Cak Durasim: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 0 sources and tagging 3 as dead.) #IABot (v2.0.8
Baris 1:
[[Berkas:Patung Cak Durasim.jpg|jmpl|Patung Cak Durasim di depan Taman Budaya Jawa Timur|350x350px]]
'''Cak Durasim''' (lahir di [[Jombang]], [[Jawa Timur]]) adalah seniman [[teater]] berkebangsaan [[Indonesia]]. Namanya dikenal sebagai pemrakarsa perkumpulan ludruk di [[Surabaya]]. Cak Durasim telah meletakkan dasar berkesenian bagi para seniman tradisional di Indonesia. Atas gagasan dan pengaruhnya terhadap dunia kesenian bagi generasi penerus, namanya dijadikan nama gedung dan festival di [[Jawa Timur]].<ref>[http://www.tamanismailmarzuki.co.id/tokoh/durasim.html Website resmi Taman Ismail Marzuki]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, diakses 2 Maret 2015</ref><ref>[http://www.jatimprov.go.id Website resmi Pemprov Jawa Timur], diakses 2 Maret 2015</ref><ref>[http://www.surabayakota.go.id Website resmi Pemkot Surabaya]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, diakses 2 Maret 2015</ref><ref>[http://www.jombangkab.go.id Website resmi Pemkab Jombang], diakses 2 Maret 2015</ref>
 
== Latar belakang ==
Cak Durasim bernama asli Gondo Durasim. Ia lahir di Jombang, Jawa Timur. Cak Durasim merupakan seniman ludruk yang memprakasai perkumpulan ludruk di Surabaya. Pada tahun [[1937]], ia mempopulerkan cerita-cerita legenda Soerabaja dalam bentuk drama. Dalam setiap pertunjukan ludruk yang digelarnya sudah termasuk satu kesatuan dari tari remo yang menampilkan kepahlawanan, juga dagelan sebagai sisipan, dan baru kemudian masuk ke inti cerita. Selain di Jombang, ia juga pernah mulai membentuk kelompok ludruk di Surabaya. Hal ini karena dalam pembentukannya ludruk tersebut disponsori oleh Tom alias Dr. [[Soetomo]], tokoh pejuang perintis kemerdekaan yang terkenal di awal ke-20. Kedatangan tentara Jepang tidak membuat kecil nyalinya. Bahkan pada tahun 1942 ketika tentara Jepang menguasai negeri ini, melalui ludruk sebagai media siar, ia membangkitkan semangat juang arek-arek Surabaya dalam mengkritik pemerintah penjajah, di dalam setiap pementasan drama ludruknya. Selain menceritakan legenda Surabaya ia juga mementaskan cerita perjuangan-perjuangan lokal masyarakat Jawa Timur. Dan, gendhing ''Jula-Juli'' Surabaya melengkapkan kritik yang disampaikan pemerintah penjajah.<ref>[http://news.liputan6.com/read/42625/festival-kesenian-cak-durasim-iii-dibuka Liputan 6 SCTV], diakses 2 Maret 2015</ref>
Pada puncaknya waktu pentas di Keputran Kejambon Surabaya ia melantunkan kidungan yang sangat populer yang berbunyi: ''"Pegupon omahe doro, urip melu Nippon tambah sengsoro"''. Akibat sebaris kalimat itulah ia ditangkap, disiksa oleh tentara Jepang dan akhirnya mereka menyeretnya ke penjara. Ia meninggal dunia setahun kemudian, dan dimakamkan di Makam Islam Tembok. Berkat keberanian itu, namanya dikenang sepanjang masa sebagai seniman serta pahlawan.<ref>[http://www.transsurabaya.com/2010/12/gedung-cak-durasim-taman-budaya/ Trans Surabaya]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, diakses 2 Maret 2015</ref><ref>[http://eventsurabaya.net/tag/cak-durasim/ Event Surabaya]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, diakses 2 Maret 2015</ref>
== Namanya diabadikan ==