Salat tujuh waktu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Suntingan 140.213.158.186 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Haris Gustap Junior.
Tag: Pengembalian Dikembalikan
kembalikan ke versi stabil halaman
Tag: Pengembalian manual
Baris 1:
{{dab|Artikel ini merupakan keterangan ibadah [[Salat]] dalam perspektif [[Kristen]]}}
{{Hapus|Sumber yang tidak valid dan harap dipahami bahwa tidak ada sholat 7 waktu dalam Kristen Orthodox.}}
{{Infobox Holiday
|holiday_name=Salat Tujuh Waktu
|image=
|caption=
|relatedto=[[Salat]]; [[Kristen]], [[Ortodoks]], [[Doa]]
}}
'''Salat Tujuh Waktu''' ([[bahasa Arab]]: ''As-Sab’u ash-Shalawat'') adalah salah satu ritual atau tata ibadah [[Kristen]] dalam [[Gereja Ritus Timur]], khususnya di dalam [[Gereja Ortodoks]]. Liturgi [[salat]] ini terus dilakukan di gereja-gereja [[Arab]], sebagaimana juga terdapat dalam tradisi [[Gereja Katolik Roma]] dengan nama "''[[Brevir]]''" atau "''[[Officium Divinum|De Liturgia Horanum]]''". Hampir seluruh [[Gereja Ritus Timur|Gereja-gereja di Timur]] masih melaksanakan "Salat Tujuh Waktu" (As-Sab’u ash-Shalawat) ini. Dalam gereja-[[gereja Ortodoks]] jam-jam salat ([[bahasa Aram]]: ''‘iddana tselota''; [[bahasa Arab]]: ''sa’atush salat'') ini masih dipertahankan tanpa putus sebagai doa-doa baik kaum [[imam]] ([[klerus]]) maupun untuk umat (awam).<ref name=noorsena/>
 
== Pemakaian kata "Salat" dalam agama Kristen ==
Kata "''Salat''" jarang disinggung-sentuh oleh orang Kristen di Indonesia, karena kata yang identik dengan "Sembahyang" itu lebih umum dipakai untuk ibadah dalam agama [[Islam]]. Padahal jauh sebelum kaum [[Muslim]] menggunakan kata ini, penganut [[Gereja Ortodoks|Gereja Kristen Ortodoks]], yang dicatat sudah masuk ke Indonesia sejak abad ke-7 M, telah menggunakan kata “Salat” saat menunaikan ibadah. Kata “Salat” dalam bahasa Indonesia merupakan kata ambilan dari [[bahasa Arab]], yang berasal dari kata '''tselota''' dalam [[bahasa Aram]] ([[Suriah]]) yaitu bahasa yang digunakan oleh [[Yesus]] [[Kristus]] pada masa hidupnya di dunia. Bagi umat [[Kristen]] [[Ortodoks]] Arab yaitu umat Kristen [[Ortodoks]] yang berada di [[Mesir]], [[Palestina]], [[Yordania]], [[Libanon]] dan daerah [[Timur Tengah]] lainnya menggunakan kata ''tselota'' tersebut dalam bentuk bahasa Arab ''Salat'', sehingga [[Doa Bapa Kami|doa “Bapa kami”]] oleh umat Kristen [[Ortodoks]] Arab disebut sebagai '''Sholattul Rabbaniyah'''.
 
== Istilah Tselota, Salat dan Shalawat ==
Kata Arab "''salat''" berasal dari [[bahasa Aram]] "''tselota''". Contoh kata ini misalnya terdapat pada {{Alkitab|Kisah Para Rasul 2:42}} dalam teks ''[[Peshitta]]'', yaitu terjemahan kuno Alkitab dalam bahasa Aram/Suryani: "''waminin hu bsyulfana dshliha wmishtautfin hwo batselota wbaqtsaya deukaristiya''" (''Mereka bertekun dalam pengajaran para Rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu menjalankan <u>salat-[[salat]]</u> dan merayakan [[Ekaristi]] atau "Khidmat al-Quddus"'').<ref>Lihat [[Kisah Para Rasul 2]]</ref> Dalam Alkitab bahasa Arab, kedua ibadah itu disebut: "''kasril khubzi wa shalawat''" (memecah-mecahkan roti dan melaksanakan salat-salat). Dua corak ibadah ini merupakan pelaksanaan kedua corak ibadah [[Yahudi]]: "'''Mahzor dan Siddur'''". ''Mahzor'' ialah perayaan besar yang diselenggarakan 3 kali dalam setahun di kota suci Yerusalem. Kata yang diterjemahkan "perayaan", dalam [[bahasa Ibrani]] adalah: '''''Hag''''' (yang seakar dengan kata Arab: ''[[Haji|Hajj]]'' ). Ketujuh ibadah sakramental, khususnya "''Qurbana de Qaddisa''" ([[Ekaristi]]/[[Perjamuan Kudus]]) yang meneruskan ibadah ''Hag'', maupun "Salat tujuh waktu" non-sakramental, dapat dilacak asal-usulnya dari ''Siddur'' [[Yahudi]].<ref name=noorsena>Bambang Noorsena. "Shalat Tujuh Waktu" (Dalam Kristen Orthodoks Syria). Penerbit: Studia Syriaca Orhodoxia.</ref>
 
Kata bahasa Aram ''Tselota'' merupakan ''nomen actionis'', yang berarti "''ruku’''" atau "perbuatan membungkukkan badan". Dari bentuk kata ''Tselota'' inilah, bahasa Arab melestarikannya menjadi kata ''Salat''.
 
Mar Ignatius Ya’qub III dari gereja Ortodoks menekankan bahwa orang [[Kristen]] hanya "melanjutkan adab yang dilakukan orang-orang Yahudi dan bangsa Timur lainnya ketika memuji Allah dalam praktik ibadah mereka" (''taba’an lamma kana yaf’alahu al-Yahudi wa ghayrihim fii al-syariq fii atsna’ mumarasatihim al ‘ibadah''). Dan perlu dicatat bahwa, "pola ibadah ini telah dilestarikan pula oleh umat Muslimin" (''wa qad iqtabasa al-Muslimun aidhan buduruhum hadza al-naun min al ‘ibadah'').
 
Selain dari itu, gereja mula-mula juga meneruskan adab ‘Tilawat Muzamir’ (yaitu bagian-bagian [[Kitab Mazmur|Kitab Zabur/Mazmur]]) dan salat-salat yang ditentukan pada jam-jam ini (''wa qad akhadzat ba’dha al-Kana’is ‘an Yahudu tilawat Muzamir wa shalawat mu’ayyanat fii hadzihis sa’ah'').
 
== Kiblat Salat ==
[[Alkitab]] mencatat kebiasaan [[nabi]] [[Daniel]] berkiblat "ke arah [[Yerusalem]], tiga kali sehari ia berlutut dengan kakinya (ruku’) mengerjakan salat" ({{Alkitab|Daniel 6:11}}, dalam [[bahasa Aram]]: "''negel Yerusyalem, we zimnin talatah be Yoma hu barek ‘al birkohi ume Tsela''" ). Seluruh umat Yahudi sampai sekarang berdoa dengan menghadap ke [[Baitul Maqdis]] ([[bahasa Ibrani]]: Beyt ham-Miqdash), di kota suci Yerusalem. [[Sinagoge]]-sinagoge Yahudi di luar Tanah Suci mempunyai arah [[kiblat]] ([[bahasa Ibrani]]: Mizrah) ke [[Yerusalem]]. Kebiasaan ini diikuti oleh umat Kristen mula-mula, tetapi mulai berkembang beberapa saat setelah tentara [[Romawi]] menghancurkan Bait Allah di Yerusalem pada tahun [[70]] M.
 
Kehancuran Bait Allah membuat arah kiblat salat Kristen menjadi ke arah Timur, berdasarkan {{Alkitab|Yohanes 4:21}}, {{Alkitab|Kejadian 2:8}}, {{Alkitab|Yehezkiel 43:2}} dan {{Alkitab|Yehezkiel 44:1}}. Kiblat ibadah ke arah Timur ini masih dilestarikan di seluruh gereja Timur, baik gereja-gereja Ortodoks yang berhaluan Kalsedonia ([[Yunani]]), gereja-gereja Orthodoks non-Kalsedonia (Qibtiy/[[Koptik]] dan Suriah), maupun minoritas gereja-gereja Nestoria yang masih bertahan di [[Irak]].
 
== Tata cara Salat ==
Pada Gereja Ortodoks Syria, setiap salat terdiri dari tiga rakaat (satuan gerakan). Pada rakaat pertama hanya dilakukan qiyam (berdiri). Pada rakaat kedua dilakukan rukuk, dan sujud. Pada saat rukuk dan sujud ini dilakukan gerakan tanda salib. Dan, doa yang digunakan dalam bahasa Arab, Aram, Yunani, dan Ibrani. Lalu dibacakan pujian (qari’ah) yang dikutip dari kitab [[Mazmur]]. Pada rakaat ketiga dilakukan pembacaan kanun al imam, semacam pengakuan kepada Tuhan (syahadat) yang dikenal dalam Gereja Ortodoks.<ref>Paragraf ke-13, http://jurnalis.wordpress.com/1998/10/03/gereja-dengan-haji-dan-salat/</ref>
 
== Makna Teologis Ketujuh Waktu Salat ==
Baris 52 ⟶ 79:
 
Salat di dalam Al-Qur'an terkadang hanya disebut sebagai berdiri, rukuk atau sujud saja<ref>http://quran.com/3/43</ref>, akan tetapi sesungguhnya maksudnya adalah salat itu sendiri secara keseluruhan (satu kesatuan) mencakup berdiri, rukuk dan sujudnya, mulai dari takbir hingga salamnya. Pada awal mulanya salat umat muslim berkiblat ke [[Al-Aqsha]] (Baitul Maqdis) di [[Yerusalem]] sebelum akhirnya diperintah Allah untuk berpindah kiblat ke bangunan yang didirikan nabi Ibrahim dan Ismail yaitu Masjid Al-Haram [[Ka'bah]] <ref>http://quran.com/2/144</ref>.
 
== Lihat pula ==
* [[Officium Divinum]]
* [[Doa Bapa Kami]]
* [[Liturgi]] [[Kristen]]
* [[Minggu Sengsara]]
* [[Penyaliban Yesus]]
* Bagian [[Alkitab]] yang berkaitan: [[Daniel 6]], [[Markus 15]], [[Kisah Para Rasul 2]], [[Kisah Para Rasul 16]], [[Wahyu 16]]
 
== Referensi ==