Sejarah Bali: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Membatalkan revisi 1790785 oleh 125.162.163.193 (Bicara) |
|||
Baris 29:
Alat-alat semacam ini ditemukan pula di goa-goa [[Sulawesi Selatan]] pada tingkat perkembangan [[kebudayaan Toala]] dan terkenal pula di [[Australia]] Timur. Di luar Bali ditemukan lukisan dinding-dinding goa , yang menggambarkan kehidupan sosial ekonomi dan kepercayaan masyarakat pada waktu itu. Lukisan-lukisan di dinding goa atau di dinding-dinding karang itu antara lain yang berupa cap-cap tangan, [[babi rusa]], [[burung]], manusia, [[perahu]], lambang matahari, lukisan mata dan sebagainya. Beberapa lukisan lainnya ternyata lebih berkembang pada tradisi yang lebih kemudian dan artinya menjadi lebih terang juga diantaranya adalah lukisan [[kadal]] seperti yang terdapat di pulau [[Seram]] dan [[Irian Jaya]], mungkin mengandung arti kekuatan magis yang dianggap sebagai penjelmaan roh nenek moyang atau [[kepala suku]].
=== Masa bercocok tanam ===
Masa bercocok tanam lahir melalui proses yang panjang dan tak mungkin dipisahkan dari usaha manusia prasejarah dalam memenuhi kebutuhan hidupnya pada masa-masa sebelumnya. Masa neolithik amat penting dalam sejarah perkembangan masyarakat dan peradaban, karena pada masa ini beberapa penemuan baru berupa penguasaan sumber-sumber alam bertambah cepat. Penghidupan mengumpulkan makanan (''food gathering'') berubah menjadi menghasilkan makanan (''food producing''). Perubahan ini sesungguhnya sangat besar artinya mengingat akibatnya yang sangat mendalam serta meluas kedalam perekonomian dan kebudayaan.
Sisa-sisa kehidupan dari masa bercocok tanam di Bali antara lain berupa [[kapak batu persegi]] dalam berbagai ukuran, belincung dan panarah batang pohon. Dari teori [[Kern]] dan teori [[Von Heine Geldern]] diketahui bahwa nenek moyang bangsa [[Austronesia]], yang mulai datang di kepulauan kita kira-kira 2000 tahun S.M ialah pada [[zaman neolithik]]. Kebudayaan ini mempunyai dua cabang ialah cabang kapak persegi yang penyebarannya dari dataran Asia melalui jalan barat dan peninggalannya terutama terdapat di bagian barat Indonesia dan [[kapak lonjong]] yang penyebarannya melalui jalan timur dan peninggalan-peninggalannya merata dibagian timur negara kita. Pendukung kebudayaan neolithik (kapak persegi) adalah bangsa Austronesia dan gelombang perpindahan pertama tadi disusul dengan perpindahan pada gelombang kedua yang terjadi pada masa perunggu kira-kira 500 S.M. Perpindahan bangsa Austronesia ke [[Asia Tenggara]] khususnya dengan memakai jenis perahu cadik yang terkenal pada masa ini. Pada masa ini diduga telah tumbuh perdagangan dengan jalan tukar menukar barang ([[barter]]) yang diperlukan. Dalam hal ini sebagai alat berhubungan diperlukan adanya bahasa. Para ahli berpendapat bahwa bahasa Indonesia pada masa ini adalah Melayu Polinesia atau dikenal dengan sebagai bahasa Austronesia.
=== Masa Perundagian ===
|