Agama Konghucu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dikembalikan ke revisi 17968488 oleh Gervant of Shiganshina (bicara) Tag: Pembatalan |
Merapikan artikel |
||
Baris 1:
{{Untuk|filsuf bernama '''Kong Hu Cu'''|Kong Hu Cu (filsuf)}}
'''Agama
== Sejarah ==
<!--
Baris 10:
Konfusianisme muncul dalam bentuk agama di beberapa negara seperti [[Korea]], [[Jepang]], [[Taiwan]], [[Hong Kong]] dan [[Tiongkok]]. Dalam [[bahasa Tionghoa]], agama Khonghucu sering kali disebut sebagai ''Kongjiao'' (孔教) atau ''Rujiao'' (儒教).
Konghucu sebagai institusi agama di Indonesia menerapkan hal-hal berikut.
=== Agama Khonghucu pada zaman [[Orde Baru]] ===▼
Di zaman Orde Baru, pemerintahan Soeharto melarang segala bentuk aktivitas berbau kebudayaaan dan tradisi [[Tionghoa]] di Indonesia. Ini menyebabkan banyak pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa menjadi tidak berstatus sebagai pemeluk salah satu dari 5 agama yang diakui. Untuk menghindari permasalahan politis (dituduh sebagai [[atheis]] dan [[komunis]]), pemeluk kepercayaan tadi kemudian diharuskan untuk memeluk salah satu agama yang diakui, mayoritas menjadi pemeluk [[agama Buddha]], [[Islam]], [[Katolik]], atau [[Kristen]]. [[Klenteng]] yang merupakan tempat ibadah kepercayaan tradisional Tionghoa juga terpaksa mengubah nama dan menaungkan diri menjadi [[wihara]] yang merupakan tempat ibadah agama Buddha.▼
=== Agama Khonghucu pada zaman [[Orde Reformasi]] ===▼
Seusai Orde Baru, pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa mulai mendapatkan kembali pengakuan atas identitas mereka sejak masa kepemimpinan presiden KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) melalui UU No 1/Pn.Ps/1965 yang menyatakan bahwa agama-agama yang banyak pemeluknya di Indonesia antara lain Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha dan Khonghucu.▼
* Mengangkat [[Konfusius]] sebagai salah satu [[nabi]] (先知)
Baris 24 ⟶ 16:
* Menetapkan [[Sishu]] [[Wujing]] (四書五經) sebagai [[kitab suci]] resmi
* Menetapkan [[tahun baru Imlek]], sebagai hari raya keagamaan resmi
* Hari-hari raya keagamaan lainnya; Imlek, Hari lahir Khonghucu (27-8 Imlek), Hari Wafat Khonghucu (18-2-Imlek), Hari Genta Rohani (Tangce) 22 Desember, Chingming (5 April), Qing Di Gong (8/9-1 Imlek) dsb.<ref>{{Cite web|title=Konghucu Indonesia:Hari Besar|url=http://www.khonghucuindonesia.com/agama-khonghucu/hari-besar-keagamaan
* Rohaniwan; Jiao Sheng (Penyebar Agama), Wenshi (Guru Agama), Xueshi (Pendeta), Zhang Lao (Tokoh/Sesepuh).
* Kalender Imlek terbukti dibuat oleh Nabi Khongcu (Konfusius). Nabi Khongcu mengambil sumbernya dari penangalan dinasti Xia (2200 SM) yang sudah ditata kembali oleh Nabi Khongcu.{{citation needed}}
Tahun Zaman Nabi Khongcu Tahun Baru jatuh 22 Desember. 4 Februari pergantian musim dingin ke musim semi. Jadi Imlek bukan perayaan musim semi.
Perkiraan tanggal 1 imlek, rentang waktunya 15 hari kedepan dan 15 hari kebelakang dari 4 Februari tersebut.Tiap 4 atau 5 tahun sekali ada bulan ke 13, untuk menggenapi agar perhitungan tersebut tidak berubah.{{Explain}}▼
▲Perkiraan tanggal 1 imlek, rentang waktunya 15 hari kedepan dan 15 hari kebelakang dari 4 Februari tersebut.Tiap 4 atau 5 tahun sekali ada bulan ke 13, untuk menggenapi agar perhitungan tersebut tidak berubah.
▲Di zaman Orde Baru, pemerintahan Soeharto melarang segala bentuk aktivitas berbau kebudayaaan dan tradisi [[Tionghoa
▲Seusai Orde Baru, pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa mulai mendapatkan kembali pengakuan atas identitas mereka sejak masa kepemimpinan presiden KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) melalui UU No 1/Pn.Ps/1965 yang menyatakan bahwa agama-agama yang banyak pemeluknya di Indonesia antara lain Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha dan Khonghucu.
== Ajaran Konfusius ==
Baris 44 ⟶ 43:
Ajaran ini dikembangkan oleh muridnya [[Mengzi]] ke seluruh [[Tiongkok]] dengan beberapa perubahan.
== Intisari ajaran
=== Falsafah Dasar ===
1. '''Tian'''
Baris 125 ⟶ 124:
Selain itu masih ada satu kitab lagi: Xiao Jing (Kitab Bakti).
== Definisi agama menurut agama
Berdasarkan kitab Zhong Yong agama adalah bimbingan hidup karunia Tian/Tuhan Yang Maha Esa (Tian Shi) agar manusia mampu membina diri hidup di dalam Dao atau Jalan Suci, yakni "hidup menegakkan Firman Tian yang mewujud sebagai Watak Sejati, hakikat kemanusiaan". Hidup beragama berarti hidup beriman kepada Tian dan lurus satya menegakkan firmanNya.
|