Marie Thomas: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rahmatdenas (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Angayubagia (bicara | kontrib) |
||
Baris 19:
Maria Thomas lahir pada tanggal 17 Februari 1896 di Likupang yang terletak di wilayah Minahasa di Sulawesi Utara.<ref name="Hesselink 2017">[[#hesselink2|Hesselink (2017)]].</ref> Ayahnya bernama Adriaan Thomas dan ibunya bernama Nicolina Maramis. Ayahnya memiliki karier di militer sehingga keluarganya harus terus pindah ke berbagai daerah di Indonesia. Namun, ini juga memungkinkan Marie untuk mendapat pengalaman sekolah di berbagai sekolah dari [[Sulawesi]] hingga [[Jawa]].<ref name="Benmetan 2018">[[#good|Benmetan (2018)]].</ref>
Pada mulanya STOVIA tidak menerima wanita sebagai mahasiswa, tetapi kebijakan tersebut berubah sebagian besar karena usaha [[Aletta Jacobs]] (dokter wanita pertama di Belanda). Ketika Jacobs mengunjungi Hindia Belanda pada tahun 1911, dia mendesak masalah ini kepada Gubernur-Jenderal [[Alexander Willem Frederik Idenburg|A.W.F. Idenburg]].<ref>[[#hesselink1|Hesselink (2011)]], p. 218.</ref> Setelah kemudian wanita diizinkan untuk mendaftar ke STOVIA, terdapat sebuah kendala baru yaitu mereka tidak bisa dipekerjakan oleh Layanan Kesehatan Sipil (''Burgerlijke geneeskundige dienst'') dan
Marie Thomas menyelesaikan studinya di STOVIA pada tahun 1922 dan ia diakui sebagai lulusan wanita pertama STOVIA.<ref>[[#sumatra_post|De Sumatra Post (1922)]].</ref> Dia kemudian memulai prakteknya di rumah sakit utama di [[Batavia]] bernama ''Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting'' (CBZ) (sekarang [[Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo]]).<ref name="Benmetan 2018"/><ref name="Atria 2007">[[#atria|Atria (2007)]].</ref> Dia kemudian bekerja di [[Medan]], [[Manado]], dan kembali ke Batavia dan bekerja di Rumah Sakit Budi Kemuliaan yang didirikan oleh yayasan SOVIA.<ref name="ReferenceA"/><ref name="Atria 2007"/> Marie sempat menjadi asisten Nicolaas Boerma, seorang dokter Belanda yang spesialisasi dalam bidang obstetri.<ref name="Hesselink 2017"/><ref>[[#groningen|University of Groningen (2017)]], p. 15.</ref> Dia adalah salah satu dokter pertama di Indonesia yang memakai alat [[pengaturan kelahiran]] dan [[Alat kontrasepsi dalam rahim|intrauterine device)]].<ref name="Hesselink 2017"/>
== Kehidupan pribadi ==
Marie menikah dengan Mohammad Joesoef yang juga adalah seorang dokter pada 16 Maret 1929. Mereka kemudian pindah ke [[Padang]] di [[Sumatra Barat]] tempat asal Mohammad. Di Padang, Marie mengambil jabatan di Layanan Kesehatan Masyarakat (DVG atau ''Dienst der Volksgezondheid''). Mereka kembali ke Batavia setelah beberapa tahun di Padang. Di Batavia, Marie terlibat dengan partai Persatuan Minahasa di mana [[Sam Ratulangi]] juga menjadi anggota. Kemudian Marie dan suaminya kembali ke Sumatra Barat, kali ini menetap di Fort de Kock (sekarang Bukittinggi). Pada tahun 1950, ia mendirikan sekolah kebidanan di Bukittinggi, yang merupakan
== Referensi ==
|