Berdasarkan peta ''Tjipajoeng: herzien in de jaren 1899-1900'' yang diterbitkan oleh Topographisch Bureau pada 1901, sudah disebutkan nama CitayamCitayem yang ditulis dengan ejaan Tjitajam.<ref name=":0">{{Cite web|date=2017-02-20|title=Citayam, Sepenggal Nama dalam Kepingan Sejarah dan Legenda|url=https://daerah.sindonews.com/berita/1181239/29/citayam-sepenggal-nama-dalam-kepingan-sejarah-dan-legenda|website=SINDOnews.com|language=id-ID|access-date=2020-12-29}}</ref> Menurut peta tersebut, area CitayamCitayem meliputi kampung [[Bojong]], Pondok Terong, Rawa Geni, Ratu Jaya, [[Pabuaran, Bojonggede, Bogor|Pabuaran]], dan Citayam (Tjitajam). Kemudian, Kampung CitayamCitayem dengan beberapa kampung lain yang berdekatan dibentuk menjadi sebuah desa, yang diberi nama Desa CitayamCitayem.
Nama CitayamCitayem menjadi lebih menonjol terutama ketika ''[[Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij|Nedherlandsch Indische Spoorweg Maatschappij]]'' (NISM) membangun Halte CitayamCitayem atau [[Stasiun Citayam|Stasiun Citayem]] sebagai salah satu tempat pemberhentian guna naik-turun penumpang dan barang. Berdasarkan jadwal kereta yang dikeluarkan NISM pada JumatJum'at, 31 Januari 1873 sudah ada empat kereta api yang berhenti di Stasiun CitayamCitayem pada waktu itu.<ref>{{Cite web|title=Heritage - Kereta Api Indonesia|url=https://heritage.kai.id/page/Stasiun%20Citayam|website=heritage.kai.id|access-date=2020-12-29}}</ref> Letak stasiun tepat berada di sisi timur setu, yang kemudian dikenal sebagai Setu CitayamCitayem.
CitayamCitayem dahulu dikenal dengan hasil perkebunannya, terutama karet. Hasil kebun CitayamCitayem dibawa melalui jalan pos polisi dan pasar CitayamCitayem yang sekarang menuju stasiun CitayamCitayem. Kemudian dibuat alternatif melalui setu yang sekarang disebut Jalan Pos (kereta api) CitayamCitayem. Perempatan yang terbentuk karena pembuatan jalan alternatif tersebut di sekitar Setu CitayamCitayem ini kemudian sering disebut sebagai Simpang (perempatan) Hek.<ref name=":0" />
