Universitas Darussalam Gontor: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
Major edit on summary of History of UNIDA Gontor, update on university's status of accreditation. Tag: menambah tag nowiki VisualEditor |
||
Baris 36:
| academic_staff =
| administrative_staff =
| students =5123
| undergrad =
| postgrad =
| doctoral =
| city = [[Ponorogo]]
| state =
Baris 57 ⟶ 56:
}}
'''Universitas Darussalam Gontor''', atau disingkat UNIDA Gontor, merupakan sebuah [[universitas]] swasta berbasis [[pesantren]] terletak di daerah [[Ponorogo]], [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]. Universitas
== Sejarah ==
Universitas Darussalam
Sistem pendidikan ''Kulliyyatul Mu'allimin al-Islamiyyah'' bervisi mencetak kader guru-guru Islam, sesuai dengan spirit Trimurti pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor, yaitu berdakwah melalui pendidikan. Sistem pendidikan ini merupakan terobosan sistem pendidikan yang secara khusus didesain oleh K.H. Imam Zarkasyi, sebagai hasil dari "safari belajar" di institusi-institusi pendidikan Islam terkemuka saat itu. Salah satu aspek terobosan ini adalah menjadikan pendidikan agama dan sains terintegrasi: ''"Agama 100% Sains 100%"'' .
Setelah KMI mengalami perkembangan pesat, Trimurti mengarahkan usaha menuju pendirian lembaga pendidikan yang lebih tinggi. Dengan visi demikian, pada tahun 1942 dibuka program pendidikan tinggi yang disebut dengan ''Underbow'' dan ''Bovenbow'' sebagai lanjutan untuk lulusan KMI. Kelanjutan program tersebut terhenti, karena kondisi penjajahan yang tidak memungkinkan penyelenggaraan kegiatan pendidikan yang efektif.
Setelah Indonesia menyatakan kemerdekaan, kegiatan belajar mengajar Pondok Darussalam mulai berlangsung lebih efektif. Trimurti meneruskan proses realisasi pendirian universitas. Pada tahun 1958, Trimurti dengan resmi mewakafkan Pondok Darussalam Gontor untuk umat Islam, baik nasional dan internasional. Wakaf ini, tidak hanya berupa harta materiil, namun juga meliputi ideologi, falsafah dan ''sunnah''/tradisi yang hidup didalam Pondok Modern Darussalam Gontor dan institusi institusi yang kelak berada dibawah naungannya. Dengan demikian, pondok pesantren menjadi hak dan kewajiban yang harus ditanggung untuk kemajuan dan kemaslahatan bangsa Indonesia khususnya, dan umat Islam dunia umumnya. Di dalam Piagam Penyerahan Wakaf tersebut tertulis dengan jelas cita-cita Trimurti yaitu:<blockquote>''"..agar Pondok Modern Gontor yang diwakafkan dikembangkan menjadi '''universitas Islam''' yang '''berarti dan bermutu''' serta menjadi pusat pengkajian Islam dan Bahasa Arab sebagai bahasa Al-Quran."''<ref>{{Cite book|last=|first=|date=1959|url=|title=Piagam Wakaf Pondok Modern Darussalam Gontor|location=|publisher=|isbn=|pages=|url-status=live}}</ref></blockquote>Maka dengan diresmikannya status wakaf Pondok Modern Darussalam Gontor, Trimurti dan Keluarganya tidak akan mewarisi atau memperoleh keuntungan apapun dari Pondok, dan kepengurusan pondok diserahkan kepada Badan Wakaf yang dibentuk sebagai perwakilan dari umat Islam yang ditunjuk oleh Trimurti. Proses pendirian Universitas Darussalam Gontor menjadi suatu misi utama yang mesti dipenuhi oleh Badan Wakaf. Sistem wakaf ini, bersama dengan sistem pendidikan terobosan yang belum pernah dipakai di pesantren ''salaf'' manapun, dan juga falsafah dan ''sunnah'' yang baku, membuat Pondok Darussalam digelari dengan julukan ''Modern''.
Sebagai wakif, para pendiri Pondok Modern Darussalam masih terus berupaya merealisasikan cita-cita mereka. Untuk itu, pada tanggal 1 Rajab 1383/17 November 1963 dimulailah langkah menuju cita-cita itu yaitu mendirikan Instiitut Pendidikan Darussalam (IPD). Karena keterbatasan sumber daya maka IPD baru dapat membuka dua fakultas, Ushuluddin dan Tarbiyah. Dalam pidato peresmiannya, K.H. Imam Zarkasyi selaku pejabat Rektor, menyatakan bahwa institut ini harus menjadi seperti Universitas al-Azhar di Mesir yang selama berabad-abad terus berjalan sebagai pusat studi Islam di dunia dan tetap bertahan seiring dengan perubahan waktu. Dia juga berharap agar Institut ini mengikuti jejak Aligarh Muslim University di India yang merupakan simbol kebangkitan Islam karena mengintegrasikan ilmu pengetahuan Islam dan sains. Selain itu, dia juga berharap agar pengasuh dan dosen-dosennya berjiwa ikhlas seperti para ulama di Shanggit, Afrika. Dengan kekuatan itu semua, Perguruan Tinggi di Gontor diharapkan dapat meniru Shantiniketan pada abad lalu yang mengajar dunia dari tempat terpencil yang damai.▼
▲
Pada tahun 1994, IPD mendirikan Fakultas Syari'ah dan berganti nama menjadi Institut Studi Islam Darussalam (ISID). Pada tahun 1996, kampus ISID menempati kampus baru di Siman, Ponorogo. Dengan berdirinya kampus baru yang terpisah dari kampus KMI, maka ISID mulai berjalan intensif, mandiri, dan terpadu. Pada tahun 2010, ISID membuka Program Pascasarjana. Dan sejak itu, Program Studi (Prodi) pada setiap fakultas terus ditambah dan dibenahi.
Pembangunan kampus baru di Siman juga telah membuka peluang yang lebih besar untuk merealisasikan amanat ''waqaf'' para pendiri Pondok Modern Gontor, yaitu mendirikan universitas. Maka, berdasarkan keputusan Badan Wakaf dan instruksi Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, pada tahun 2013 Panitia Pendirian Universitas Darussalam Gontor dibentuk. Dengan kerja keras, bantuan berbagai pihak, dan dukungan penuh == Program Akademik ==
Baris 79 ⟶ 80:
==== Fakultas Ushuluddin ====
* [[
* [[
* [[Ilmu]] [[al-Quran]] dan [[Tafsir]]
Baris 87 ⟶ 88:
* [[Pendidikan]] [[Agama]] [[Islam]]
* [[Pendidikan]] [[Bahasa Arab]]
* [[Tadris]] [[Bahasa Inggris]]
==== Fakultas Syariah ====
* [[Perbandingan]] [[Madzhab]] dan [[Hukum]]
* [[Hukum]] [[Ekonomi
==== Fakultas Ekonomi dan Manajemen ====
* [[Ekonomi Islam]]
* [[Manajemen
==== Fakultas Humaniora ====
|