Raden Hanan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dhea Salsabila (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Dhea Salsabila (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Raden Hanan''' (lahir di [[Kota Palembang|Palembang]], [[Sumatra Selatan]], 5 November 1898 M atau 20 [[Jumadil akhir|Jumadil Akhir]] 1316 H)  adalah seorang [[Daftar Wali Kota Palembang|Wali Kota Palembang]] yang pertama dan menjabat pada tahun 1945-1947. Kata raden pada nama depannya merupakan sebuah gelar yang menunjukkan bahwa ia termasuk golongan darah [[Bangsawan|ningrat]], yaitu keturunan raja atau [[bangsawan]] lainnya.<ref>{{Cite web|last=Osk|first=Dudi|last2=ar|date=2019-12-30|title=Raden Hanan, Tokoh Pejuang dari Palembang|url=https://beritapagi.co.id/2019/12/30/raden-hanan-tokoh-pejuang-dari-palembang.html|website=BERITAPAGI|language=id-ID|access-date=2021-02-03}}</ref> Hal itu juga terdapat pada nama ayahnya, yakni Raden Hanafiah. Sedangkan kakeknya memiliki gelar [[pangeran]], yakni Pangeran Fabil. Adapun secara rinci silsilah “''kunyah”'' (silsilah jalur ayah) dari Raden Hanan yaitu Raden Hanan bin Raden Hanafiah bin Pangeran Fabil bin Pangeran Keramadinata bin Parangeran Natadiraja bin Pangeran Wiromenggolo bin Pangeran Natadireja (Lombok) bin Pangeran Purbaya (Raden Abubakar) bin Sultan Muhammad Mansyur bin Suhunan Abdul Rachman Kholifatul Mukminin Sayyidul Imam.<ref>{{Cite web|last=30134934|title=Raden Hanan, Sang Ningrat di Tengah Perjuangan [Dimuat Palembang Ekspres Cetak 31 Desember 2019]|url=https://issuu.com/arafahpramastos.sastrosubroto/docs/_fixed__raden_hanan_sang_ningrat_di_tengah_perjuan|website=Issuu|language=en|access-date=2021-02-03}}</ref> Ia meninggal dunia pada usia 80 tahun, tepatnya tanggal 31 Oktober 1979 dan dimakamkan di pemakaman Kawah Tekurep, Palembang.
 
== Pendidikan ==
Baris 7:
Pasca [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|kemerdekaan Republik Indonesia]], Raden Hanan pernah memimpin gerakan perebutan kekuasaan [[pemerintah Jepang]] yang ada di Palembang. Sebelum diangkat menjadi Wali Kota Palembang (1945–1947), ia merupakan seorang [[Kawedanan|Wedana]] [[Kabupaten Muara Enim|Muara Enim]] dan Wakil Ketua Dewan Penasehat Daerah (''Syu Sangi Kai'') Palembang pada tahun 1943. ''Syu Sangi Kai'' Palembang sendiri merupakan lembaga pertama yang berdiri sebagai wadah atau bentuk partisipasi politik pribumi pada masa pendudukan Jepang di Palembang.<ref>{{Cite web|last=BeritaPagi|date=2018-05-25|title=Raden Hanan, Perjuangan dan Pengabdiannya|url=https://beritapagi.co.id/2018/05/25/raden-hanan-perjuangan-dan-pengabdiannya.html|website=BERITAPAGI|language=id-ID|access-date=2021-02-03}}</ref> Dua tahun usai menjadi Wali Kota Palembang, Raden Hanan menjadi Ketua DPRS [[Negara Sumatra Selatan]] yang berdiri pada 30 Agustus 1948. Saat itu wilayahnya meliputi  [[Sumatra Selatan]], [[Bengkulu]], [[Lampung]], dan [[Kepulauan Bangka Belitung]]. Negara ini akhirnya dibubarkan pada 18 Maret 1950.<ref>{{Cite web|last=Alian|first=|date=|title=SUMATERA SELATAN DALAM KERANGKA NEGARA FEDERAL BELANDA|url=https://repository.unsri.ac.id/22670/1/2._SUMATERA_SELATAN_DALAM_KERANGKA_NEGARA_FEDERAL_BELANDA.pdf|website=|access-date=}}</ref> Kemudian, mulai tanggal 1 Juli 1950 Raden Hanan bertugas sebagai [[Residen]] Palembang (diperbantukan) kepada [[Gubernur]] Winarno Danuatmojo. Terhitung mulai 1 Februari 1954, berdasarkan surat pengangkatan tanggal 30 Januari 1954 yang ditanda tangani oleh Presiden [[Soekarno|Ir. Soekarno]], ia resmi menjadi pejabat definitif Residen Palembang.
 
Pada tahun 1945, Raden Hanan pernah diculik oleh tentara Jepang ke [[Tokyo]] bersama beberapa tokoh pejuang lainnya. Keluarga Raden Hanan sebelumnya menduga bahwa ia tidak akan akan kembali ke Indonesia dan dibunuh oleh tentara Jepang. Namun, iapada akhirnya Raden Hanan dikembalikan ke IndonesiaPalembang setelah terjadi tragedi [[Pengeboman atom Hiroshima dan Nagasaki|pengeboman atom di Kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang]] oleh tentara [[Sekutu]].
 
== Partai ==