Rijsttafel: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~cat
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 42:
}}</ref> Pada masa jayanya di era Hindia Belanda, versi jamuan resmi ''rijstaffel'' paling mewah terdiri atas iring-iringan para pelayan berbusana resmi (kain kebaya untuk pelayan wanita atau beskap, blangkon, bersarung kain batik untuk pelayan pria), secara khidmat dan resmi menyajikan belasan hingga puluhan piring berisi berbagai macam hidangan secara maraton ke meja makan di mana para tamu perjamuan duduk. Sajian pertama adalah nasi putih kadang berbentuk [[tumpeng]] kecil di sajikan di piring tamu, kemudian satu per satu pelayan datang membawa beraneka macam hidangan yang terdiri atas lauk-pauk, sayuran, gorengan, sambal dan kerupuk. Hidangan ini ditawarkan dan disajikan kepada para tamu perjamuan yang mengambil sendiri hidangan ini dari piring yang dibawa pelayan. Iring-iringan pelayan ini datang silih berganti membawa aneka hidangan yang bahkan dapat berjumlah hingga 40 macam. Versi penyajian yang lain hanya menyajikan nasi putih di tengah, dikelilingi piring-piring berisi aneka hidangan, mirip dengan sajian prasmanan kini.
 
SetelahPada masa pendudukan Jepang dan setelah perang kemerdekaan Indonesia 1945, ''rijsttaffel'' di bawa ke Belanda oleh orang Belanda kolonial dan orang [[Indo]] yang berangkat repatriasi ke Belanda. Sajian ini tetap populer pada keluarga Belanda yang memiliki akar keluarga kolonial Hindia Belanda. Akan tetapi di Indonesia setelah perang kemerdekaan 1945, berkembang gerakan nasionalisme yang menolak segala unsur budaya dan tradisi peninggalan kolonial Belanda yang dianggap mengeksploitasi bangsa Indonesia, termasuk ''rijsttafel'' dengan jajaran pelayan pribumi yang dianggap terlalu mewah dan flamboyan. Kini ''rijsttafel'' secara praktis hampir lenyap di Indonesia, dan hanya disajikan oleh sedikit rumah makan mewah di Indonesia.
 
== Daftar hidangan yang disajikan dalam ''rijsttafel'' ==