Perang Besar Cirebon: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 438:
=== Perjuangan Bagus Jabin ===
Pada tanggal 8 Desember 1816 sekitar empat bulan setelah Jawa diserahkan kembali dari Britania kepada Belanda, beredar kabar bahwa sekitar 2500 orang penduduk yang berasal dari Karawang, Ciasem dan Pamanukan dengan bersenjata lengkap berusaha mengadakan perlawanan terhadap Belanda. Kelompok perlawanan rakyat tersebut dipimpin oleh seorang pemuda berusia 16 tahun yang bernama Bagus Jabin, Bagus Jabin merupakan keponakan dari Bagus Rangin<ref name="bochari" /> yang telah dihukum mati oleh pemerintah kolonial Britania pada tanggal 12 Juli 1812 di wilayah [[Karangsambung, Kadipaten, Majalengka|Karang Sambung]]<ref name="opan" /><ref name=":1" />. Kelompok Bagus Jabin berkumpul di [[Lohbener, Indramayu|Lohbener]] dan berniat untuk menyerang [[Kandanghaur, Indramayu|Kandang Haur]], alasan penyerangan adalah untuk menggulingkan kepala daerah yang bekerjasama dengan Belanda, menuntut Belanda menghentikan sistem upeti dan mengurangi pajak<ref name="bochari" />.
Pada tanggal 9 Desember 1816 kelompok Bagus Jabin berhasil menduduki [[Kandanghaur, Indramayu|Kandang Haur]], mendengar berita pendudukan [[Kandanghaur, Indramayu|Kandang Haur]], Residen Belanda untuk Cirebon yaitu Willem Nicolaas Servatius segera mengepung wilayah [[Kandanghaur, Indramayu|Kandang Haur]] selama sepuluh hari, Residen Willem Nicolaas Servatius kemudian memberikan peringatan agar Bagus Jabin segera menyerahkan diri namun peringatan Residen Willem Nicolaas Servatius tidak ditanggapi, maka pada tanggal 20 Desember 1816 Residen segera menyerang [[Kandanghaur, Indramayu|Kandang Haur]] dari arah [[Losarang, Indramayu|Losarang]] (timur), serangan Residen Willem Nicolaas Servatius dapat ditahan oleh kelompok Bagus Jabin<ref name="bochari" />.
Residen Priyangan Gerrit Willem Casimir van Motman turut mengirim pasukannya yang berangkat melalui [[Wanayasa, Purwakarta|Wanayasa]], pasukan Residen Priyangan Gerrit Willem Casimir van Motman diperkuat oleh pasukan Belanda yang dipimpin oleh Raden Adipati Adiwijaya<ref name="bochari" /> (putera bupati [[Sumedang]] Pangeran Kusumahdinata IX) yang juga merupakan bupati Limbangan (sekarang bagian dari [[kabupaten Garut]])
== Akhir perang besar Cirebon ==
|