Khalifah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dikembalikan ke revisi 17287005 oleh Azharfuad44 (bicara): Bukan sumber tepercaya. (🍔)
Tag: Pembatalan
Isahmadi (bicara | kontrib)
Menambahkan satu hadits tentang khalifah dari H.R. Ahmad dan atsar Abu Bakar r.a. dan Umar r.a.
Baris 193:
{{quote |"Dahulu para nabi yang mengurus Bani Israil. Bila wafat seorang nabi diutuslah nabi berikutnya, tetapi tidak ada lagi nabi setelahku. Akan ada para khalifah dan jumlahnya akan banyak." Para sahabat bertanya, "Apa yang engkau perintahkan kepada kami?" Nabi menjawab, "Penuhilah bai’at yang pertama dan yang pertama itu saja. Penuhilah hak-hak mereka. Allah akan meminta pertanggungjawaban terhadap apa yang menjadi kewajiban mereka." — HR. Muslim.}}
 
{{quote |"Bila seseorang melihat sesuatu yang tidak disukai dari amirnya (pemimpinnya), maka bersabarlah. Sebab barangsiapa memisahkan diri dari penguasa walau sejengkal saja lalu ia mati, maka matinya adalah mati jahiliyah." — HR. Muslim.}}{{Quote|“Akan ada masa kenabian pada kalian selama yg Allah kehendaki Allah mengangkat atau menghilangkan kalau Allah menghendaki. Lalu akan ada masa khilafah di atas manhaj nubuwwah selama Allah kehendaki kemudian Allah mengangkat jika Allah menghendaki. Lalu ada masa kerajaan yg sangat kuat selama yg Allah kehendaki kemudian Allah mengangkat bila Allah menghendaki. Lalu akan ada masa kerajaan [kejam] selama yg Allah kehendaki kemudian Allah mengangkat bila Allah menghendaki. Lalu akan ada lagi masa kekhilafahan di atas manhaj nubuwwah.“ Kemudian beliau (saw) diam.”|cite=H.R. Ahmad}}
 
=== Ijma’ Sahabat ===
 
Ijma’ Sahabat yang menekankan pentingnya pengangkatan pemimpin tampak jelas dalam kejadian bahwa mereka menunda kewajiban menguburkan jenazah Nabi Muhammad dan mendahulukan pengangkatan seorang pemimpin. Padahal menguburkan mayat secepatnya adalah suatu kewajiban dan diharamkan atas orang-orang yang wajib menyiapkan pemakaman jenazah untuk melakukan kesibukan lain sebelum jenazah dikebumikan. Namun, para Sahabat yang wajib menyiapkan pemakaman jenazah Muhammad ternyata sebagian di antaranya justru lebih mendahulukan usaha-usaha untuk mengangkat Khalifah daripada menguburkan jenazah Muhammad. Sedangkan sebagian Sahabat lain mendiamkan kesibukan mengangkat Khalifah tersebut, dan ikut pula bersama-sama menunda kewajiban menguburkan jenazah Muhammad sampai dua malam, padahal mereka mampu mengingkari hal ini dan mampu mengebumikan jenazah Nabi secepatnya. Fakta ini menunjukkan adanya kesepakatan (ijma’) mereka untuk segera melaksanakan kewajiban mengangkat pemimpin daripada menguburkan jenazah.
 
[[Abu Bakar Ash-Shiddiq]] pernah menyampaikan bahwa beliau tidak mau dipanggil sebagai '''khalifatulloh''' akan tetapi beliau ridho jika dipanggil sebagai '''khalifatur-rosul''' ('''khaliifaturrosuululloohi shollalloohu 'aihii wa sallam''') <ref>{{Cite web|title=حديث عبدالله بن أبي مليكة - مجمع الزوائد|url=https://dorar.net/h/bcdd8f06108e1c7443f5b842ab05a36b|website=dorar.net|language=ar|access-date=2021-01-28}}</ref> <ref name=":1">{{Cite web|last=link|first=Dapatkan|last2=Facebook|title=Memahami Arti Khalifah|url=https://khalifah.cinta-islam.web.id/2021/01/konsep-khalifah.html|language=id|access-date=2021-01-28|last3=Twitter|last4=Pinterest|last5=Email|last6=Lainnya|first6=Aplikasi}}</ref>
 
Ada satu riwayat dari [[Umar bin Khattab]] pernah menanyakan kepada Salman, “Saya ini seorang Raja atau Khalifah?” Salman manjawab, “Jika engkau mengambil (hasil) dari bumi kaum Muslimin satu dirham atau lebih, lalu engkau pergunakan tidak pada tempatnya (berbuat zalim), maka sesungguhnya engkau adalah raja bukan Khalifah”. Mendengar jawaban itu Umar bin Khattab r.a. menangis. <ref name=":1" />
 
=== Dalil Dari Kaidah Syar’iyah ===