Proklamasi Kemerdekaan Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RianHS (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
k Ejaan
Baris 34:
Para pemuda pejuang, termasuk [[Chaerul Saleh]], [[Sukarni]], dan [[Wikana]] terbakar gelora kepahlawanannya setelah berdiskusi dengan [[Tan Malaka|Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka]] tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran. Pada dini hari tanggal [[16 Agustus]] [[1945]], mereka bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, membawa Soekarno (bersama [[Fatmawati]] dan [[Guntur Soekarnoputra|Guntur]] yang baru berusia 9 bulan) serta Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai [[peristiwa Rengasdengklok]]. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.<ref>{{cite web|url=https://www.selasar.com/jurnal/37576/16-Agustus-Menelisik-Memori-Bersejarah-Peristiwa-Rengasdengklok|title=16 Agustus: Menelisik Memori Bersejarah Peristiwa Rengasdengklok |date=16 Agustus 2017 |accessdate=17 Agustus 2019 |website=Selasar.com |first=Muhammad Iman |last=Abdurrahman}}</ref>
 
Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu [[Achmad Soebardjo]] melakukan perundingan. Achmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Achmad Soebardjo ke [[Rengasdengklok]]. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta.<ref name="rengasdengklok">{{cite book |author=Her Suganda |authorlink= |title=Rengasdengklok - Revolusi dan Peristiwa |url=https://books.google.com/books?id=ft6UZaWOKU4C&pg=PA95 |accessdate=26 Mei 2013 |year=2009 |publisher=Kompas |location=Jakarta |isbn= 9787977094355 |pages=92–96}}</ref> Achmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu - buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang kerumahke rumah masing-masing. Mengingat bahwa [[Hotel Des Indes]] (sekarang kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10:00 malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang gedung museum perumusan [[teks proklamasi]]) sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para tokoh Indonesia.<ref>{{cite news |last1=Isnaeni |first1=Hendri F. |title=Begini Naskah Proklamasi Dirumuskan |url=https://historia.id/modern/articles/begini-naskah-proklamasi-dirumuskan-P3eXj |accessdate=13 Januari 2019 |work=historia.id |date=16 Agustus 2015}}</ref><ref name="auto1"/>
 
==== Pertemuan Soekarno/Hatta dengan Jenderal Mayor Nishimura dan Laksamana Muda Maeda ====