Stasiun Ponorogo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~stub
HsfBot (bicara | kontrib)
k top: clean up, replaced: dipo lokomotif → depo lokomotif
Baris 25:
Terdapat perpanjangan jalur ke Slahung. Pada tanggal 1 November 1907, jalur kereta api Ponorogo–Balong resmi dibuka sejauh 17 kilometer. Aslinya, Stasiun Balong direncakan sebagai titik terminus, tetapi seiring meningkatnya pengangkutan batu gamping ke Slahung, maka dilanjut dengan Balong–Slahung pada tanggal 1 Agustus 1922. Alhasil, panjang jalur kereta api sejauh 25,5&nbsp;km selesai dibangun.<ref>{{Cite book|title=Archiv Für Eisenbahnwesen|last=|first=|publisher=|year=1935|isbn=|location=|pages=}}</ref>
 
Dahulu stasiun ini memiliki 5 jalur kereta api dengan jalur ke-4 adalah percabangan menuju [[Jalur kereta api Ponorogo-Badegan|Badegan]], tetapi sayang, percabangan ini sudah tidak ada sejak zaman pendudukan Jepang karena dibongkar oleh pekerja romusa pada tahun 1943.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/38139980|title=Sejarah perkeretaapian Indonesia|last=Nusantara.|first=Tim Telaga Bakti|last2=Indonesia.|first2=Asosiasi Perkeretaapian|date=1997|publisher=Angkasa|year=|isbn=9796651688|edition=Cet. 1|location=Bandung|pages=|oclc=38139980}}</ref> Stasiun ini merupakan stasiun yang cukup besar dan dilengkapi dengan dipodepo lokomotif dan pemutar rel.
 
Kini kondisi bangunan stasiun masih terawat dengan baik dan dijadikan sebagai warung dan kios. Kios dan warung itu diberi nama "Stasiun" untuk menandakan bahwa bangunan tersebut memang dahulunya merupakan stasiun.