahwa dunia a) tidak sepenuhnya ditentukan oleh hukum alam ketika hukum alam dihadang oleh sesuatu yang independen secara fisik,<ref>{{cite book|first=René|last=Descartes|year=1649|title=Passions of the Soul|isbn=0-87220-035-3}}</ref> b) ditentukan oleh hukum alam yang tidak deterministik, atau c) ditentukan oleh hukum alam yang tak deterministik dan sejalan dengan upaya subjektif sesuatu yang tak dapat direduksi secara fisik.<ref>{{cite journal |last=Kane |first=Robert |year=2009 |title=Libertarianism |journal=Philosophical Studies |publisher=Springer Netherlands |volume=144 |issue=1 |page=39 |url=http://www.springerlink.com/content/g2vg712u87804766 |doi= 10.1007/s11098-009-9365-y |access-date=2013-10-13 |archive-date=2020-03-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200309173259/http://www.springerlink.com/content/g2vg712u87804766 |dead-url=yes }}</ref> Menurut cara pandang libertarianisme, kehendak tidak harus bersifat deterministik, dan maka kemungkinan bebas. Namun, terdapat kritik terhadap pernyataan (b) karena dianggap menggunakan konsep kebebasan yang tidak jelas. Menurut mereka, "jika kehendak kita tidak ditentukan oleh apapun, maka hal yang kita inginkan muncul karena kebetulan, dan bila apa yang kita inginkan itu kebetulan, kita tidak bebas. Maka, bila kehendak kita tidak ditentukan oleh apapun, maka kita tidak bebas."<ref name="Hond" />
 
=== Diri ===
Baris 369:
* [[Celia Green]] ''The Lost Cause: Causation and the Mind-Body Problem''. (Oxford: Oxford Forum, 2003).
* Gyatso, [[Geshe Kelsang Gyatso]], ''Understanding the Mind'': The Nature and Power of the Mind, [[Tharpa Publications]] (2nd. ed., 1997) ISBN 978-0-948006-78-4
* Scott Robert Sehon, [http://mitpress.mit.edu/catalog/item/default.asp?ttype=2&tid=10693 Teleological Realism: Mind, Agency and Explanation] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20121011021421/http://mitpress.mit.edu/catalog/item/default.asp?ttype=2&tid=10693 |date=2012-10-11 }}. Cambridge: MIT University Press, 2005.
 
== Pranala luar ==