Perang Besar Cirebon: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 339:
* '''Sultan Anom''' (pada masa itu dijabat oleh Sultan Anom Abu Sholeh Imamuddin<ref name=aris1>Dewanto, Aris. 2019. Krisis Budaya di Kesultanan Kanoman : Studi Tentang Hilangnya Seni Tari dari Tradisi Kesultanan Kanoman Pada Masa Sultan Kanoman Ke-XI Muhammad Djalaludin (1989-2002). [[Cirebon]] : Universitas Islam Negeri Syekh Nurjati</ref>), mengelola wilayah Panjaluh, Matangaji, Rajagaluh, Sindang Kasih, sebagian Bengawan Wetan (sekarang sekitar Palimanan hingga Plumbon) serta sebagian ''Cheribon hoofd-negorij'' (wilayah pusat kesultanan Cirebon) dengan tanah pertanian seluas 4.304 ''jung'' atau seluas 120.512.000 m<sup>2</sup> dan penduduk berjumlah 76.622 jiwa.
* '''Sultan Kacirebonan''' (pada masa itu dijabat oleh Sultan Kacirebonan I Amirul Mukminin Muhammad Chaeruddin II<ref name="irianto2" />), mengelola wilayah Kandang Haur, Bengawan Kulon (wilayah sebelah barat sungai Cimanuk) dan sebagian Bengawan Wetan (Indramayu, Jatibarang, Karang Ampel dan sekitarnya) dengan tanah pertanian seluas 4.293 ''jung'' atau seluas 120.204.000 m<sup>2</sup> dan penduduk berjumlah 80.250 jiwa.
==== Penghapusan ''Prefectuur Cheribonsche-Preanger Regentschappen'' dan pembentukan ''Landdrost-ambt den Cheribonsche Preanger-regentschappen'' ====
Pada tanggal 20 Juni 1810, [[Herman Willem Daendels|Gubernur Jendral Herman Willem Daendels]] membagi wilayah Priyangan berdasarkan hasil panen komoditas kopi. Wilayah Cianjur, Bandung, Parakan Muncang, dan Sumedang yang merupakan daerah yang menghasilkan banyak kopi dimasukan dalam ''Landdrost-ambt der Jacatrasche en Preanger bovenlanden'' (wilayah Jakarta dan dataran tinggi Priyangan) sementara ''Prefectuur Cheribonsche-Preanger Regentschappen'' (wilayah Cirebon Priyangan) yang menghasilkan sedikit kopi dihapus dan diganti menjadi ''Landdrost-ambt den Cheribonsche Preanger-regentschappen.''
==== Pertempuran Jawura dan Bantar Jati ====
|