Beno Soematenojo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 6:
Ketika masih bersekolah, Beno sudah merasakan adanya perbedaan perlakuan pemerintah penjajah terhadap kaum pribumi. Semangat nasionalismenya semakin tinggi ketika guru kelasnya menceritakan peristiwa [[Sumpah Pemuda]]. Kebetulan guru kelasnya merupakan seorang pergerakan, sehingga dia sangat dekat dengan gurunya itu. Setelah tamat sekolah, dia menyusul kakaknya yang bernama Diyon Paulus ke [[Jakarta]] untuk membantu orang tuanya.
==
Beno pernah menyamar sebagai tukang potong rambut keliling dalam melaksanakan tugas sebagai kurir bagi [[Soekarno]], [[Mohammad Hatta]], dan [[Sutan Syahrir]], yang dikelompokkan oleh Pemerintah [[Hindia Belanda]] sebagai garis kekuatan nasionalis, radikal, dan ekstrim. Tanggal [[1 Agustus]] [[1933]], Soekarno ditangkap dan dibuang ke Endeh, Flores dengan tujuan supaya terpisah dari Hatta dan Syahrir. Penangkapan berikutnya dilakukan tanggal [[25 Februari]] [[1934]] kepada Hatta, Syahrir, Murtuwo, Burhanudin, Bondan, dan Beno. Mereka dibuang dan diasingkan ke Digul Irian Selatan.Tempat penahanan Beno dipisahkan dengan Hatta dan Syahrir. Dia dikelompokkan dengan Murtowo, Burhanudin, Bondan di Tanah Tinggi. Dia bertemu dengan [[Sayuti Melik]] dari [[Semarang]], Abdulrachman dan Tobing dari Salatiga, Marlan dari [[Yogya]], Kartopandoyo dan Sastrowiyono dari [[Solo]], Broto dari Semarang, serta Ellias Yacoub dari [[Sumatra Barat]], yang sejak pada tahun [[1926]] sudah menghuni di Digul.
|