Bambang Soegeng: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Rescuing 0 sources and tagging 4 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
||
Baris 29:
Selain berkarier di dunia militer, Bambang juga pernah menjabat sebagai [[Duta Besar]] [[Indonesia]] untuk [[Vatikan]], [[Jepang]], dan [[Brasil]].
Bambang meninggal dunia pada usia 63 tahun dengan pangkat terakhir [[Mayor Jenderal]] [[Anumerta]] dan dimakamkan di Kompleks Monumen Pembunuhan Massal Pejuang RI Kali Progo, Temanggung, Jawa Tengah.<ref>{{cite news|title=Jembatan Progo Saksi Bisu Pembantaian Ribuan Pejuang RI|url=http://berita.suaramerdeka.com/jembatan-progo-saksi-bisu-pembantaian-ribuan-pejuang-ri/|first=Raditia|last=Yoni Ariya|publisher=Suara Merdeka.com|accessdate=18 Agustus 2017|date=11 November 2016}}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref>{{cite web|location=Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah D.I Yogyakarta|work=Artikel Perpustakaan|first=Titi|last=Mumfangati|title=Mengenal Monumen Bambang Sugeng di Gumuk Godheg Temanggung|url=http://bpad.jogjaprov.go.id/article/site/view/id/492/t/mengenal-monumen-bambang-sugeng-di-gumuk-godheg-temanggung|date=23 September 2013|publisher=bpad.jogjaprov.go.id}}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Mulai tanggal [[1 November]] [[1997]], pemerintah Indonesia menaikkan pangkatnya menjadi [[Letnan]] [[Jenderal]] (Kehormatan).<ref>Keputusan Presiden Nomor 50/ABRI Tahun 1997</ref>
== Kehidupan awal ==
Baris 46:
Bambang Sugeng pernah memimpin pasukan [[TKR]] pada saat [[Agresi Militer I]] ([[1947]]) dan [[Agresi Militer II]] ([[1948]]). Selain itu ia juga termasuk perwira yang terlibat dalam perencanaan [[Serangan Umum 1 Maret 1949]]. Sebagai penguasa teritorial, Bambang mengendalikan jalannya pertempuran di wilayah Divisi III [[Jawa Tengah]] dan [[Yogyakarta]] pada masa 1948-1949. Dari tangan pria kelahiran Magelang itu muncul Perintah Siasat dan Intruksi Rahasia untuk melakukan perang propaganda terhadap [[Belanda]].
Dengan posisinya yang senior kemudian Pemerintah menunjuknya untuk menjadi wakil Panglima Besar [[Sudirman]] atau Wakil 1 Kepala Staf Angkatan Perang (KSAP) mulai [[21 September]] [[1944]] hingga [[27 Desember]] [[1949]]. Pada bulan [[Juni]] [[1950]] Bambang diangkat menjadi Panglima [[Kodam V/Brawijaya|Divisi I TT V/Brawijaya]].<ref>{{cite web|url=http://www.kodam5-brawijaya.mil.id/static/13/sejarah-kodam-vbrawijaya.html|title=Sejarah Kodam V/Brawijaya|publisher=kodam5-brawijaya.mil.id|accessdate=3 Desember 2013}}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Sosoknya yang bisa diterima semua pihak yang menjadikanya satu-satunya alternatif bagi Presiden [[Soekarno]] saat mengangkatnya sebagai [[KASAD]] setelah mencopot [[AH Nasution]] yang dianggap mendalangi [[Peristiwa 17 Oktober]]. Bambang menggunakan pendekatan unik khas Indonesia yaitu musyawarah untuk menyatukan para perwira TNI yang terbelah akibat [[Peristiwa 17 Oktober]] dan menghasilkan [[Piagam Djogja 1955]]. Piagam yang meredam friksi di dalam militer membuat Soekarno yang pada akhirnya mengangkat kembali AH Nasution menjadi KASAD.
Baris 85:
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.temanggungkab.go.id/potensi.php?mnid=108 Situs Pemda Temanggung - Monumen Bambang Sugeng]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
{{kotak_mulai}}
|