Anyakrawati: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Suntingan 125.161.132.77 (Pembicaraan) dikembalikan ke versi terakhir oleh Borgxbot |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
'''
== Silsilah keluarga ==
Ketika menjabat sebagai [[Adipati Anom]] (putra mahkota), Mas Jolang menikah dengan Ratu Tulungayu putri dari [[Ponorogo]]
Mas Jolang kemudian menikah lagi dengan Dyah Banowati putri [[Pangeran Benawa]] raja [[Kesultanan Pajang|Pajang]]. Dyah Banowati yang kemudian bergelar Ratu Mas Hadi
Empat tahun setelah Mas Jolang naik takhta,
== Peran
Mas Jolang pernah dikirim ayahnya untuk menghadapi pemberontakan pamannya dari pihak ibu, yaitu [[Adipati Pragola]] dari [[Pati]] tahun [[1600]].
Pemberontakan
Pemberontakan
== Pemberontakan
Pangeran Puger alias Raden Mas Kentol Kejuron adalah putra kedua [[Panembahan Senapati]] yang lahir dari selir bernama Nyai Adisara. Saat itu putra pertama Senapati yang bernama Raden Rangga Samudra (lahir dari Rara Semangkin) telah meninggal sejak lama. Hal ini membuat Pangeran Puger menjadi putra tertua dan merasa lebih berhak atas takhta [[Kesultanan Mataram]] daripada Mas Jolang.
Panembahan Senapati meninggal pada tahun [[1601]] dan digantikan oleh Mas Jolang sebagai raja Mataram selanjutnya, yang bergelar Prabu Hanyakrawati. Pengangkatan tersebut membuat Pangeran Puger sakit hati dan tidak mau menghadap ke pertemuan kenegaraan. menyadari hal itu, Hanyakrawati pun mengangkat kakaknya itu sebagai adipati [[Demak]].
Meskipun demikian, [[Pangeran Puger]] tetap saja memberontak tahun [[1602]], menolak mengakui kedaulatan adiknya. Perang antara [[Demak]] dan [[Mataram]] meletus. Akhirnya pada tahun [[1605]] [[Pangeran Puger]] dapat ditangkap dan dibuang ke [[Kudus]].▼
▲Meskipun demikian,
Pemberontakan selanjutnya terjadi tahun [[1607]] dilakukan oleh Pangeran Jayaraga (alias Raden Mas Barthotot), adik Hanyokrowati yang menjadi bupati [[Ponorogo]]. Pemberontakan ini dipadamkan oleh adik yang lain, yaitu Pangeran Pringgalaya (alias Raden Mas Julik putra Retno Dumilah). Jayaraga tertangkap dan dibuang ke Masjid Watu di [[Nusakambangan]].▼
▲Pemberontakan selanjutnya terjadi pada tahun [[1607]], dilakukan oleh Pangeran Jayaraga (alias Raden Mas Barthotot), adik
== Menyerang Surabaya ==
Pada tahun [[1610]]
Serangan pada tahun [[1613]] sempat menyebabkan pos-pos [[VOC]] di [[Gresik]] dan Jortan ikut terbakar. Sebagai permintaan maaf,
▲Serangan tahun [[1613]] sempat menyebabkan pos-pos [[VOC]] di [[Gresik]] dan Jortan ikut terbakar. Sebagai permintaan maaf, Hanyokrowati mengizinkan [[VOC]] mendirikan pos dagang baru di [[Jepara]]. Ia juga mencoba menjalin hubungan dengan markas besar [[VOC]] di [[Ambon]].
Prabu
Putra yang ditunjuk sebagai raja selanjutnya adalah [[Mas Rangsang]]. Namun, karena sebelumnyua pernah berjanji pada istri pertama (Ratu Tulungayu), maka [[Adipati Martopuro|Mas Wuryah]] pun lebih dahulu dijadikan raja bergelar [[Adipati Martopuro]] selama satu hari.
▲== Kematian Prabu Hanyokrowati ==
▲Prabu Hanyokrowati meninggal dunia tahun [[1613]] karena kecelakaan sewaktu berburu [[kijang]] di Hutan Krapyak. Oleh karena itu, ia pun terkenal dengan gelar anumerta Panembahan Seda ing Krapyak.
Setelah memerintah selama satu hari, Adipati Martopuro kemudian digantikan oleh Mas Rangsang, atau yang lebih terkenal dengan julukan [[Sultan Agung]].
▲Putra yang ditunjuk sebagai raja selanjutnya adalah [[Mas Rangsang]]. Namun karena pernah berjanji pada istri pertama (Ratu Tulungayu), maka Mas Wuryah lebih dahulu dijadikan raja bergelar [[Adipati Martopuro]] selama satu hari.Ia digantikan [[Sutawijaya]] .
== Kepustakaan ==
Baris 45 ⟶ 49:
{{start box}}
{{succession box |
before=[[
title=[[Sultan Mataram]] |
years=1601-1613 |
after=[[
}}
{{end box}}
|