Komselindo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 27:
Dalam perkembangannya, Komselindo sendiri awalnya berusaha untuk mengembangkan teknologinya menjadi sistem [[digital]], yaitu [[AMPS digital|D-AMPS]], dan selanjutnya disiapkan untuk ditingkatkan menjadi [[CDMA]] yang direncanakan dimulai sejak 1997. Ujicoba dengan sistem CDMA ini pertama kali dilakukan pada September 1995.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=LG8eAQAAIAAJ&q=ELEKTRINDO+NUSANTARA+KOMSELINDO&dq=ELEKTRINDO+NUSANTARA+KOMSELINDO&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiS55OK1LnuAhUDcCsKHW1ABQA4ChDoATAEegQIAhAC Cellular Communications: Worldwide Market Development]</ref> Selanjutnya, demi memajukan proyek CDMA ini, Komselindo menggandeng [[Lucent|Lucent Technologies]], sebuah perusahaan telekomunikasi AS dan New T&T dari [[Hong Kong]] untuk membangun sistemnya. Target awal dari sistem CDMA Komselindo adalah sebesar 65.000 pelanggan, di [[Jakarta]], [[Bandung]], serta sebagian [[Sulawesi]] dan [[Sumatra]] dan mematok target tertingginya sebesar 750.000 pelanggan.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=ZjOit5T3iZIC&pg=RA27-PA7&dq=Komselindo++lucent&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiBoZLVx7fuAhUSheYKHUn1CM8Q6AEwAXoECAAQAg#v=onepage&q=Komselindo%20%20lucent&f=false Indonesia, News & Views, Volume 7]</ref> Proyek ini memakan biaya US$ 100 juta. Walaupun awalnya ditargetkan pada Oktober 1999 proyek ini sudah bisa diluncurkan, sayangnya proyek ini harus terhambat oleh pengaruh [[Krisis finansial Asia 1997|krisis ekonomi 1997-1998]] yang membuat Komselindo terjerat hutang.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=R8gTAQAAMAAJ&q=komselindo+tidak+sukses&dq=komselindo+tidak+sukses&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjBhbaY0rfuAhUX9nMBHaoQAwIQ6AEwAHoECAQQAg Tempo, Volume 32,Masalah 12-18]</ref><ref>[http://web.archive.org/web/20021110050945/http://www.komselindo.co.id/profile_teknology.htm Website Komselindo]</ref> Tetap menggunakan sistem AMPS (ditambah efek krisis ekonomi 1997-1998) membuat pelanggan Komselindo dalam perkembangannya semakin menurun, dimana pada tahun 1998 menjadi sebesar 65.000, pada Juni 1999 merosot lagi menjadi 53.744 pelanggan, sedangkan tahun 2000 turun lagi menjadi 36.500 pelanggan.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=4M_sAAAAMAAJ&q=ekonomi+mulai+mendera+negeri+ini+,+Komselindo+sempat+kehilangan+sekitar+5+.+000+dari+70&dq=ekonomi+mulai+mendera+negeri+ini+,+Komselindo+sempat+kehilangan+sekitar+5+.+000+dari+70&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiT3crY0rfuAhXfwjgGHfedB34Q6AEwAHoECAAQAg Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 14,Masalah 1-7]</ref><Ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=irq1AAAAIAAJ&dq=komselindo+jakarta+bandung+semarang+yogyakarta&focus=searchwithinvolume&q=komselindo+ Yearbook of Asia-Pacific Telecommunications]</ref> Hal ini seiring dengan pangsa pasar AMPS yang menurun tajam, dari 48,4% pada 1995 menjadi 4,4% pada 1999 yang disebabkan kalah dengan [[GSM]] yang masif.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=r143AgAAQBAJ&pg=PA197&dq=komselindo+amps+gsm&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiG3L7C0rfuAhUjyzgGHYHpCBA4ChDoATAGegQICBAC#v=onepage&q=komselindo%20amps%20gsm&f=false Towards a Knowledge-based Economy: East Asia's Changing Industrial Geography]</ref> Untuk mengatasi masalah ini, Komselindo sempat menjalin kerjasama dengan perusahaan lain yang bergerak di AMPS juga, yaitu [[Metrosel]] yang beroperasi di [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]] dalam bentuk kerjasama jaringan sehingga harga jaringan keduanya bisa ditekan hingga 40%. Selain itu, pada 2001-2002, Komselindo juga meluncurkan berbagai produk, seperti Kartu Gesit (yang diklaim paling murah dibanding operator GSM dan merupakan [[prabayar]] pertama AMPS),<ref>[https://books.google.co.id/books?id=4M_sAAAAMAAJ&q=KOMSELINDO+1998&dq=KOMSELINDO+1998&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjUsZeb2bfuAhW34zgGHWjlCK4Q6AEwBXoECAcQAg Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 14,Masalah 1-7]</ref> paket [[pascabayar]] Nasional, Spada dan Menari dan promosi panggilan Prorata yang berharga murah.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=ifhWAAAAMAAJ&q=KOMSELINDO+Gesit&dq=KOMSELINDO+Gesit&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjmm8K72LfuAhVBwzgGHchHDuYQ6AEwAXoECAEQAg Panji: majalah berita nasional, Volume 5]</ref>
Masalah lain yang membelit Komselindo adalah efek krisis ekonomi sehingga membuat perusahaan ini terjerat hutang, sebesar Rp 126 M, US$ 143 juta dan [[Dolar Singapura|Sin$]] 13.356. Sementara itu, di situasi sulit tersebut, PT Telkom yang merupakan pemegang saham 35% di Komselindo justru ingin menjual sahamnya karena ingin fokus pada bisnis utamanya.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=tCEWAQAAMAAJ&q=Komselindo+METROSEL&dq=Komselindo+METROSEL&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjOo4aW1LfuAhWf63MBHaIqCXw4ChDoATACegQIBRAC On becoming a customer-centric company: transformasi Telkom menjadi perusahaan berbasis pelanggan]</ref> Dalam
Namun pada akhirnya rencana untuk mengembangkan Komselindo sendiri tidak dilanjutkan oleh manajemen Bimantara, melainkan mereka memutuskan untuk membangun merek baru dengan melanjutkan pembangunan jaringan CDMA yang disiapkan Komselindo. Perusahaan baru itu dikenal dengan nama [[Mobile-8]] Telecom yang didirikan akhir 2002, dan sebagai persiapannya Bimantara menjadikan dua perusahaan komunikasi yang telah diakusisinya, yaitu Metrosel dan [[Telesera]] serta Komselindo menjadi anak perusahaan Mobile-8.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=rPwNWb1M64YC&pg=PA103&dq=komselindo+metrosel&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjg2_TS4rTuAhVCH7cAHaYCBaEQ6AEwBHoECAYQAg#v=onepage&q=komselindo%20metrosel&f=false Telecommunications Reform in the Asia-Pacific Region]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=UcQTAQAAMAAJ&q=komselindo+bimantara&dq=komselindo+bimantara&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj7hqqx47TuAhXLdCsKHdVSC8EQ6AEwBXoECAcQAg Tempo, Volume 31,Masalah 48-52]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=NDvjAAAAMAAJ&q=BIMANTARA+METROSEL&dq=BIMANTARA+METROSEL&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjb3u_V47TuAhUQ7XMBHRCpCvMQ6AEwA3oECAEQAg Gamma, Volume 3,Masalah 6-14]</ref> Pada akhirnya, sebagai "penerus" Komselindo adalah Fren yang diluncurkan pada 8 Desember 2003 yang berbasis CDMA 2000 dengan modal awal salah satunya adalah bekas pelanggan AMPS Komselindo yang dipindah menjadi CDMA, yang pada saat itu sudah menurun drastis menjadi hanya 23.485 pengguna.<ref>[https://books.google.co.id/books?hl=id&id=bZ-1AAAAIAAJ&dq=ELEKTRINDONUSANTARA+AMPS&focus=searchwithinvolume&q=elektrindo Yearbook of asia-pacific telecommunications]</ref> Sejak saat itu, Komselindo hanya menjadi anak perusahaan Mobile-8 yang tidak terlalu aktif, namun tetap kadang-kadang digunakan misalnya untuk mengikuti tender jaringan [[3G]] pada 2006.<ref>[https://bisnis.tempo.co/read/73364/komselindo-dan-samoerna-mundur-dari-tender-3g Komselindo dan Samoerna Mundur dari Tender 3G]</ref> Pada akhirnya, PT Komunikasi Selular Indonesia di[[merger]] dengan induknya, Mobile-8 pada 11 Juni 2007.<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-792154/merger-tiga-anak-usaha-mobile-8-efektif Merger Tiga Anak Usaha Mobile-8 Efektif]</ref>
|