Ganjar Pranowo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Keekhi1820 (bicara | kontrib)
Perubahan informasi
Tag: Dikembalikan
Baris 56:
 
== Biografi ==
Ganjar Pranowo dilahirkan dari keluarga sederhana di sebuah desa di lereng [[Gunung Lawu]], [[Karanganyar]] dari ayah bernama S. Pamudji (1933-2017) dan ibu Sri Suparni. Ganjar Sungkowo, demikian nama awalnya, merupakan anak kelima dari enam bersaudara.<ref>{{Cite web|url=https://regional.kompas.com/read/2017/04/03/13394191/ini.pesan.ayah.ganjar.pranowo.kepada.anak-anaknya|title=Ini Pesan Ayah Ganjar Pranowo kepada Anak-anaknya|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2017-04-03|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2019-01-20}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.merdeka.com/peristiwa/ayahanda-kritis-gubernur-ganjar-batal-umrah-kuker-ke-purbalingga.html|title=Ayahanda kritis, Gubernur Ganjar batal umrah & kuker ke Purbalingga|last=Parwito|website=merdeka.com|language=en|access-date=2019-01-20}}</ref>. Saudara kandung dari Ganjar Pranowo antara lain Pri Kuntadi, Pri Pambudi Teguh (salah satu hakim agung di Indonesia, yaitu [[Hakim Agung Indonesia|Hakim Agung]] Kamar Perdata<ref>{{Cite web|url=http://jateng.tribunnews.com/2018/08/15/kakak-ganjar-pranowo-dilantik-jadi-hakim-agung-kamar-perdata-di-jakarta|title=Kakak Ganjar Pranowo Dilantik Jadi Hakim Agung Kamar Perdata di Jakarta|date=2018-08-15|website=Tribun Jateng|language=id-ID|access-date=2019-01-20}}</ref>), Joko Prasetyo, Prasetyowati, dan yang terakhir Nur Hidayati.<ref>{{Cite web|url=https://regional.kompas.com/read/2015/03/28/12264891/Wasiat.Sang.Ibu.Ganjar.Pranowo.Diminta.Tak.Perkaya.Diri.|title=Wasiat Sang Ibu, Ganjar Pranowo Diminta Tak Perkaya Diri|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2015-03-28|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2019-01-20}}</ref> Ayah Ganjar Pranowo sendiri merupakan seorang polisi dan sempat ditugaskan untuk mengikuti operasi penumpasan Pemberontak [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia|PRRI]]/[[Permesta]].
 
Seperti halnya Joko Widodo, Ganjar Pranowo juga memiliki kisah penggantian nama yang lazim terjadi pada tradisi anak-anak di tanah Mataraman zaman dahulu. Nama asli dari Ganjar Pranowo adalah Ganjar Sungkowo yang berarti "Ganjaran dari Kesusahan/Kesedihan (Sungkowo)"<ref name=":1">{{Cite web|url=https://news.detik.com/read/2018/01/29/181500/3839608/1536/ternyata-ini-nama-lahir-ganjar-pranowo-pemberian-orangtuanya|title=Ternyata Ini Nama Lahir Ganjar Pranowo Pemberian Orangtuanya|last=Ajiyanto|first=Ragil|website=detiknews|access-date=2019-01-20}}</ref>. "Ganjar berarti hadiah dari Sang Pencipta, sedangkan nama belakang ini berhubungan dengan keadaan ketika Ibu mengandung dirinya. Saat itu keluarga kami sedang banyak dirundung kesusahan. Sungkowo sendiri memiliki arti kesedihan," seperti dikutip di dalam novel "Anak Negeri; Kisah Masa Kecil Ganjar Pranowo". Namun, ketika memasuki masa sekolah nama Sungkowo diganti dengan Pranowo. "Ibu dan Bapak takut kalau hidupku kelak selalu berkubang kesialan dan kesusahan bila memakai nama Sungkowo."<ref name=":1" />
 
=== Kehidupan di [[Tawangmangu]] ===
Menurut Ganjar, ada kenangan manis yang juga membekas ketika sekeluarga diusir dari rumah. Ceritanya, rumah masa kecil Ganjar di [[Tawangmangu, Karanganyar]] harus dijual. Ayahnya bersepakat dengan pembeli rumah bahwa masih diizinkan menempati sampai mendapat [[rumah kontrakan]]. Tiba-tiba suatu malam si pembeli rumah meminta keluarga Ganjar pindah karena akan segera ditempati pembelinya. Meski merasa dilanggar perjanjiannya, akan tetapi sang ayah mengalah. ”Semalaman hingga subuh ia pergi mencari rumah kontrakan. Akhirnya mereka terpaksa tinggal di rumah yang bersebelahan dengan pabrik [[gamping]],” tuturnya.<ref>{{Cite web|url=https://inilahonline.com/gubernur-jateng-ganjar-pranowo-luncurkan-biografi-dirinya-ditengah-sawah/|title=Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Luncurkan Biografi Dirinya Ditengah Sawah|date=2018-01-29|website=Inilah Online|language=id-ID|access-date=2019-01-20}}</ref>
 
Baris 67:
Ganjar Pranowo sudah ditempa disiplin sejak kecil. Saat masih SD, anak kelima pasangan S. Parmuji dan Sri Suparni ini harus bangun dini hari untuk menjalankan sholat, belajar, sekaligus menyemir sepatu “boots” milik ayahnya yang seorang polisi. Disiplin dan kerja keras yang ditanamkan orang tuanya sejak kecil itu telah membuat Ganjar menjadi sosok yang mandiri.
 
=== Pindah ke [[Kutoarjo]] ===
Tatkala pindah ke [[Kutoarjo, Purworejo|Kutoarjo]] untuk mengikuti tempat tugas ayahnya, Ganjar yang masih SMP bahkan sempat berjualan bensin dipinggir jalan. Saat bersekolah di SMA BOPKRI 1 Yogyakarta dan kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Ganjar yang ketika itu sudah hidup sendiri di “kos-kosan” tak pernah mengeluhkan kiriman uang saku yang pas-pasan. Keterbatasan ekonomi orang tuanya justru telah mendorong semangat dia untuk melakukan kerja sambilan. Ganjar Pranowo remaja juga dikenal sangat pendiam dan ''nerima'' (penurut red). Laku prihatin karena keterbatasan ekonomi keluarga dengan berjualan bensin eceran telah menempa dirinya menjadi politisi tangguh sekaligus mengantarkannya menjadi “lurahe wong Jateng” (Gubernur Jawa Tengah).<ref name=":3">{{Cite web|url=https://banjarnegarakab.go.id/v3/index.php/berita-165/sosial-budaya/1569-ganjar-pranowo-lurah-anyare-wong-jawa-tengah|title=Ganjar Pranowo, Lurah Anyare Wong Jawa Tengah - Kabupaten Banjarnegara|website=banjarnegarakab.go.id|access-date=2019-02-17}}</ref>
 
Kehidupan masa kecil Ganjar juga diceritakan teman satu kampungnya, Kelik Sudiyono. Dia melihat tidak ada yang menonjol saat SMP tetapi memang hobinya berorganisasi di [[Palang Merah Remaja]] (PMR), [[Gerakan Pramuka Indonesia|Pramuka]], dan [[Organisasi Siswa Intra Sekolah]] (OSIS). “Kalau di Pramuka, saya sering jadi anak buahnya,” katanya. Kelik yang saat SMP tiap hari berangkat sekolah bersama Ganjar menyebutkan, Ganjar juga tidak tergolong sebagai bintang di sekolah. Bakat di dunia politik juga belum terlihat saat itu karena Ganjar menjadi pribadi yang pendiam. “Dia termasuk anak rumahan,” ujar laki-laki yang ikut menjadi relawan Ganjar Heru di Kutoarjo ini. Meskipun demikian, Kelik mengungkapkan saat SMP Ganjar memang sangat menyukai pelajaran [[sejarah]]. Dia juga sering bercerita bahwa dia senang dengan buku-buku [[Soekarno]]. “Dulu habis pulang sekolah kami sering main ke tempat teman untuk menembak [[burung]] atau mencari [[Cengkerik|jangkrik]],” katanya.<ref name=":3" />
 
Kelik melihat perbedaaan Ganjar begitu kuliah di [[Yogyakarta]]. Setiap kali pulang, Ganjar cenderung serius setiap kali berbincang. “Kalau cerita sering dikaitkan dengan pelajaran hukum yang diterimanya saat kuliah. Saya jadi kaget dan mulai tidak nyambung. Sejak saat itulah mulai jarang ketemu,” katanya. Dia mengaku tidak tahu kalau ternyata Ganjar sudah menjadi [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Anggota DPR-RI]] sejak 2004. Dia baru tahu setelah melihat acara secara live [[Panitia Khusus Hak Angket Bank Century|Rapat Panitia Khusus Century]] di salah satu stasiun televisi. “Pengalaman hidup, bekal pendidikan formal dan keikutsertaannya dalam organisasi politik selama ini saya yakin akan menjadi modal tersendiri bagi perubahan Jawa Tengah nantinya,” katanya.<ref name=":3" />
 
=== Lulus SMA ===