Dyad (filsafat): Perbedaan antara revisi

[[Numenios dari Apamea]] seorang [[filsafat|filsuf]] [[Neopythagoreanisme]] pada akhir abad ke-2 M, mengatakan bahwa [[Pythagoras]] memberikan nama [[Monad (filsafat Yunani)|Monad]] untuk Tuhan, dan nama Dyad untuk materi.<ref>[[Chalcidius]] r.52, 5–24, as cited in {{cite book |author=Kahn, Charles N. |title=Pythagoras and the Pythagoreans: a brief history |url=https://archive.org/details/pythagoraspythag00kahn |publisher=Hackett Pub |location=Indianapolis, IN |year=2001 |isbn=0-87220-575-4 |oclc= |doi= |page=[https://archive.org/details/pythagoraspythag00kahn/page/n181 172]}}</ref>{{Quotation needed|date=October 2010}} [[Aristoteles]] menyamakan materi sebagai pembentukan unsur-unsur (energi) ke dalam dunia materi ketika materi statis dibentuk oleh energi yang ditindaklanjuti oleh kekuatan atau gerak.{{citation needed|date=April 2016}} Kemudian para filsuf [[Neoplatonisme|Neoplatonik]] dan [[idealisme|idealis]] seperti [[Plotinus]] menganggap dyad sebagai penyebab kedua ([[demiurge]]),{{Citation needed|date=October 2010}} yaitu ketika pikiran ilahi ([[nous]]) yang melalui sifat reflektif{{Clarification needed|date=October 2010}} ([[Wikt:finite|finiteness]]) menyebabkan materi "muncul" atau menjadi dapat dipahami.