Ali Sastroamidjojo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Kria1983 (bicara | kontrib)
k Corrected names of Nazir Pamuncak and Abdulmadjid Djojoadhiningrat and linked to corresponding wikipages
Baris 58:
Selain itu, Ali juga sempat menjabat sebagai Wakil [[Daftar Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia|Menteri Penerangan]] pada [[Kabinet Presidensial I]], [[Daftar Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia|Menteri Pengajaran]] pada [[Kabinet Amir Sjarifuddin I]], [[Kabinet Amir Sjarifuddin II|Amir Sjarifuddin II]], serta [[Kabinet Hatta I|Hatta I]], dan Wakil Ketua [[MPRS]] pada [[Kabinet Kerja III]], [[Kabinet Kerja IV|Kerja IV]], [[Kabinet Dwikora I|Dwikora I]], dan [[Kabinet Dwikora II|Dwikora II]].
 
Semasa bersekolah, aktif dalam organisasi pemuda, seperti halnya organisasi [[Jong Java]] (1918-1922) dan [[Perhimpunan Indonesia]] (1923-1928). Karena aktivitasnya, ia ditahan pada tahun 1927 oleh Polisi Belanda bersama-sama dengan [[Mohammad Hatta]], [[NatzirNazir Dt.Datuk Pamuncak]], dan [[AbdulAbdulmadjid MadjidDjojoadiningrat]]. Pada tahun 1928, bersama-sama dengan [[Soejoedi|Mr. Soejoedi]] membuka kantor pengacara, dan bersama [[Soekiman|dr. Soekiman]], menerbitkan majalah ''Djanget'' di [[Kota Surakarta|Surakarta]]. Kemudian ia masuk [[Partai Nasionalis Indonesia]] (PNI) pimpinan [[Bung Karno]], lalu masuk [[Gerindo]] saat PNI dibubarkan oleh [[Sartono|Mr. Sartono]]. Setelah kemerdekaan [[Republik Indonesia]] pada tahun 1945, ia masuk kembali ke organisasi PNI.
 
Setelah [[Perang Dunia II]] usai, ia meneruskan aktivitasnya di lapangan politik dan pemerintahan, antara lain menjadi Menteri Pengajaran dalam [[Kabinet Amir Syarifuddin]] (Juli 1947) dan [[Kabinet Hatta]] (Januari 1948). Ia kemudian menjabat sebagai wakil ketua delegasi Republik Indonesia dalam perundingan dengan [[Belanda]] (Februari 1948) dan menjadi anggota delegasi Republik Indonesia dalam perundingan [[Konferensi Meja Bundar]]. Setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia, ia diangkat menjadi [[Duta Besar]] Republik Indonesia di [[Amerika Serikat]], [[Kanada]], dan [[Meksiko]] (1950-1955). Selain itu, ia juga diangkat menjadi ketua umum [[Konferensi Asia Afrika]] di [[Kota Bandung|Bandung]] pada tahun [[1955]], wakil tetap Indonesia di [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] (PBB) (1957-1960), dan menjadi ketua umum [[PNI]] (1960-1966).