Paviliun Kerta Gosa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Angayubagia (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
Angayubagia (bicara | kontrib) |
||
Baris 39:
Usia dan kelas sosial juga berperan dalam penempatan lima Pandawa bersaudara. Kekuatan Bhima benar-benar bersifat fisik, jadi tubuhnya harus tidak terhalang dan siap untuk bertempur. Bhima mengenakan sarung hitam-putih yang, di Bali, diyakini memiliki kualitas pelindung magis. Di Surga, adegan pertempuran tidak berdarah, dan Bhima biasanya berada di pusat panel perang. Tubuhnya jauh lebih kecil daripada di neraka, menunjukkan kepentingannya yang berkurang dibandingkan dengan para dewa.
Lukisan Bhima Swarga adalah epik moral, yang menggambarkan kebijaksanaan dan ketekunan, dan kemenangan tertinggi kebajikan atas kejahatan. Dikatakan, “Dia yang dengan pengabdian sengit mendengarkan pembacaan Mahabharata mencapai sukses tinggi sebagai konsekuensi dari jasa yang menjadi miliknya melalui pemahaman bahkan sebagian kecil darinya. Semua dosa orang yang membaca atau mendengarkan sejarah ini dengan penuh pengabdian dihapuskan."{{Butuh rujukan}}
== Konstruksi ==
Dewa Agung Gusti Sideman, pelindung seni, mengawasi desain dan konstruksi istananya di Klungkung sebagai contoh arsitektur Hindu-Bali. Kertha Gosa berbentuk mandala, gunung yang berbentuk kubah yang dipengaruhi agama [[Budha]]. Fungsi utama dan pertama Kertha Gosa adalah sebagai pengadilan hukum dan keadilan. Paviliun ini menjadi tempat pertemuan raja dan hakim [[Brahmana|Brahman]] (Kerthas) untuk membahas masalah hukum dan urusan manusia.
Tidak diketahui apakah Bhima Swarga dilukis pada saat Kertha Gosa dibangun. Catatan lukisan paling awal, dan satu-satunya, di Kertha Gosa berasal dari tahun 1842 dan ditulis dalam buku lontar (buku yang memuat doa, sejarah Bali, dan epos).
Dewa Agung Gusta Sideman memerintah hingga 1775. Dia digantikan oleh putranya, kemudian oleh cucunya, dan garis keturunannya terus memerintah hingga awal abad ke-20. Pada tahun 1908, Belanda menyerang Klungkung; itu adalah kerajaan Bali terakhir yang jatuh. Pada tahun 1909, Kertha Gosa menjadi pengadilan resmi untuk wilayah Klungkung.
|