Amirul Isnaini: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
Rescuing 5 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
||
Baris 32:
== Pendidikan ==
Amirul menyelesaikan pendidikan [[SD]] tahun 1965, [[SMP]] lulus tahun 1968. Selepas tamat [[SLTA]] tahun 1971 dia masuk [[Akmil]]. Lulus Akmil Magelang tahun 1975 dengan pangkat [[Letda]]. Berbagai kursus dan pendidikan tingkat [[perwira]] telah diselesaikannya, antara lain Sussarcab If (1975), Sus Para Komando (1976), Susjur Staf Pa Intel (1980), Sus Staf Pur (1986), Sus Intel Strat (1986), Sus Bahasa Inggris (1987), [[Seskoad]] (1987), Susfung Intel (1991), dan [[Lemhanas]] (2001).<ref name= Meninggal>[http://www.suaramerdeka.com/harian/0306/09/nas6.htm Amirul Isnaeni Meninggal Dunia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150916222021/http://www.suaramerdeka.com/harian/0306/09/nas6.htm |date=2015-09-16 }} Suara Merdeka, 9 Juni 2003</ref>
== Karier militer ==
Baris 39:
Pada 1993 Amirul menjadi Waas Intel Dan Kopassus, lalu menjadi Asistel Dan Kopassus (1995). Amirul kemudian menjadi Komandan [[Korem 071/WK]], [[Purwokerto]] pada 1996 dan Wadan [[Paspampres]] tahun 1998. Pangkatnya naik menjadi [[Brigadir Jenderal]] ketika dipromosikan menjadi Dan Pusintelad pada 1998 kemudian menjadi Waaspam KSAD pada 1999.<ref name= Meninggal />
Puncak kariernya di korps baret merah terjadi pada tahun 2000, ia resmi menjabat sebagai [[Komandan Jenderal Kopassus]] pada 4 Juli 2000 pangkatnya pun naik menjadi [[Mayor Jenderal]], menggantikan Mayjen TNI [[Syahrir MS]] yang akan menjabat Asisten Operasi KSAD.<ref>
== Penugasan ==
Pengalaman penugasan lapangan antara lain Amirul ikut Operasi Nanggala 19 (1977), Operasi Nanggala 53 (1982), Operasi Satgas 86 (1986), Katim Analis (1989), dan Satgas Cendrawasih (1996). Pengalaman penugasan ke luar negeri ke Hawai (1980), Singapura (1990), Hawai (1993), Filipina (2001), dan Singapura (2002).<ref name= Meninggal />
Ketika diterjunkan di [[Aceh]] sebagai Komandan Jaring Merah II, Amirul yang masih berpangkat [[Letnan Kolonel]] (jabatan resminya kala itu Asistel Kopassus), tak bisa melepaskan diri dari tanggungjawab terhadap pembantaian warga sipil di Aceh. Bersama Dan Kolakops, [[Kolonel]] [[Infanteri|Inf]] [[Syarwan Hamid]], Amirul dan Syarwan yang menggunakan Helly Bolco, turun ke tempat kejadian penyergapan sambil memberi selamat dan membawa serta mayat Panglima Wakil Wali Negara Islam Aceh Merdeka, Keucik Umar Ibrahim yang tewas terbunuh.<ref>
== Riwayat Jabatan ==
Baris 90:
== Meninggal ==
Amirul meninggal dunia di Singapura pada 8 Juni 2003 karena penyakit [[lever]] pada usia 51 tahun.<ref>
== Referensi ==
|