Candi Penataran: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Telah ditambahkan ke kategori
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8
Baris 120:
: ''Lihat pula:[[Sri Tanjung#Panil cerita di Candi Penataran|Relief-relief Sri Tanjung di Candi Penataran]]''
 
Kisah berikutnya yang terukir pada relief Pendopo Teras adalah kisah [[Sri Tanjung]], yang dimulai dari sisi barat ke selatan dengan putaran prasanawya.<ref>{{cite web |url=http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2002/8/10/bd2.htm |title=Candi Penataran, Tri Bhuwana Tungga Dewi dan Megawati |author= |date=10 August 2002 |work= |publisher=Bali Post |accessdate=6 May 2012 }}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Kisah Sri Tanjung diawali dengan lukisan Raden Sidapaksa mengabdi kepada Raja Sulakrama di Negeri Sindurejo. Sidapaksa diutus mencari obat oleh raja kepada kakeknya Bhagawan Tamba Petra dan di sana ia menjalin cinta dengan Sri Tanjung. Setelah menjadi istrinya, Sri Tanjung diboyong ke Sindurejo. Raja Sulakrama tergila-gila dengan Sri Tanjung, sehingga mencari daya agar bisa memisahkannya dengan Sidapaksa.
 
Sidapaksa lantas diutus ke Sorga, dengan membawa surat yang isinya ''pembawa surat akan menyerang Sorga''. Atas bantuan Sri Tanjung yang menerima warisan ''selendang'' dari ayahnya Raden Sudamala, dia bisa ke sorga, dan di sana dia dihajar para dewa. Namun akhirnya dengan menyebut leluhurnya Pandawa dia dibebaskan dan diberi berkah. Sepeninggal Sidapaksa, Sri Tanjung dipaksa oleh Sulakrama dan Sri Tanjung menolak. Mendadak datang Sidapaksa dan Sri Tanjung difitnah mengajak raja berzinah. Akhirnya dengan garang Sidapaksa membunuh Sri Tanjung. Namun Sri Tanjung dihidupkan kembali oleh para dewa. Sidapaksa pun diharuskan membunuh Raja Sulakrama, dan dalam peperangan dia berhasil.