Rayap: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 62:
Dekomposer membuat tanah kaya dengan menambahkan senyawa organik dengan itu. Zat seperti karbon, air dan nitrogen dikembalikan ke ekosistem melalui tindakan pengurai. Yang termasuk contoh pengurai (dekomposer) adalah serangga, cacing tanah, bakteri, jamur, belatung, lactobacteria, kecoa, ragi, siput, lumut, dan actinomycetes
Rayap yang dalam bahasa Inggris disebut white ants (semut putih), pada umumnya dikenal sebagai serangga yang mengakibatkan kehancuran seperti pepatah “bak kayu dimakan rayap”. Pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar karena dalam ekosistem alam, rayap juga merupakan serangga yang menguntungkan bagi manusia yaitu sebagai serangga pengurai (dekomposer) yang menguraikan sisa-sisa tanaman/kayu. Rayap memakan bahan yang mengandung selulosa seperti kayu dan produk turunannya seperti kertas. Selulosa merupakan senyawa organik yang keberadaanya melimpah di alam namun tidak dapat dicerna oleh manusia maupun organisme tingkat tinggi lainnya sedangkan rayap dengan mudah dapat mencerna senyawa ini karena dalam usus rayap terdapat bakteri selulolitik ''[[Trichonympha]]'' yang mengeluarkan enzim selulase yang dapat memecah selulosa menjadi D-glukosa (gula alami).
Di Indonesia, yang merupakan daerah tropis memiliki hutan terluas
Memang kelihatan begitu sederhana, kita bisa bayangkan apa jadinya hutan tanpa rayap, maka hutan akan dipenuhi dengan tumpukan daun (serasah) dan akibatnya bisa saja membuat mati penguhuninya yaitu satwa besar lainya karena tidak bisa beraktivitas, inilah salah satu peran serangga memberikan keuntungan pada satwa liar di hutan, bahkan pohon-pohon dapat hidup karena daun dibawahnya telah terurai dengan baik.
|