Kota Surakarta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Suntingan 125.164.236.139 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Lyndonbaines
Tag: Pengembalian
Rehan cingkrek (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan gambar rusak Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 424:
Surakarta dikenal sebagai salah satu inti [[Budaya Jawa|kebudayaan Jawa]] karena secara tradisional merupakan salah satu pusat politik dan pengembangan tradisi Jawa. Kemakmuran wilayah ini sejak abad ke-19 mendorong berkembangnya berbagai literatur berbahasa Jawa, tarian, seni boga, busana, arsitektur, dan bermacam-macam ekspresi budaya lainnya. Orang mengetahui adanya "persaingan" kultural antara Surakarta dan Yogyakarta, sehingga melahirkan apa yang dikenal sebagai "Gaya Surakarta" dan "Gaya Yogyakarta" di bidang busana, gerak tarian, seni tatah kulit ([[wayang]]), pengolahan batik, [[Gamelan Jawa|gamelan]], dan sebagainya.
 
=== Bahasa ===
 
[[Berkas:Jalan Slamet Riyadi (Road sign in Surakarta).jpg|jmpl|Papan nama [[Jalan Slamet Riyadi (Surakarta)|Jalan Slamet Riyadi]] ditulis menggunakan [[aksara Jawa]].]]
[[Berkas:Ranggawarsita.jpg|jmpl|[[Rangga Warsita|R. Ng. Ranggawarsita]] adalah pujangga besar sastra dan budaya Jawa yang lahir dan hidup di [[Kasunanan Surakarta|Surakarta]]. Ia dianggap sebagai pujangga besar terakhir tanah Jawa.]]
Bahasa yang digunakan di Surakarta adalah [[Bahasa Jawa]] Dialek Mataraman dengan varian Surakarta. Dialek Mataraman juga dituturkan di daerah [[Yogyakarta]], [[Semarang]], [[Madiun]], hingga sebagian besar [[Kediri]]. Meskipun demikian, varian lokal Surakarta ini dikenal sebagai "varian halus" karena penggunaan kata-kata ''krama'' yang meluas dalam percakapan sehari-hari, lebih luas daripada yang digunakan di tempat lain. Bahasa Jawa varian Surakarta digunakan sebagai standar Bahasa Jawa nasional (dan internasional, seperti di [[Suriname]]). Beberapa kata juga mengalami spesifikasi, seperti pengucapan kata "inggih" ("ya" bentuk krama) yang penuh (/iŋgɪh/), berbeda dari beberapa varian lain yang melafalkannya "injih" (/iŋdʒɪh/), seperti di Yogyakarta dan Magelang. Dalam banyak hal, varian Surakarta lebih mendekati varian Madiun-Kediri, daripada varian wilayah Jawa Tengahan lainnya.{{fact}}