Agustinus Wibowo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi ''''Agustinus Wibowo'''adalah seorang penulis dan fotografer perjalanan Indonesia. Berawal dari seorang sarjana ilmu komputer di Universitas Tsinghua Beijing. Pada...'
 
bahasa
Tag: menambah tag nowiki VisualEditor
Baris 1:
'''Agustinus Wibowo''' adalah seorang penulis dan fotografer perjalanan Indonesia. Berawal dari seorang sarjana ilmu komputer di [[Universitas Tsinghua]] Beijing. Pada tahun 2005 Agustinus memulai petualangan perjalanan darat keliling Asia, berangkat dari China melintasi negara-negara [[Asia Selatan]] dan [[Asia Tengah]], hingga menetap sebagai jurnalis[[Jurnalis]] foto di Afghanistan[[Afganistan]] selama tiga tahun. Semua perjalanannya dilakukan dengan biaya sendiri, dan ketika dia kehabisan uang di jalan maka dia akan berhenti di satu negara dan bekerja. Dia juga mendapat penghasilan untuk mendanai perjalanannya dengan mengirimkan artikel ke berbagai media lokal maupun internasional serta menerima penugasan fotografi, sebagai awal kariernya di bidang media. Catatan hariannya dalam perjalanan petualangan itu dimuat sebagai rubrik reguler “Petualang” di [[Kompas.com]]. Catatan perjalanan itu kemudian diterbitkan dalam bentuk buku oleh [[Gramedia Pustaka Utama]] dan menjadi pionir dalam penulisan narasi perjalanan dengan gaya nonfiksi kreatif di Indonesia. Buku pertamanya adalah Selimut Debu: Impian dan Kebanggaan dari Negeri Perang Afghanistan (2010), disusul dengan Garis Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia Tengah (2011). Buku ketiganya, Titik Nol: Sebuah Makna Perjalanan (2013) adalah sebuah catatan perjalanan dengan gaya penulisan yang orisinal dipadukan dengan memoar, akan segera diproduksi dalam bentuk film. Kedalaman tulisan Agustinus sangat dipengaruhi kemampuannya berkomunikasi dengan penduduk setempat, dan itu ditunjang oleh kecintaannya terhadap bahasa. Agustinus menguasai bahasa Indonesia, Inggris, Mandarin, juga pernah mempelajari bahasa Rusia, Jepang, Jerman, Prancis di bangku sekolah, dan secara otodidak mempelajari banyak bahasa di antaranya [[Bahasa Urdu]], [[Farsi]]<nowiki/>i, [[Bangsa Tajik]], [[Bahasa Kirgiz]], [[Bahasa Kazakh]], [[Bahasa Uzbek]], [[Bahasa Mongol]], [[Bahasa Turki]], dan [[Bahasa Tok Pisin]]. Saat ini Agustinus sedang menggarap sebuah buku perjalanan tentang nasionalisme Nusantara.
Catatan perjalanan itu kemudian diterbitkan dalam bentuk buku oleh Gramedia Pustaka Utama, dan menjadi pionir dalam penulisan narasi perjalanan dengan gaya nonfiksi kreatif di Indonesia. Buku pertamanya adalah Selimut Debu: Impian dan Kebanggaan dari Negeri Perang Afghanistan (2010), disusul dengan Garis Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia Tengah (2011). Buku ketiganya, Titik Nol: Sebuah Makna Perjalanan (2013) adalah sebuah catatan perjalanan dengan gaya penulisan yang orisinal dipadukan dengan memoar, akan segera diproduksi dalam bentuk film.
Kedalaman tulisan Agustinus sangat dipengaruhi kemampuannya berkomunikasi dengan penduduk setempat, dan itu ditunjang oleh kecintaannya terhadap bahasa. Agustinus menguasai bahasa Indonesia, Inggris, Mandarin; juga pernah mempelajari bahasa Rusia, Jepang, Jerman, Prancis di bangku sekolah; dan secara otodidak mempelajari banyak bahasa di antaranya Urdu, Farsi, Tajik, Kirgiz, Kazakh, Uzbek, Mongol, Turki, dan Tok Pisin.
Saat ini Agustinus sedang menggarap sebuah buku perjalanan tentang nasionalisme Nusantara.