Kabupaten Pegunungan Bintang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Herryz (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 1:
{{Dati2
|nama =Kabupaten Pegunungan Bintang
|propinsi =[[Papua]]
|ibukota =[[Oksibil, Pegunungan Bintang|Oksibil]]
|luas =1568315682,00
|penduduk =73473111800
|penduduktahun =[[2020]]
|penduduktahunpendudukref =(2017)<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependuduakan - Kementerian Dalam Negeri 2020|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=22 Februari 2021}}</ref><ref name=PAPUA>{{cite web|url=https://papua.bps.go.id/publication/2018/08/16/3fa9d91a0d61a9b44dff23cd/provinsi-papua-dalam-angka-2018.html|title=Provinsi Papua Dalam Angka 2018|last=|first=|website=|publisher=BPS Papua|accessdate=18 Februari 2019}}</ref>
|kepadatan =7,13
|agama =[[Kristen]] 97,98%<br>- [[Protestan]] 6967,9057%<br>- [[Katolik]] 2930,8041%<br> [[Islam]] 1,14%<br> Kepercayaan 0,3087%<br> [[Hindu]] 0,01%<ref name=PAPUA"DUKCAPIL"/>
|kecamatan =34
|desa kecamatan =27734
|kodeareadesa =-277
|kodearea =-
|semboyan =Terib Tibo Semo Nirya (Mari Bangkit Membangun Bersama)
|lambang =Lambang Kabupaten Pegunungan Bintang.webp
|peta =[[Berkas:91.12.00 Papua Pegunungan Bintang.svg|200px]]
|koordinat =-
|dasar hukum =Undang-undang Nomor 26 Tahun 2002
|dau = Rp. 695.877.613.000.-
|tanggal =11 Desember 2002
|dauref = (2013)<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2013/bulan/02/tanggal/04/id/873/|title=Perpres No. 10 Tahun 2013|date=2013-02-04|accessdate=2013-02-15}}</ref>
|kepala daerah =[[Bupati]]
|web =http://www.pegbintangkab.go.id
|nama kepala daerah = Costan Oktemka, SIP
|dasar hukum =Undang-undang Nomor 26 Tahun 2002
|tanggal =11 Desember 2002
|kepala daerah =[[Bupati]]
|nama kepala daerah = Costan Oktemka, SIP
|wakil kepala daerah =[[Wakil Bupati]]
|nama wakil kepala daerah = Decky Deal, SIP
|flora = -
|fauna = [[Kangguru pohon]]
| dau = Rp 871.113.328.000,00- ([[2020]])
| dauref = <ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=23 Januari 2021}}</ref>
| IPM = {{increase}} 45,44 ([[2020]])<br> {{increase}} 45,21 ([[2019]]) <br>(<span style="background:Red;color:#000000">&nbsp;Rendah&nbsp;</span>)<ref name="IPM">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia.html|title=Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2020|website=www.bps.go.id|accessdate=23 Januari 2021}}</ref>
|web = {{URL|http://www.pegbintangkab.go.id/}}
}}
'''Kabupaten Pegunungan Bintang''' adalah salah satu [[kabupaten]] di [[provinsi]] [[Papua]], [[Indonesia]]. [[Ibukota]] [[kabupaten]] ini terletak di [[Oksibil, Pegunungan Bintang|Oksibil]]. Kabupaten Pegunungan Bintang merupakan salah satu Kabupaten di Pegunungan Jayawijaya yang berbatasan langsung dengan Negara [[Papua Nugini]]. 90% wilayahnya terletak di dataran tinggi pegunungan dengan ketinggian 400 s.d. 4.000 meter dpl. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 15.683 km² yang terbagi menjadi 34 kecamatan dan [[Oksibil]] sebagai ibu kota kabupaten.<ref name=PAPUA/>
 
Kabupaten Pegunungan Bintang merupakan salah satu Kabupaten di Pegunungan Jayawijaya yang berbatasan langsung dengan Negara [[Papua Nugini]]. 90% wilayahnya terletak di dataran tinggi pegunungan dengan ketinggian 400 s.d. 4.000 meter dpl. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 15.683 km² yang terbagi menjadi 34 kecamatan dan [[Oksibil]] sebagai ibu kota kabupaten.<ref name=PAPUA/>
 
Wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang berbatasan dengan Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Keerom di sebelah Utara, Kabupaten Boven Digoel di sebelah Selatan, Kabupaten Yahukimo di sebelah Barat dan Negara Papua Nugini di sebelah Timur.
 
== Sejarah ==
Kabupaten Pegunungan Bintang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2002 tanggal 11 Desember 2002 bersama 13 kabupaten lainnya di Provinsi Papua. Kabupaten ini memiliki kondisi geografis yang khas, di mana sebagian besar wilayahnya pegunungan terutama di bagian barat, penduduk bermukim di lereng gunung yang terjal dan lembah-lembah kecil dalam kelompok-kelompok kecil, terpencar dan terisolir; dataran rendah hanya terdapat di bagian utara dan selatan dengan tingkat aksesibilitas wilayah yang sangat rendah, sehingga sulit dijangkau bila dibandingkan dengan wilayah lainnya di tanah Papua.
 
Kabupaten ini memiliki kondisi geografis yang khas, di mana sebagian besar wilayahnya pegunungan terutama di bagian barat, penduduk bermukim di lereng gunung yang terjal dan lembah-lembah kecil dalam kelompok-kelompok kecil, terpencar dan terisolir; dataran rendah hanya terdapat di bagian utara dan selatan dengan tingkat aksesibilitas wilayah yang sangat rendah, sehingga sulit dijangkau bila dibandingkan dengan wilayah lainnya di tanah Papua. Hingga saat ini seluruh pelayanan di wilayah ini hanya dilakukan dengan transportasi udara, menggunakan pesawat kecil jenis Cessna, Pilatus, Twin Otter, Cassa dan itupun sangat tergantung pada perubahan cuaca yang sering berkabut.
 
Hingga saat ini seluruh pelayanan di wilayah ini hanya dilakukan dengan transportasi udara, menggunakan pesawat kecil jenis Cessna, Pilatus, Twin Otter, Cassa dan itupun sangat tergantung pada perubahan cuaca yang sering berkabut. Keterbatasan transportasi udara dengan biaya angkutan yang cukup tinggi menyebabkan harga barang kebutuhan pokok dan bahan bangunan (terutama bahan import) menjadi sangat mahal, sehingga tidak terjangkau oleh daya beli masyarakat. Tingginya tingkat kemahalan harga barang juga disebabkan karena hampir semua barang kebutuhan pokok dan bahan bangunan didatangkan dari Jayapura menggunakan transportasi udara dengan biaya angkutan barang mulai Rp. 18.500,- per kilogram dan tarif angkutan penumpang mulai Rp. 1.200.000,- per orang.
 
== Geografi ==
Baris 46 ⟶ 44:
Secara administrasi batas-batasnya adalah sebagai berikut: sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Keerom, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Boven Digoel, sebelah Timur berbatasan dengan Negara tetangga Papua New Guinea (PNG) dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Yahukimo. Terbagi ke dalam 34 (tiga puluh empat) distrik dan 277 desa/kampung.
 
Kabupaten Pegunungan Bintang merupakan bagian dari zone tropis lembap. Umumnya iklim cenderung panas, basah (lembap) dengan curah hujan yang bervariasi antara tempat yang satu dengan tempat yang lainnya. Curah hujan pada umumnya antara 2.000 – 3.000 mm/th. Suhu udara minimum adalah ± 19,20C dan suhu maksimum adalah 31,90C. Kelembaban udara cukup tinggi, terutama disebabkan karena angin yang bertiup berasal dari pegunungan.
 
Suhu udara minimum adalah ± 19,20C dan suhu maksimum adalah 31,90C. Kelembaban udara cukup tinggi, terutama disebabkan karena angin yang bertiup berasal dari pegunungan.
 
== Pemerintahan ==
Baris 100 ⟶ 96:
 
== Penduduk ==
Jumlah penduduk Kabupaten Pegunungan Bintang pada tahun 2017[[2020]] sebesar 7311.473800 jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 21,4800% dan tingkat kepadatan sebanyak 57,0113 jiwa per km². Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki adalah 3860.015547 jiwa (5154,7416%) dan penduduk perempuan adalah 3551.458253 jiwa (4845,2684%).<ref name=PAPUA"DUKCAPIL"/>
 
Jumlah penduduk laki-laki lebih besar dibanding dengan jumlah penduduk perempuan dengan sex ratio sebesar 109,52. Dilihat dari struktur umur, penduduk di Kabupaten Pegunungan Bintang dikategorikan sebagai penduduk muda yaitu penduduk yang berusia 0-30 tahun yaitu berjumlah 66.666 jiwa dengan persentasi terbesar terdapat pada kelompok 0-14 tahun yaitu sebesar 36.089 jiwa atau 34,07%, dan umur 15-49 tahun yaitu usia produktif berjumlah 62.164 jiwa (58,70 %).
Baris 118 ⟶ 114:
 
== Infrastruktur ==
Dengan kondisi wilayah yang terisolasi tanpa akses jalan penghubung kabupaten ini dengan kabupaten lainnya, maka pembangunan infrastruktur terutama jalan dan jembatan menjadi fokus pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang dan untuk mengatasi tingginya biaya ekonomi yang harus ditanggung masyarakat akibat terbatasnya sarana dan prasarana transportasi. selama ini aksesAkses masuk keluar wilayah ini masih mengandalkan moda transportasi udara, yang mana hanya dapat dilakukan dengan pesawat yang bermesin baling-baling seperti jenis pesawat ATR 42 dan ATR 72 milik maskapai Trigana Air, jenis Caravan dan Pilatus milik maskapai AMA, MAF, YAJASI, Dimonim, AviaStar, serta jenis pesawat bermesin baling-baling lain yang berkapasitas sedang kebawah.ke Guna mendukung akses udara tersebut, juga harus didukung dengan adanya sarana dan prasarana perhubungan udarabawah.

Bandara Oksibil yang merupakan bandara di ibukota kabupaten telah dikembangkan mencapai panjang 1.200m yang dilengkapi dengan apron, peralatan navigasi dan ruang tunggu. Lapangan terbang/Lapter skala kecil, telah dibangun dan ditingkatkan bandara perintis sebanyak 79 buah yang tersebar di 34 kecamatan/distrik yang lebih difokuskan pada akses antar distrik guna membuka keterisolasian.
 
== Referensi ==