Subali: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Antapurwa (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 13:
| Orangtua = Maharesi Gotama
}}
'''Bali''' ([[Sanskerta]]: वाली; ''Valī''), atau yang di [[Indonesia]] lebih terkenal dengan sebutan '''Subali''', adalah nama seorang [[raja]] [[wanaraWanara]] dalam [[wiracarita]] ''[[Ramayana]]''. Ia merupakan kakak dari [[Sugriwa]], sekutu [[Sri Rama]]. Ketika terjadi perselisihan antara kedua wanaraWanara bersaudara tersebutitu, Rama berada di pihak Sugriwa. Subali akhirnya tewas di tangan pangeran dari [[Ayodhya]] tersebut.
 
Subali juga dikenal dalam dunia [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]] sebagai seorang pendeta wanaraWanara berdarah putih yang tinggal di puncak Gunung ArgasunyaSunyapringga. Ia memiliki ''Aji Pancasunya'' (di daerah [[Sunda]] disebut ''Pancasona'') yang membuatnya hiduptidak bisa abadimati. Ilmu kesaktian tersebut diwariskannya kepada [[Rahwana]], musuh besar Rama.
 
== Asal-usul ==
Nama Subali berasal dari kata ''bala'', yang dalam [[bahasa Sansekerta]] bermakna "rambut". Konon ia dilahirkan melalui rambut ibunya, sehingga diberi nama Bali atau Subali. Setelah dewasa, Subali menjadi raja bangsa [[Wanara]] di [[Kerajaan Kiskenda]], sedangkan [[Sugriwa]] bertindak sebagai wakilnya.
 
NamaMenurut Subali berasal dari kataversi ''bala[[Ramayana]]'', yangSubali dalamdan [[bahasaSugriwa Sanskerta]]adalah bermaknasepasang "rambut".Wanara Kononkembar iayang dilahirkan melaluioleh rambutseorang ibunyaibu, sehinggatetapi diberiberbeda namaayah. BaliKeduanya atausama-sama Subaliputra [[dewa]]. Setelah dewasa, Subali menjadi rajaadalah bangsa wanara diputra [[Kerajaan KiskendaIndra]], sedangkan Sugriwa bertindakmerupakan sebagaiputra wakilnya[[Surya]].
 
Berbeda dengan versi aslinya, dalam [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]], Subali dan Sugriwa pada mulanya terlahir sebagai manusia normal. Keduanya masing-masing bernama Guwarsi dan Guwarsa. Mereka memiliki kakak perempuan bernama [[Anjani]]. Ketiganya merupakan anak [[Gotama (Ramayana)|Resi Gotama]] dan Dewi Indradi yang tinggal di Pertapaan Agrastina.
Menurut versi ''[[Ramayana]]'', Subali dan [[Sugriwa]] adalah sepasang [[wanara]] kembar yang dilahirkan oleh seorang ibu, tetapi berbeda ayah. Keduanya sama-sama putera [[dewa]]. Subali adalah putra [[Indra]], sedangkan Sugriwa adalah putera [[Surya]].
 
Pada suatu hari Anjani, Guwarsi, dan Guwarsa berselisih memperebutkan ''cupu'' milik ibu mereka yang luar biasa indahnya. Hal itu diketahui oleh Gotama. Indradi pun dipanggil dan ditanya dari mana cupu tersebut berasal. Gotama sebenarnya mengetahui kalau cupu itu adalah benda kahyangan milik Batara Surya yang bernama ''Cupumanik Astagina''. Indradi yang ketakutan diam tak mau menjawab. Gotama yang marah karena merasa dikhianati mengutuk istrinya itu menjadi [[tugu]]. Ia lalu melemparkan tugu tersebut sejauh-jauhnya, sampai jatuh di perbatasan [[Kerajaan Alengka]].
Berbeda dengan versi aslinya, dalam [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]], Subali dan Sugriwa pada mulanya terlahir sebagai manusia. Keduanya masing-masing bernama Guwarsi dan Guwarsa. Mereka memiliki kakak perempuan bernama [[Anjani]]. Ketiganya merupakan anak Resi Gotama dan Dewi Indradi yang tinggal di Pertapaan Agrastina.
 
PadaMeskipun suatukehilangan hari Anjaniibu, Guwarsi,ketiga Guwarsa berselisih memperebutkan ''cupu'' milik ibu mereka yang luar biasa indahnya. Hal itu diketahui olehanak Gotama. Indradi pun dipanggil dan ditanya dari mana cupu tersebut ia dapatkan. Gotama sadar kalau cupu tersebut adalah benda kahyangan milik [[Surya]] yang bernama ''Cupumanik Astagina''. Indradi pun diam tidak mau menjawab. Gotama yang marah karena merasa dikhianati mengutuk istrinya itu menjadi tugu. Dengan perasaan sedih, Gotama melemparkan tugu perwujudan Indradi sejauh-jauhnya, sampai jatuh di perbatasan [[Kerajaan Alengka]]. Meskipun demikian, ketiga anaknya tetap saja memperebutkan Cupu Astagina. Gotama pun membuang benda itu jauh-jauh. Tanpa adasepengetahuan yangsiapa tahupun, Cupu Astagina jatuh di sebuah tempattanah kosong dan berubah menjadi telaga. Guwarsi dan Guwarsa begitu sampai di dekat telaga itu segera menceburkan diri karena mengira cupu yang mereka cari jatuh ke dalam telaga itudalamnya. Seketika itu juga wujud keduanya berubah menjadi ''wanara'' atau [[kera]]. Sementara itu Anjani yang baru tiba merasa kepanasan. Ia pun mencuci muka menggunakan air telaga tersebut. Akibatnya, wajah dan lengannya berubah menjadi wajah dan lengan kera.
 
Anjani, Guwarsi, dan Guwarsa menghadap Gotama dengan perasaan sedih. Ketiganya pun diperintahkan untuk bertapa mensucikan diri. Anjani bertapa di Telaga Madirda. kelakKelak ia bertemu [[BhataraBatara Guru]] dan memperoleh seorang puteraputra bernama [[Hanoman]]. Sementara itu Guwarsi dan Guwarsa yang telah berganti nama menjadi Subali dan Sugriwa masing-masing bertapa di Gunung dan Hutan Sunyapringga. Ketiga anak Gotama tersebut berangkat bertapa ke tempat tujuan masing-masing. Sesuai petunjuk ayah mereka, Anjani bertapa dengan gaya berendam telanjang seperti seekor katak, Subali menggantung di dahan pohon seperti seekor kelelawar, sedangkan Sugriwa mengangkat sebelah kakinya seperti seekor kijang.
 
== Penggabungan silsilah ==
[[Berkas:Rama kills vali.jpg|left|240px|thumb|Adegan yang menggambarkan terbunuhnya Subali di tangan [[Rama]]. Lukisan dari [[India]], dibuat sekitar [[abad ke-18]].]]
Versi [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]] yang bersumber dari naskah ''Serat Arjunasasrabahu'', sepertisebagaimana yang telah diceritakan di atas, rupanya telah terjadi penggabunganmenggabungkan silsilah beberapa tokoh dalam ''[[Ramayana]]''.
 
Menurut versi ''Ramayana'', antara Subali dan [[-Sugriwa]] dengan [[Anjani]], [[Hanoman]] dan [[Gotama (Ramayana)|Gotama]] tidak memiliki hubungan keluarga. Anjani adalah istri Kesari, seorang [[raja]] [[wanaraWanara]]. Ia mendapatkan titipan janin dari [[Bayu]] sang dewa angin, yang setelah lahir diberi nama [[Hanoman]]. Hanoman kemudian berguru kepada [[Surya]], dewa matahari. Setelah tamat, ia ditugaskan oleh gurunya untuk menjadi pengawal puteraputra Suryagurunya yang bernama [[Sugriwa]], saudara kembar Subali.
Versi [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]] yang bersumber dari naskah ''Serat Arjunasasrabahu'', seperti yang telah diceritakan di atas, rupanya telah terjadi penggabungan silsilah tokoh dalam ''[[Ramayana]]''.
 
Sementara itu, Gotama versi ''Ramayana'' adalah seorang pertapa yang tidak memiliki sangkut paut dengan Subali. Menurut versi tersebutini, Gotama memiliki istri bernama Ahalya, yang kecantikannya memikatmembuat [[IndraDewa]], raja[[Indra]] kahyanganterpikat. Dengan bantuan Surya, Indra pun menyamar sebagai Gotama untuk bisa mendekati Ahalya. Hal itu akhirnya diketahui oleh Gotama. Indra dan Surya melarikan diri, sedangkan Ahalya dikutuk oleh suaminya tersebut menjadi batu.
Menurut versi ''Ramayana'', antara Subali dan [[Sugriwa]] dengan [[Anjani]], [[Hanoman]] dan Gotama tidak memiliki hubungan keluarga. Anjani adalah istri Kesari, seorang raja [[wanara]]. Ia mendapatkan titipan janin dari [[Bayu]] sang dewa angin, yang setelah lahir diberi nama [[Hanoman]]. Hanoman kemudian berguru kepada [[Surya]], dewa matahari. Setelah tamat, ia ditugaskan oleh gurunya untuk menjadi pengawal putera Surya yang bernama Sugriwa, saudara kembar Subali.
 
Sementara itu, Gotama versi ''Ramayana'' adalah seorang pertapa yang tidak memiliki sangkut paut dengan Subali. Menurut versi tersebut, Gotama memiliki istri bernama Ahalya, yang kecantikannya memikat [[Indra]], raja kahyangan. Dengan bantuan Surya, Indra pun menyamar sebagai Gotama untuk bisa mendekati Ahalya. Hal itu akhirnya diketahui oleh Gotama. Indra dan Surya melarikan diri, sedangkan Ahalya dikutuk oleh suaminya tersebut menjadi batu.
 
== Perkawinan ==
Subali memiliki seorang istri bernama [[Tara (Ramayana)|Tara]]. Dari perkawinan tersebut lahir seorang puteraputra bernama [[Anggada]], yang kelak banyak berjasa dalam membantu [[Sri Rama]] melawan [[Rahwana]].
 
Menurut versi [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]], pada mulanya Tara bukanlah istri Subali, melainkan istri [[Sugriwa]]. Ketika kedua wanara bersaudara itu bertapa untuk mensucikan diri sesuai petunjuk ayah mereka, datang [[Batara Narada]] yang diutus [[Batara Guru]] untuk meminta bantuan merekadalam menumpas musuh kahyangan, bernama Mahesasura raja [[Kerajaan Kiskenda|Guakiskenda]]. Subali dan Sugriwa pun berangkat. Subali masuk ke dalam istana Kiskennda yang terletak di dalam gua. Ia berpesan jika kelak mengalir darah merah ke luar gua, berarti Mahesasura tewas. tetapiNamun jika yang mengalir darah putih berarti dirinya yang tewas. Apabila Subali terbunuh, Sugriwa diminta untuk segera menutup pintu gua dengan batu besar.
Subali memiliki seorang istri bernama [[Tara (Ramayana)|Tara]]. Dari perkawinan tersebut lahir seorang putera bernama [[Anggada]], yang kelak banyak berjasa dalam membantu [[Rama]] melawan [[Rahwana]].
 
Subali pun masuk ke dalam gua di mana terdapat istana Kiskenda yang sangat indah. Di sana ia bertempur melawan Mahesasura yang dibantu kedua pengawalnya bernama Lembusura dan Jatasura. Ketiganya tewas dengan kepala pecah. Darah dan otak mereka mengalir keluar gua. Sugriwa melihatdi hal ituluar mengira yang mengalir adalah darah merah dan darah putih. Dengan sedih ia menutup pintu gua lalu melaporkan hal itumelapor ke kahyangan. Karena Mahesasura telah mati, sebagai hadiah, Sugriwa pun memperoleh seorang bidadari bernama Tara putri [[Batara Indra]].
Menurut versi [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]], pada mulanya Tara bukanlah istri Subali, melainkan istri [[Sugriwa]]. Ketika kedua wanara bersaudara itu bertapa untuk mensucikan diri sesuai petunjuk ayah mereka, datang [[Batara Narada]] yang diutus [[Batara Guru]] untuk meminta bantuan mereka menumpas musuh kahyangan, bernama Mahesasura raja [[Kerajaan Kiskenda|Guakiskenda]]. Subali dan Sugriwa pun berangkat. Subali masuk ke dalam istana Kiskennda yang terletak di dalam gua. Ia berpesan jika kelak mengalir darah merah ke luar gua, berarti Mahesasura tewas. tetapi jika yang mengalir darah putih berarti dirinya yang tewas. Apabila Subali terbunuh, Sugriwa diminta untuk segera menutup pintu gua dengan batu besar.
 
Di tengah jalan Sugriwa dan Tara dihadang Subali yang ternyata masih hidup. Subali menuduh adiknya itu berkhianat. Sugriwa pun dihajarnya tanpa ampun. Narada turun melerai dan mengisahkan apa yang sebenarnya terjadi. Subali sadar dan minta maaf. Ia merelakan Tara menjadi istri Sugriwa danserta menyerahkan takhta Kiskenda peninggalan Mahesasura kepada adiknya itu. Subali memilih menjadi pertapa di Gunung Sunyapringga. Atas jasanya membunuh Mahesasura, Batara Guru memberinya anugerah dalam bentuk lain, yaitu ilmu kesaktian yang bisa membuatnya hiduptidak abadibisa mati, bernama ''Aji Pancasunya'' (di daerah [[Sunda]] disebut ''Aji Pancasona'').
Subali pun masuk ke dalam gua di mana terdapat istana Kiskenda yang sangat indah. Di sana ia bertempur melawan Mahesasura yang dibantu kedua pengawalnya bernama Lembusura dan Jatasura. Ketiganya tewas dengan kepala pecah. Darah dan otak mereka mengalir keluar gua. Sugriwa melihat hal itu mengira yang mengalir adalah darah merah dan darah putih. Dengan sedih ia menutup pintu gua lalu melaporkan hal itu ke kahyangan. Karena Mahesasura telah mati, sebagai hadiah, Sugriwa pun memperoleh seorang bidadari bernama Tara putri [[Batara Indra]].
 
Di tengah jalan Sugriwa dan Tara dihadang Subali yang ternyata masih hidup. Subali menuduh adiknya itu berkhianat. Sugriwa pun dihajarnya tanpa ampun. Narada turun melerai dan mengisahkan yang sebenarnya. Subali sadar dan minta maaf. Ia merelakan Tara menjadi istri Sugriwa dan menyerahkan takhta Kiskenda peninggalan Mahesasura kepada adiknya itu. Subali memilih menjadi pertapa di Gunung Sunyapringga. Atas jasanya membunuh Mahesasura, Batara Guru memberinya anugerah dalam bentuk lain, yaitu ilmu kesaktian yang bisa membuatnya hidup abadi, bernama ''Aji Pancasunya''.
 
== Hubungan dengan Rahwana ==
[[Berkas:100 0276.jpg|right|240px|thumb|Ukiran di kuil [[Banteay Srei]] di [[Kamboja]], menggambarkan pertempuran antara [[Sugriwa]] dan Subali. Di sebelah kanan, [[Rama]] bersiap-siap memanah Subali.]]
Versi ''[[Ramayana]]'' mengisahkan, Subali bersahabat dengan [[Rahwana]] raja bangsa [[Rakshasa]] dari [[Kerajaan Alengka]]. Pada mulanya keduanyamereka sempat berkelahi karena Rahwana datang untuk menaklukkan Kerajaan Kiskenda. Namun dalam pertarungan tersebut Rahwana kalah. Subali mengampuninya dan menjadikannya teman.
 
Versi [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]] bahkan mengisahkan Rahwana kemudian menjadiberguru muridkepada Subali. Rahwana yang pandai bersandiwara berhasil meyakinkan Subali bahwa dirinya telah bertobat. Subali pun mengajarkan ''Aji Pancasunya'' kepadanya. Ia senantiasajuga selalu menasihati Rahwana supaya menggunakan ilmu tersebut di jalan kebenaran.
Versi ''[[Ramayana]]'' mengisahkan, Subali bersahabat dengan [[Rahwana]] raja bangsa [[Rakshasa]] dari [[Kerajaan Alengka]]. Pada mulanya keduanya sempat berkelahi karena Rahwana datang untuk menaklukkan Kerajaan Kiskenda. Namun dalam pertarungan tersebut Rahwana kalah. Subali mengampuninya dan menjadikannya teman.
 
Rahwana yang telah memperoleh ilmu baru berniat melanjutkan aksinya untuk menguasai dunia. terlebihTerlebih dahulu ia berniatberusaha menyingkirkan Subali yang dianggapnya sebagai penghalang. Ia pun mengirim pembantunya yang bernama [[Marica]] untuk menyamar sebagai pelayan [[Tara (Ramayana)|Tara]]. Pelayan palsu jelmaan Marica itu datang dan melapor kepada Subali bahwa Tara setiap hari disiksa Sugriwa. Konon Sugriwa juga mengungkit-ungkit nama Subali setiap kali menyiksa Tara. Subali marah mendengar laporan tersebut. Ia pun mendatangi Sugriwa di Kiskenda. Sugriwa dihajar tanpa ampun. Tubuhnya dilemparkan sampai jatuh dan terjepit di sepasang pohon asam kembar di puncak Gunung Reksyamuka. Subali kemudian menetap di Kerajaan Kiskenda serta menikahi Tara. Dari perkawinan itu kemudian lahir [[Anggada]].
Versi [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]] bahkan mengisahkan Rahwana kemudian menjadi murid Subali. Rahwana yang pandai bersandiwara berhasil meyakinkan Subali bahwa dirinya telah bertobat. Subali pun mengajarkan ''Aji Pancasunya'' kepadanya. Ia senantiasa menasihati Rahwana supaya menggunakan ilmu tersebut di jalan kebenaran.
 
Rahwana yang telah memperoleh ilmu baru berniat melanjutkan aksinya untuk menguasai dunia. terlebih dahulu ia berniat menyingkirkan Subali yang dianggapnya sebagai penghalang. Ia pun mengirim pembantunya yang bernama [[Marica]] untuk menyamar sebagai pelayan [[Tara (Ramayana)|Tara]]. Marica datang dan melapor kepada Subali bahwa Tara setiap hari disiksa Sugriwa. Konon Sugriwa juga mengungkit-ungkit nama Subali setiap kali menyiksa Tara. Subali marah mendengar laporan tersebut. Ia pun mendatangi Sugriwa di Kiskenda. Sugriwa dihajar tanpa ampun. Tubuhnya dilemparkan sampai jatuh dan terjepit di sepasang pohon asam kembar di puncak Gunung Reksyamuka. Subali kemudian menetap di Kerajaan Kiskenda serta menikahi Tara. Dari perkawinan itu kemudian lahir [[Anggada]].
 
== Perselisihan dengan Sugriwa ==
Kisah perselisihan Subali dan Sugriwa menurut versi [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]] tersebutdi cukupatas agak berbeda dengan versi aslinya. Menurut versi ''[[Ramayana]]'', sejak awal Subali sudah menjadi raja di [[Kerajaan Kiskenda]]. Kemudian datang seorang [[Rakshasa]] bernama [[Dundubi]] yang manantangnya adu kesaktian. Dalam pertarungan itu Dundubi berhasil dikalahkan. Ia melarikan diri sampai ke Gunung Reksyamuka tempat pertapaan Resi Matangga. Di pertapaan itu Subali membunuh Dundubi. Resi Matangga marah karena pertapaannya dikotori. Ia pun mengutuk Subali akan mati jika berani menginjakkan kaki di Gunung Reksyamuka.
 
Subali kemudian bertemu saudara Dundubi yang bernama Mayawi. Keduanya pun bertarung. Mayawi kalah dan melarikan diri ke dalam gua. Subali terus mengejarnya. [[Sugriwa]] ikut mengejar namun menunggu di luar gua. Ia mendengar suara raungan kakaknya dan melihat darah mengalir keluar gua. Sugriwa sedih dan mengira Subali telah tewas. Sugriwa kembali ke Kiskenda dan didesak rakyatnya untuk menjadi raja baru menggantikan kakaknyaSubali. Tiba-tiba Subali muncul dengan penuh rasa marah. Ternyata yang tewas adalah Mayawi, bukan dirinya. Ia pun menghajar Sugriwa sedemikian rupa. Sugriwa yang ketakutan segera melarikan diri ke Gunung Reksyamuka, di mana Subali tidak berani mengejarnya.
Kisah perselisihan Subali dan Sugriwa menurut versi [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]] tersebut cukup berbeda dengan versi aslinya. Menurut versi ''[[Ramayana]]'', sejak awal Subali sudah menjadi raja di [[Kerajaan Kiskenda]]. Kemudian datang seorang [[Rakshasa]] bernama [[Dundubi]] yang manantangnya adu kesaktian. Dalam pertarungan itu Dundubi berhasil dikalahkan. Ia melarikan diri sampai ke Gunung Reksyamuka tempat pertapaan Resi Matangga. Di pertapaan itu Subali membunuh Dundubi. Resi Matangga marah karena pertapaannya dikotori. Ia pun mengutuk Subali akan mati jika berani menginjakkan kaki di Gunung Reksyamuka.
 
Subali kemudian bertemu saudara Dundubi yang bernama Mayawi. Keduanya pun bertarung. Mayawi kalah dan melarikan diri ke dalam gua. Subali terus mengejarnya. [[Sugriwa]] ikut mengejar namun menunggu di luar gua. Ia mendengar suara raungan kakaknya dan melihat darah mengalir keluar gua. Sugriwa sedih dan mengira Subali telah tewas. Sugriwa kembali ke Kiskenda dan didesak rakyatnya untuk menjadi raja baru menggantikan kakaknya. Tiba-tiba Subali muncul dengan penuh rasa marah. Ternyata yang tewas adalah Mayawi, bukan dirinya. Ia pun menghajar Sugriwa sedemikian rupa. Sugriwa yang ketakutan segera melarikan diri ke Gunung Reksyamuka, di mana Subali tidak berani mengejarnya.
 
== Kematian ==
[[Berkas:Vali ram.jpg|right|240px|thumb|Subali terbunuh di tangan Rama. Sebuah lukisan dari [[India]], dibuat pada zaman kekaisaran Mughal, sekitar abad ke-16.]]
[[Sugriwa]] bersembunyi di Gunung Reksyamuka ditemani [[Hanoman]] yang setia kepadanya. Hanoman berhasil mempertemukan Sugriwa dengan [[Sri Rama]], seorang pangeran dari [[Ayodhya]] yang kehilangan istri karena diculik oleh [[Rahwana]]. Keduanya pun mengadakan kesepakatan,. Rama akan membantu Sugriwa memperoleh kembali takhta Kiskenda, sedangkan Sugriwa berjanji akan membantu Rama menyerang tempat tinggalnegeri Rahwana.
 
Sesuai rencana, Sugriwa pun datang ke istana Kiskenda untuk menantang Subali bertanding. Subali yang marah hendak menghadapi Sugriwa, namun dicegah oleh [[Tara (Ramayana)|Tara]], istrinya. Tara mencurigai Sugriwa yang dulu pernah kalah tapi kini tiba-tiba berani datang untuk menantang bertarung. TetapiNamun Subali tidak menghiraukan nasihat istrinya itu. Ia memilih keluar untuk melayani tantangan adiknya. Antara Subali dan Sugriwa pun segera terlibatterjadi pertarungan sengit. Dari kejauhan, [[Rama]] yang ditemani adiknya, [[Laksmana]], serta [[Hanoman]], membidikkan panah ke arah Subali. Namun ia merasa bingung membedakan kedua [[wanaraWanara]] kembar tersebut. Sugriwa yang kewalahan memilih melarikan diri. Rama datang menemui Sugriwa yang marah-marah karena merasa dikhianati. Rama mengaku bingung dan takut salah menyerang. Sugriwa pun dimintanya menantang Subali sekali lagi dengan menggunakanmengenakan kalung untaian bunga sebagai penanda (dalam pewayangan Sugriwa diminta memakai kalung janur kuning).
[[Sugriwa]] bersembunyi di Gunung Reksyamuka ditemani [[Hanoman]] yang setia kepadanya. Hanoman berhasil mempertemukan Sugriwa dengan [[Rama]] yang kehilangan istri karena diculik oleh [[Rahwana]]. Keduanya pun mengadakan kesepakatan, Rama akan membantu Sugriwa memperoleh kembali takhta Kiskenda, sedangkan Sugriwa berjanji akan membantu Rama menyerang tempat tinggal Rahwana.
 
Sugriwa kembali menantangbertarung melawan Subali. Keduanya pun terlibat pertarungan sengit kembali. Saat Sugriwa terdesak danuntuk yang hampirkedua kalahkalinya, Rama muncul dan melepaskan panahnya ke dada Subali. Subali pun roboh tak sempat menghindar. Subali yang sekarat dalam keadaan marah menghina Rama sebagai kesatria pengecut yang tidak tahu ''dharma''. Mendengar penghinaan tersebutitu, Rama menjelaskan bahwa Subali sebenarnya telah berdosa, karena apabila masih suci, panah sakti milik Rama tidak akan mampu menembus kulitnya, bahkan senjata tersebut akan berbalik menyerang Rama. Setelah mendengar penjelasan yang panjang lebar dari Rama, Subali menyadari dosa-dosa dan kesalahannya kepada Sugriwa. SubaliIa pun meminta maaf dan meminta agar Sugriwa merawat putranya yang bernama [[Anggada]] dengan baik. Subali juga merestui Sugriwa menjadi raja Kiskenda. Setelah itu, ia pun akhirnya meninggal dunia.
Sesuai rencana, Sugriwa pun datang ke istana Kiskenda untuk menantang Subali bertanding. Subali yang marah hendak menghadapi Sugriwa, namun dicegah oleh [[Tara (Ramayana)|Tara]], istrinya. Tara mencurigai Sugriwa yang dulu kalah kini tiba-tiba berani datang untuk menantang bertarung. Tetapi Subali tidak menghiraukan nasihat istrinya itu. Ia memilih keluar untuk melayani tantangan adiknya. Subali dan Sugriwa pun segera terlibat pertarungan sengit. Dari kejauhan, [[Rama]] ditemani adiknya, [[Laksmana]], serta [[Hanoman]], membidikkan panah ke arah Subali. Namun ia merasa bingung membedakan kedua [[wanara]] kembar tersebut. Sugriwa yang kewalahan memilih melarikan diri. Rama datang menemui Sugriwa yang marah karena merasa dikhianati. Rama mengaku bingung dan takut salah menyerang. Sugriwa pun dimintanya menantang Subali sekali lagi dengan menggunakan kalung untaian bunga sebagai penanda (dalam pewayangan Sugriwa diminta memakai kalung janur kuning).
 
Sugriwa kembali menantang Subali. Keduanya pun terlibat pertarungan sengit kembali. Saat Sugriwa terdesak dan hampir kalah, Rama muncul dan melepaskan panahnya ke dada Subali. Subali pun roboh tak sempat menghindar. Subali yang sekarat dalam keadaan marah menghina Rama sebagai kesatria pengecut yang tidak tahu ''dharma''. Mendengar penghinaan tersebut, Rama menjelaskan bahwa Subali sebenarnya telah berdosa, karena apabila masih suci, panah sakti milik Rama tidak akan mampu menembus kulitnya, bahkan senjata tersebut akan berbalik menyerang Rama. Setelah mendengar penjelasan yang panjang lebar dari Rama, Subali menyadari dosa-dosa dan kesalahannya kepada Sugriwa. Subali pun meminta maaf dan meminta agar Sugriwa merawat putranya yang bernama [[Anggada]] dengan baik. Subali juga merestui Sugriwa menjadi raja Kiskenda. Setelah itu, ia pun akhirnya meninggal dunia.
 
== Reinkarnasi Subali ==
Menurut [[susastra Hindu]], karena [[Rama]] telah membunuh Subali, maka Subali pun bereinkarnasi dan membunuh [[awatara|inkarnasi]] [[Wisnu]] pada kehidupan selanjutnya. Konon ''[[atma]]'' Subali [[reinkarnasi|terlahir kembali]] sebagai seorang pemburu bernama Jara pada zaman ''[[Dwapara Yuga]]''. Tokoh Jara inilah yang kemudian membunuh [[awatara]] [[Wisnu]] pada zaman tersebut, yaitu [[Sri Kresna]] meskipun tanpa sengaja. Setelah Jara melepaskan panahnya dan melukai kaki Kresna, Kresna [[moksa]] dan kembali ke [[Waikuntha]].<!-- Menurut buku Karmaphala dan Reinkarnasi; Penerbit Cudhamanik -->
 
Menurut [[susastra Hindu]], karena [[Rama]] telah membunuh Subali, maka Subali pun bereinkarnasi dan membunuh [[awatara|inkarnasi]] [[Wisnu]] pada kehidupan selanjutnya. Konon ''[[atma]]'' Subali [[reinkarnasi|terlahir kembali]] sebagai seorang pemburu bernama Jara pada zaman ''[[Dwapara Yuga]]''. Tokoh Jara inilah yang kemudian membunuh [[awatara]] [[Wisnu]] pada zaman tersebut, yaitu [[Sri Kresna]] meskipun tanpa sengaja. Setelah Jara melepaskan panahnya dan melukai kaki Kresna, Kresna [[moksa]] kembali ke [[Waikuntha]].<!-- Menurut buku Karmaphala dan Reinkarnasi; Penerbit Cudhamanik -->
 
== Lihat pula ==