Beno Soematenojo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 8:
 
== Perjuangan ==
Beno pernah menyamar sebagai tukang potong rambut keliling dalam melaksanakan tugas sebagai kurir bagi [[Soekarno]], [[Mohammad Hatta]], dan [[Sutan Syahrir]], yang dikelompokkan oleh Pemerintah [[Hindia Belanda]] sebagai garis kekuatan nasionalis, radikal, dan ekstrim. Tanggal [[1 Agustus]] [[1933]], Soekarno ditangkap dan dibuang ke Endeh, Flores dengan tujuan supaya terpisah dari Hatta dan Syahrir. Penangkapan berikutnya dilakukan tanggal [[25 Februari]] [[1934]] kepada Hatta, Syahrir, Murtuwo, Burhanudin, Bondan, dan Beno. Mereka dibuang dan diasingkan ke Digul Irian Selatan.Tempat penahanan Beno dipisahkan dengan Hatta dan Syahrir. Dia dikelompokkan dengan Murtowo, Burhanudin, Bondan di Tanah Tinggi. Dia bertemu dengan [[Sayuti Melik]] dari [[Semarang]], Abdulrachman dan Tobing dari Salatiga, Marlan dari [[Yogya]], Kartopandoyo dan Sastrowiyono dari [[Solo]], Broto dari Semarang, serta Ellias Yacoub dari Sumatera[[Sumatra Barat]], yang sejak pada tahun [[1926]] sudah menghuni di Digul.
 
Gubernur Jendral Hindia Belanda [[Andries Cornelies Dirk de GraffGraeff]] bertugas untuk menciptakan ketenangan dan ketentraman dalam menghadapi gerakan sosial politik yang menuntut kemerdekaan. Agitasi yang dilakukan oleh kaum pergerakan harus diahadapi dengan ancaman penjara atau pembuangan. Tindakan pemerintah penjajahan ini menganggap bahwa kaumpergerakan menyerang misi penjajahan. Bagi mereka yang sebagai kaum pergerakan, mengasingkan atau pembuangan merupakan keharusan. Kaum pergerakan mempunyai pengaruh yang besar di bidang politik penjajahan. Untuk keperluan tersebut, pemerintah Hindia Belanda menyediakan tanah Digul sebagai filter gerakan radikalisme di Hindia Belanda. Tanah Digul sendiri merupakan wilayah Afdeling Amboina Gubernemen [[Maluku]], setelah Irian dikuasai oleh Belanda pada tahun [[1828]].
 
== Daftar pustaka ==