Usmar Ismail: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Agogoatmaja (bicara | kontrib)
pranala dalam rosihan anwar, hb jasin, pwi, djmaluddin malik, nahdatul ulama
Baris 20:
Ia pernah sekolah di HIS, MULO-B, AMS-A II Yogyakarta. Ia memperoleh B.A. di bidang sinematografi dari Universitas California, Los Angeles, Amerika Serikat pada tahun 1952.
 
Pada masa pendudukan Jepang dia tergabung dalam Pusat Kebudayaan. Pada masa itu pula ia mendirikan dan menjadi ketua Sandiwara Penggemar "Maya" bersama El Hakim, [[Rosihan Anwar]], Cornel Simanjuntak, Sudjojono, [[Hans Bague Jassin|H.B. Jassin]], dll..
 
Ketika Belanda kembali bersama tentara Sekutu, ia menjadi anggota TNI di Yogyakarta dengan pangkat mayor.
 
Ia aktif sebagai pengurus lembaga yang berkaitan dengan teater dan film. Ia pernah menjadi ketua Badan Permusyawaratan Kebudayaan Yogyakarta (1946-1948), ketua Serikat Artis Sandiwara Yogyakarta (1946-1948), ketua Akademi Teater Nasional Indonesia, Jakarta (1955-1965), dan ketua Badan Musyawarah Perfilman Nasional (BMPN). BMPN mendorong pemerintah melahirkan "Pola Pembinaan Perfilman Nasional" pada tahun 1967. Ia dikenal sebagai pendiri Perusahaan Film Nasional Indonesia bersama [[Djamaludin Malik|Djamaluddin Malik]] dan para pengusaha film lainnya. Lalu, ia menjadi ketuanya sejak 1954 sampai 1965.<ref>Sinematek Indonesia & Badan Penelitian dan Pengembangan, Penerangan, Departemen Penerangan RI. (1979). Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. hlm. 521-522</ref>
 
Dalam bidang keredaksian dan kewartawanan, ia pernah menjadi pendiri dan redaktur Patriot, redaktur majalah Arena, Yogyakarta (1948), "Gelanggang", Jakarta (1966-1967). Ia juga pernah menjadi ketua [[Persatuan Wartawan Indonesia]] (1946-1947).
 
Ia pernah aktif dalam bidang politik. Ia pernah menjadi ketua umum Lembaga Seniman Muslimin Indonesia ([[Lesbumi]]) (1962-1969), anggota Pengurus Besar [[Nahdlatul Ulama|Nahdatul Ulama]] (1964-1969), anggota DPRGR/MPRS (1966-1969).
 
Setelah sempat membantu Andjar Asmara menyutradarai Gadis Desa pada 1949, ia memulai debut penyutradaraan film lewat film Harta Karun. Ia dikenal luas secara internasional setelah menyutradarai film berjudul ''[[Pedjuang]]'' pada tahun 1961, yang mendokumentasikan [[kemerdekaan Indonesia]] dari [[Belanda]]. Film ini ditayangkan dalam [[Festival Film Internasional Moskwa]] ke-2, dan menjadi film karya anak negeri pertama yang diputar dalam festival film internasional.<ref name="Moscow1961">{{cite web|url=http://www.moscowfilmfestival.ru/miff34/eng/archives/?year=1961|title=2nd Moscow International Film Festival (1961)|work=MIFF|accessdate=2012-11-09}}</ref>