Kawah Putih: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
membetulkan huruf kapital untuk nama geografis dan penulisan pasca |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 6:
== Sejarah ==
[[Berkas:Junghuhn Kawah Putih.jpg|jmpl|Gambar Kawah Putih oleh [[Franz Wilhelm Junghuhn]] (tahun 1856)|al=|kiri]]
Kisah tentang Kawah Putih Ciwidey diketahui berawal pada abad ke-10. Di masa lampau, terjadi sebuah letusan Gunung Patuha yang sangat hebat.
Berita keangkeran Gunung Patuha ini sampai ke telinga seorang cendikiawan Belanda yaitu [[Franz Wilhelm Junghuhn|Dr. Franz Wilhelm Junghuhn]]. Dr Junghuhn saat itu tinggal di kawasan tanah Priangan untuk mengembangkan [[Cinchona|tanaman kina]]. Sikap skeptis Dr Junghuhn membawa dirinya dan beberapa penduduk setempat pada tahun 1837 melawan mitos yang membuat orang enggan mendaki Gunung Patuha. Ia menemukan alasan mengapa burung-burung enggan melintasi Gunung Patuha. Kawah yang terdapat di puncak gunung menguarkan aroma [[belerang]] yang menyengat sehingga binatang pun menghindarinya.<ref>{{Cite news|url=https://nasional.kompas.com/read/2008/03/29/13281653/kawah.putih.tempat.bersemayam.roh.leluhur.?page=all|title=Kawah Putih: Tempat Bersemayam Roh Leluhur|last=|first=|date=2008|work=nasional.kompas.com|access-date=}}</ref>
Selepas penemuan itu,
Meski keberadaannya sudah diketahui sangat lama, masyarakat Indonesia baru menjadikan tempat ini sebagai lokasi wisata pada tahun 1987. Saat itu, Pemerintah Orde Baru melalui PT Perhutani (Persero) Unit III Jawa Barat dan Banten menjadikan Kawah Putih sebagai lokasi wisata.<ref>{{Cite web|url=https://lokawisatabandung.com/wisata-kawah-putih-ciwidey/|title=Wisata Kawah Putih Ciwidey, Objek Wisata Bandung Terpopuler|last=|first=|date=25 Agustus 2019|website=lokawisatabandung.com|access-date=}}</ref>
|