Sedyatmo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Yogi2015 (bicara | kontrib)
k Perbaikan dan penambahan konten
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 11:
Karier di dunia akademik dimulai sejak 1 Oktober 1950 dengan pengangkatannya sebagai rektor luar biasa untuk ''vak Waterkracht'' (bidang pembangkit tenaga air) pada bagian Teknik Sipil Fakultas Teknik [[Universitas Indonesia Bandung]] (kemudian menjadi [[ITB]]). Pada tanggal 1 Agustus 1951 ia resmi diangkat menjadi guru besar luar biasa bidang pembangkit tenaga air. Ia merupakan profesor pribumi kedua di jurusan teknik sipil [[ITB]] setelah Prof. Ir. [[Roosseno]].
 
Pada Lustrum ketiga (Dies Natalis ke-15) [[Institut Teknologi Bandung]] tanggal 2 Maret 1974 Sedijatmo menerima penghormatan berupa Doctor Honoris Causa dalam Ilmu pengetahuan Teknik dari Senat [[ITB]], atas dasar penilaian terhadap jasa-jasanya sebagai Insinyur, dengan promotor Prof. Ir. [[Soetedjo (akademisi)|Soetedjo]].<ref name="hc">[http://pondasicakarayam.blogspot.com/2010/08/pidato-penerimaan-gelar-doctor-honoris.html Pidato Penerimaan Gelar Doctor Honoris Causa Dalam Ilmu Pengetahuan Teknik]</ref><ref name="go">[http://books.google.co.id/books/about/Pidato_pada_upacara_penerimaan_gelar_Doc.html?id=5gYNHAAACAAJ&redir_esc=y Pidato pada upacara penerimaan gelar Doctor Honoris Causa dalam ilmu pengetahuan teknik, pada tanggal 2 Maret 1974 di aula ITB Bandung]</ref>
 
Nama Sedyatmo kemudian diabadikan sebagai nama [[jalan tol|jalan bebas hambatan]] dari Jakarta menuju bandara Soekarno-Hatta. Profesor Sedyatmo meninggal dunia di usia 74 tahun pada [[1984]] dan dimakamkan di Karanganyar. Pemerintah Indonesia menganugerahkan [[Bintang Mahaputra Kelas I]] kepada Sedyatmo atas jasa-jasanya.